Catatan Dari Admin

Selamat Datang di luvly-newbie.blogspot.com

Blog ini berisikan cerita-cerita pornografi tanpa melewati proses sensor, dan ditujukan untuk kalangan 17 tahun keatas dan yang sudah menikah.

Bagi anda yang tidak termasuk kategori di atas atau anda tidak mau membaca cerita ini, segera tinggalkan blog ini secepatnya.

Semua cerita didalam blog ini merupakan hasil copy-paste dari forum-forum dan situs / blog yang berisi artikel serupa, apabila ada yang merasa tersinggung mohon dimaafkan.

DANGER...!!!
DON'T TRY THIS AT HOME!!!

Desperado First

The Fore Story I

“ Yakin nich liburan ini gak pulang “ Kalimat itu terlontar dari mulut seorang pemuda Blasteran yang sedang mengunci pintu kamar-nya di depan-ku, kami berdiri di depan pintu kamar-nya,.. Ia tampak begitu sibuk dengan koper-koper bawaan-nya, 2-3 koper yang dibawanya, ditambah lagi sebuah tas gendong berukuran sedang yang berada dipundaknya,..


“ Gak dech, gue tanggung mau pulang juga,.. Cuma berapa hari, kan ada semester extension “ aku menjawab, mungkin wajah-ku masih terlihat mengantuk,,..
“ Sepi loh Vel kost, semua pulang kan,.. Cuma ada berapa orang disini,.. “ kembali Ryan mengingatkan,.
“ Iya, gak papa koq, masih ada Cindy juga kan di Kost, gak papa lah,.. Tenang aja,.. “
“ Yakin ?? “ Tanya-nya lagi sambil menyodorkan kunci kamar-nya pada-ku,..
“ Yakin Ryan, tapi jangan lupa titipan gue ya,.. “ Ingat-ku,..
“ Ok, tenang aja, mungkin besok kali ya,.. “ Mengangkati koper didekatnya,..
“ Yawda gapapa tapi jangan lupa ya Ry,.. “ Aku mengangkat satu koper yang agak kecilan membantunya membawa koper-koper itu sampai ke depan Taxi yang dipesannya,..

“ Thanx Vel,.. “ setelah aku menyerahkan kopernya yang tadi kubawa,..
“ Sama-sama, jangan lupa oleh-olehnya ya,.. he he “
” Dasar lu, iya,.. Ati-ati lu sama Cindy ya disini,.. “ Ingatnya dari dalam Taxi,..
“ Iya Ryan, yawda sana Ati-ati juga dijalan ya,.. “ Ingat-ku sambil melambai ke Taxi yang mulai melaju itu,..

Yang tadi itu namanya Ryan, Ryan Calvin Kakak kelas-ku sejak di SMA dulu di Daerah, sampai sekarang tapi dia sudah menyelesaikan kuliahnya 2 tahun yang lalu, sedangkan aku yang memang lebih muda 3 tahun darinya masih begitu sibuk menyelesaikan Tugas-tugas kuliah-ku, Incaran gadis-gadis di sekolah sampai ke Universitas ini, wajah Indo ditambah tinggi yang menunjang dan juga kantong yang lumayan tebal, idaman semua wanita di dunia kan..

Nama ku sendiri Velicia Therin, 20 tahun Mahasiswi semester 6 di perguruan tinggi swasta ini, dan gak salah juga kalau bisa dibilang aku juga suka sama Ryan itu,.. ya gapapa lah, toh dia juga jomblo,.. aku menaiki tangga kembali ke kamar Ryan aku memasuki kamarnya yang berantakan,.. Baju yang berserakan dimana-mana, dan satu-satunya yang selalu ada di tempatnya foto seorang cewek yang bernama Cheryl,..

Tadi udah sempet aku bilang kan, dia Jomblo dan Cheryl ini bukan cewek-nya Ryan, bisa dibilang cinta terpendamnya, Cheryl pacar sahabatnya sendiri, Ray Arthur Richard, biasanya kita orang panggil dia Ray,.. sama dia juga kakak kelas-ku waktu SMA dulu, tapi dia pindah sekeluarga ke Jakarta ini,..

Dari kacamata-ku Ray bukan-lah seseorang lelaki yang lebih baik dari Ryan, tapi memang ada sesuatu yang terjadi diantara mereka berdua dan aku Cuma tau sepintas masalah ini,..

Cheryl ?? Gak cantik juga, cantik sich tapi gak terlalu gimana gitu,.. mungkin lucu ya dengan tubuhnya yang imut-imut dan pipi yang chubby, tapi bukan berarti dia lebih cantik dari aku, toh beberapa mantan-ku pun bilang seperti itu, aku lebih tinggi dari dia, rambut panjang yang kubiarkan terurai, dan aku memang lebih sexy dari Cheryl he he he..

Ah so what ever lah, toh gak ada guna-nya juga cerita begini, aku pun menjatuhkan tubuh-ku diatas SpringBed Ryan, hmm nyaman, aku mencari remote televisi dihadapan-ku, entah terselip kemana sampai aku menemukannya diantara tumpukan buku-buku-nya, aneh koq bisa sampai disitu, jaraknya kan jauh dari ranjang,..

Acara pagi di masa liburan sekarang isinya sama semua film kartun buat anak-anak, malas rasanya menonton acara macam begitu, apalagi angin semilir dari AC kamar Ryan membuat aku mengantuk dan tertidur pulas,..

Entah sudah berapa lama aku tertidur, sampai aku mendengar suara seseorang memanggilku didepan sana,..

“ Veee, Veeeelll “ Panggil suara itu, sayup-sayup kudengar
“ Hah ?? Gue disini, dikamar Ryan Cin,.. “ Pasti Cindy gak ada penghuni lain yang tersisa lagi di sini,..
“ Heh, ngapain lu disitu ?? hehehe “ Tanya-nya,..
“ Ach, bawel aja lu, makan yuk, laper nich gue,.. “ jawab-ku masih berbaring diatas kasur Ryan,,.

“ Iya, gue juga laper, tapi tar lagi dech, mandi dulu yuk,.. ?? mumpung kosong hehehe “ Cindy tersenyum, mengajak-ku kembali melakukan ide gila-nya,..
Dasar gila pikir-ku, aku pun mengganguk setuju, meski masih sedikit mengantuk,..

Perlahan aku bangun dari tempat tidur Ryan, sementara Cindy sudah menunggu didepan kamar,..Duh kuncinya kutaruh dimana lagi,..sementara Cindy menunggu-ku dengan tak sabar dan guratan senyuman nakal diwajahnya,..

“ Tar, gue konci dulu kamarnya,..mana tadi koncinya,..” aku menggerutu smabil mengingat-ingat,..Rasanya tadi kutaruh di,..

Aha itu dia diatas meja, aku pun mengunci kamar Ryan dan mengikuti Veli turun, ke kamar kami di lantai 2, aku masuk ke kamar-ku terlebih dahulu,.. duh lucu ya kamar-ku yang kutempeli banyak gambar spogebob,.. Cindy sendiri ke kamarnya mengambil handuk katanya tadi,..

Aku pun memeriksa air hangat yang sempat mampet kemarin malam, ah hari ini berfungsi normal, saat kurasakan semburan air hangat ke tangan-ku itu, tanpa kusadari Cindy sudah berdiri di dalam kamar-ku, aku melemparkan senyuman nakal padanya, ia perlahan ia mendekat sambil menggantungkan handuk Pooh-nya di dalam kamar mandi-ku,..

Sedikit nakal dia dengan daster tipis yang jelas memamerkan Bra didalam-nya yang tersamar tipis membalut kulit putihnya,..warna biru tua bra-nya tercetak jelas dari balik daster yang dikenakannya itu,..

Ia membelakangi-ku saat kami membuka daster yang kami pakai, berlagak tak sengaja kau mencabut kait bra yang dipakainya membuat sepasang payudaranya menggantung lepas tanpa penyangga,..

Payudara Cindy begitu putih mulus, dengan puting payudara yang mungil tangannya menyilang secara reflek menutupi kedua payudaranya yang menggantung itu,..

“ Kaget.. ?? “ Ejek-ku sambil tertawa,..
Tangan-ku meremas gemas payudara Cindy dari belakang, tubuh Cindy bergetar saat perlahan kumainkan putingnya dengan jepitan jemari-ku,.. Ia menggigil perlahan, aku memeluknya sambil merapatkan dada-ku di punggungnya..

Sesekali aku meniup dan menjulurkan lidah-ku ke telinganya membuat Cindy kian menggelinjang-gelinjang, tiba-tiba ia meraih tangan-ku dan berbalik, tangannya menarik bra-ku tanpa bisa kucegah, membalas dia rupanya,..

“ Awas ya,.. “ Katanya kepada-ku sambil tersenyum manja,..
Aku menatapnya nakal dengan payudara-kuyang kini sama-sama mnggangtung bebas,.. pelahan aku menarik puting Cindy membuat dia mendesis,.. sebelum kemudian membalas menarik putting payudara-ku,..

Air panas yang mengalir membasahi tubuh kami, termasuk celana dalam yang masih kami pakai membuat suasana kian bertambah panas, sesekali dengan sengaja kami menggesekan puting kami, rasanya seperti ada setruman-setruman listrik yang menggundang denyut birahi,..

“ Buka Vell,.. “ bisiknya menunjuk manja ke celana dalam ku yang sudah basah,.. aku pun menuruti kemauan-nya meloloskan celana dalam itu dari selangkangan-ku,.. Cindy terkekeh menatap kemaluan-kuyang mulus tanpa bulu kemaluan,..

“ Diapain Non,.. he he he “ Ia tertawa,..
“ Heh, dasar lu ya, ini juga kan gara-gara lu,.. “ Aku mencubit lengan Cindy,..
“ Ha ha ha, ampun ampun, tubuh Cindy sudah basah oleh air hangat yang mengucur dari kamar mandi-ku,..
“ Buka ah,.. “ Pinta-ku sekarang,

Cindy pun menurunkan celana dalam yang dipakainya,.. segera kutarik shower kamar mandi-ku dan kupasang kencang-kencang yang langsung kuarahkan ke selangkangan Cindy,..

Ia menggeletar-geletar, seperti menikmati serbuan air hangat yang membanjur selangkangan-nya itu, matanya merem melek, sambil perlahan mendesis nikmat, aku tertawa menyaksikan reaksinya,..

Beberapa kali Cindy berusaha merebut Shower itu dari gengaman-ku, namun berulang juga berhasil ku pertahankan,..aku mendekat kebelakangnya dan menggerakan jemariku menjelajahi vagina-nya,.. aku mencari dan meraih bibir vagina-nya itu, perlahan kuselipkan jemari-ku diantara belahan vagina-nya sambil sesekali menurutnya dengan perlahan,..

Aku meraih clitorisnya dan memijit bagian sensitivenya, benar saja Cindy langsung mendesah merasakan sentuhan jemari-ku diselangkangannya, ia menyenderkan tubuh-nya kepada-ku sementara jemari-ku terus memainkan bagian sensitivenya tersebut,.

Semburan air hangat ditambah sentuhan-sentuhan jemari di selangkangannya, membuat Cindy tak bertahan lama,..

“ Oughhh, ehmm.. “ Ia mendesah dalam telinga-ku,..
Aku mencium nakal, melumat bibir Cindy, Cindy membalas ciuman-ku sementara perlahan jemarinya ikut active meremas-remas payudara-nya sendiri, seseklai ia memilin puting payudaranya yang setengah basah, andai ada kamera yang mengabadikan keadaan yang benar-benar erotis ini,..

Cindy melenguh-lenguh hebat, sementara aku ‘membantu-nya’ dengan terus memainkan jemari-ku merangsang kemaluanya, itu, terlebih saat kuselipkan jemari-ku dalam vagina-nya ia mendesis hebat merasakan jemari-ku didalamvagina-nya,..

Hangat, itu yang kurasakan didalam sana,.. perlahan jemari-ku mulai bergerak keluar masuk dalam vagina-nya yang mulai basah, aku terus mencium Cindy sementara ia masih memainkan jemarinya merangsang payudara-nya sendiri,..

Tiba-tiba tubuh Cindy gemetaran, kurasakan perlahan ia mengigil saat cairan hangat menyembur dari dalam selangkangannya itu, ia mendesah hebat ditengah getaran tubuhnya, ia mencapai klimaks yang begitu dahsyat, tubuhnya gemetaran berdiri dalam pelukan-ku,..

Perlahan ia bergerak menuju kloset,.. menutupnya sebelum duduk diatasnya, nafasnya memburu, sebelum akhirnya berkata,..
“ Sialan lu ya, awas nanti gue bales,.. “ Mengancam namun dengan senyuman di wajahnya,..

“ Ah udah ah,.. he he he,.. “ Aku menyemprotkan lagi air hangat kewajahnya, mencairkan suasana,..

Aku berdiri di depan kamar Cindy, menunggunya keluar sebelum aku melangkah masuk karena terlalu lama menunggu, perlahan kuketuk pintu kamarnya yang terkunci,..

“ Dah ?? “ Tanya-ku sambil berjalan masuk ke kamar-nya,..
Cindy mengganguk, aku mengambil dompetnya dari meja belajarnya, biar cepat pikir-ku,perut-ku sudah lapar, namun aku menatap nakal padanya,..
“ Coba gue liat dulu, lu pake celana dalem gak ?? “ aku menyuruhnya membuktikan, kegilaan yang kami rencanakan,..

“ Ah , gue mau liat lue dulu, kan yang punya ide elu.. “ Cindy menyuruhku lebih dahulu,..
“ Iya-iya nich liat dech, gue sich gak akan bohong... “ sambil memelorotkan celana jeans mini-ku,..memperlihatkan daerah kemaluan-ku yang polos tanpa celana dalam,.

“ Nah, mana lu ?? Pa ga berani hah ?? “ aku tertawa menantangnya ..
Cindy tak mau kalah dan membuka celana pendek-nya,.. Aku tau benar sifat Cindy yang gak pernah mau ngalah,..

“ Hehehe, gitu donk , ya udah jalan yuk Cin,.. “ Ajak-ku
Cindy- pun mengunci kamar-ku sambil mengikuti langkah-ku menuruni tangga,..

Singkat kata, setengah jam kami mencari makanan , lebih tepatnya tukang makanan gak ada satu pun tenda ataupun gerobak yang biasanya mangkal di daerah sini, dari ujung sampai ujung, semuanya tutup,..Ampun dech susah banget cari makan lagi libur gini,..Mana sudah jam 3 sore lagi,..perut-ku rasanya makin melilit,.berbunyi gak karuan,..

“ Dah, makan di Ring’s aja yuk.. “ Cindy memberikan satu ide gilanya,..
“ Hah ?? lu yakin ?? “ Aku bertanya-tanya,..
“ Iya, gak ada makanan gini.. “ Jawabnya sambil memegangi perutnya,..
“ Kita kan no Undiess. “ Aku mencoba menyadarkan-nya,.. “ Lu mau bikin orang Mupeng aja ya ?? “ Aku tersenyum..

“ Ok siapa takut,. “ Kayaknya, dia nantangin nich,.., ..
Cindy terdiam sejenak sebelum akhirnya mengganguk,..s ambil tersenyum kecil..

Kami pun berjalan kearah Ring’s, sebuah pusat jajanan, dan makanan yang hanya sekitar 10 menit dari tempat kost kami, sejenak kami berdua menghentikan langkah, tegang rasanya, wajah-ku pasti pucat pasi, seperti wajah Cindy yang pucat tak karuan, aku teringat kalau aku sama sekali tak mengenakan Bra, meski kaus yang kugunakan cukup longgar, tapi aku takut juga kalau sampai ada seseorang yang menyadarinya,..

Perlahan kami memasuki daerah yang padat dengan pencari makanan itu, rasanya mata-mata mereka tertuju pada kami berdua, entah memang seperti itu, atau hanya sebuah perasaan kami saja, yang pasti aku ingin secepatnya duduk, dan duduk di tempat paling pojok,..

“ Vell, dah disitu aja.. “ Cindy menunjuk sebuah tenda makanan Italia, yang agak sepi..
“ Yawda, ayo ayo,.. “ Aku langsung mengiyakan, apalah perut sudah selapar ini makanan apapun pasti terasa nikmat,..

Kami berdua berfikiran sama dan sengaja memilih tempat paling pojok di tenda itu...Memesan makanan Pizza personal, salad, dan sup + 1 pitcher coca-cola,..begitu datang kami langsung menyerbu makanan itu, entah lapar atau kami ingin secepatnya kembali ke kost, daripada tegang gak karuan seperti ini,..

Sekitar 1 jam akhirnya kembali ke kamar kost tercinta,..kami tertawa terbahak-bahak,..
“ Hahaha, gila lu ya.. “ Kujewer kuping Cindy sambil tertawa-tawa,..
“ Lu kali… Weee “ Dia balas mencibir-ku..
“ Dah ah. Gila tegang banget ga mau lagi dech gue kayak gini,.. “
“ Ya iyalah,.. lu kira gue mau,.. “ Sambil merebahkan diri di kasur-ku,..

Aku ikut melompat naik, sambil menarik satu stik PS-ku.
“ Mau maen PS gak ?? “ Ajak-ku,..
“ Yawda maen aja, daripada BT gini,.. “

Akhirnya kami mengisi hari itu dengan bermain PlayStation, game cewek sich,.gak kerasa beberapa jam berlalu, sambil bermain ami menyantap makan malam kami, Spaggheti yang tadi kami bawa pulang,..Untuk satu jam kedepan kami masih bermain berdua sambil ngerumpi dan bicarain tentang cowo-cowo and temen-temen di kampus, tapi lama-lama,, sebelum tanpa sadar aku mulai tertidur,..

Aku terbangun tiba-tiba,.. suara yang membangunkan-ku dengan keras,. Kulihat seseorang berdiri di muka pintu kamar-ku,. Seorang lelaki yang tubuhnya tidak terlalu tinggi, aku menatap ngeri, wajahnya yang tertutup topeng seolah menatap-ku dengan kebuasannya,.. aku terdiam, ingin berteriak namun rasa takut menguasai diri-ku,

“ Gak usah pake teriak !! “ Bentak lelaki bertopeng itu
Aku tak berani berteriak, namun dari arah belakangnya datang 2 orang lelaki lagi, 3 yang satunya adalah Cindy yang tengah menangis ketakutan,.. dalam kebinggungan aku berteriak tanpa sadar,..

 The For Story II

“ TOLOOOOOONG !!!! “ Jerit-ku, namun si pendek itu meloncat kearah-ku, tangannya menutup mulut-ku, sedangkan pisau lipat yang digengamnya di arahkan ke leher-ku,..

“ Mau mati lu Hah !!! “ ancamnya
Aku menghentikan teriakan-ku, terkuasai oleh rasa takut yang menguasai diri-ku, orang itu mengikat-ku, sama dengan Cindy yang diikat oleh si jangkung,..

Sementara seseorang yang bertubuh kekar yang terlihat seperti pimpinan mereka itu mengacak-acak lemari-ku, sambil memasukan Ponsel dan barang-barang berharga-ku lainnya dalam tas-nya,.. si jangkung keluar dari kamar-ku, dan kembali dengan membawa barang-barang dari kamar Cindy,..

Semua yang mereka kira berharga dimasukan dalam tas mereka, aku dan Cindy hanya bisa diam, sementara Cindy mulai menangis ketakutan, aku masih berusaha tegar meski makin lama kian ketakutan melihat kebuas-an mereka,..

Puas menguras barang-barang dari kamar kami mereka tampak tersenyum-senyum, ada yang salah dengan tatapan mereka, bagaikan seekor binatang yang melihat mangsanya,..

“ Wah cakep-cakep ya boss,.. “
Si boss hanya menatap kami berdua sesaat,..
“ Mau lu orang ?? “
“ Boleh boss ?? “ tanya si Jangkung,..
“ Pake aja,.. tapi bagi gue satu,.. “ Si Boss terkekeh,..

Ucapan mereka begitu santai, seolah tak memikirkan kami sama sekali, bagaikan kami berdua adalah makanan yang bisa kapan saja mereka bagi,.. Namun aku tak memperdulikan kata-kata mereka, namun ketakutan akan apa yang akan mereka perbuat pada kami berdua,..

Mereka sibuk sendiri, sampai si boss menujuk kearah kami, bukan kea rah cindy sepertinya,.. karena kedua yang lain menuju kearah-ku,.. desir-desir ketakutan membuat-ku tak banyak melakukan perlawana, perlahan keduanya menyeret-ku ke dalam kamar mandi,..

Kedua perampok itu mengangkat tubuh-ku dengan kasar, perlahan mereka menarik-ku, namun cara mereka menarik-ku itu sukup kasar hingga meninggalkan bekas merah di pergelangan mereka menarik-ku hingga kedalam kamar mandi sebelum menutup pintu kamar mandi itu dengan kasar,.. sesaat
sebelum pintu kamar mandi itu terkunci, aku masih dapat melihat dengan jelas, tubuh Cindy yang mulai digumuli oleh Pimpinan Perampok itu,..

Dalam ketakutan seperti itu, aku berusaha mengumpulkan keberanian untuk kembali berteriak,. Namun lagi-lagi kalimat-kalimat ancaman mereka menghancurkan keberanian-ku, pisau yang mereka angkat itu membuat-ku ketakutan, sementara Si pendek kembali mengancam-ku dengan kasar,..

“ Heh, awas kalo lu berani teriak ya,.. “ Ancamnya sementara pisau ditangannya melingkar di leher-ku,.. aku menjawabnya dengan anggukan perlahan, tak ada lagi yang bisa kulakukan,..

Perampok itu mulai melepaskan ikatan-ku, namun belum sempat aku menikmati kebebasan-ku, tangan mereka telah menapak ditubuh-ku, aku mendesir ketakutan sementara entah tangan siapa di belakang sana tengah meremas bokong-ku,.. tawa mereka ditambah seringai yang mengerikan itu membuat-ku kian ketakutan, aku takut, aku takut kalau mereka benar-benar akan memperkosa-ku,..

“ Pak, tolong pak, tolong lepasin saya, saya masih punya uang tabungan,.. “ Aku memohon sekali lagi,..

“ Ah non, uang tuch bisa dicari, tapi kapan lagi bisa nikmatin yang kaya non gini,.. “ Si jangkung menjawab sambil mencium pipi-ku, aku kian ketakutan,..

“ Neng tau gak, dari saya masih bujangan sampe punya anak 3 tuch dah jadi mimpi saya nikmatin tubuh Mahasiswi kayak non gini,. “ Lanjut si Jangkung,..

“ Udah lu kelamaan, gak liat nich toket hahaha,.. “ Si Pendek meremas payudara-ku dari belakang, tak ada lagi yang bisa kulakukan, hanya rona-rona kepasrahan yang ada di kepala-ku,.. sementara tangan mereka kian berani menjamahi tubuh-ku,..

“ Pak tolong pak, jangan … “ Renggek-ku lagi

Namun tangan si Pendek malah menyela masuk dalam pakaian-ku, aku meringis ketakutan sementara perlahan tangan itu mulai meremas dada-ku, mencari puting-ku sambil menarik-nariknya dengan penuh nafsu, meremas payudara-ku dengan kasar yang membuat-ku meringis ketakutan,..

Si Jangkung menarik lepas baju-ku, sepasang payudara-ku menggantung lepas,.. dalam tawanya
Jangkung mencium payudara-ku, sambil menjilati daerah seputar putting-ku, aku menangis ketakutan, namun sentuhan lidahnya yang basah itu ditubuh-ku itu mulai membuat-ku merinding,..

Sementara si Pendek tampak mengalah dan mulai merenggangkan paha-ku,.. ia membuat-ku menyender di dinding, sementara tangannya kini mulai menempel di selangkangan-ku, tangannya menyela dalam celana-ku, sebelum kemudian tertawa lebar,..

“ Gila, gak pake celana dalem, lagi liat nich kung,.. “ Si pendek tertawa sambil memelorotkan celana-ku,..

“ Wah gila, mana jembutnya non,.. hahaha,… “ keduanya tertawa yang membuat telinga-ku terasa panas,..

Wajah-ku jelas memerah, saat mereka mengomentari seperti itu, aku tecekat saat sebuah jemari menempel di bibir vagina-ku itu, aku melihat jari-jari itu mulai menyelip diantara bibir kemaluan-ku itu, mengorek di dalam sana sesaat kemudian menyenuh clitoris-ku yang membuat ku kian merinding tak karuan,..

“ Enak Non ?? “ tanya si Pendek,..
Aku jelas enggan menjawabnya, meski tak memungkiri kenikmatan yang mulai menjalari tubuh-ku,..

“ Enak mana sama yang ini non?? “ Lidahnya keluar menyentuh bibir vagina-ku, aku merinding tak karuan dibuatnya,.. sementara kenikmatan itu mulai membuat-ku tak sadar dengan reaksi-ku sendiri, tak ada lagi perlawanan-ku untuk tak mendesah, aku memasrahkan diri-ku digumuli mereka, lidah si Pendek yang kian memangsa tubuh-ku dan si Jangkung yang tengah menjilati sampai menghisap payudara-ku,..

Jangkung yang meremas payudara-ku hingga mulai memerah, ditambah lagi lidah dan hisapannya di payudara-ku, meremas perlahan sebelum kemudian melumat payudara-ku,.
“Jangan pak ampun” Namun kata-kataku sama sekali tidak digubris mereka, Jangkung masih sibuk memainkan putingku yang kini sudah memerah dan mulai menegang menikmati permainan, birahi ku mulai naik, apa lagi Si Pendek yang mulai menjilati kemaluan ku, sambil sesekali mengigit dan menghisap clitorisku, aku tak menyangka perlahan kian lama kian melayang aku dibuat mereka,..

Perlahan aku mulai mendesah, aku tak kuasa lagin menekan keinginan yang seolah ingin melompat dari mulut-ku itu..Tubuhku begitu menikmati sensasi ini, sensasi yang begitu dahsyat yang seolah-olah belum pernah kurasakan sebeklumnya,..

Tangan-tangan kasar mereka yang menjamahiku, jilatan-jilatan lidah mereka, ataupun cemoohan mereka yang mulai terbiasa ditelinga-ku, justru membawa nafsuku kian dalam, kian melayang dibuatnya,..Perlahan suka atau tidak aku mulai terbiasa dengan keadaan ini,..

Si Jangkung yang sendari tadi berusaha mencium-ku kali ini sengaja kubiarkan menciumku, kubiarkan dia mencumbu-ku, lidahnya yang menyela masuk dalam mulutku, meski mulutnya yang bau itu begitu mengganggu, namun aku belajar untuk menikmati aroma itu,..

“ Masih bisa bilang ga mau non dah becek begini ” seru si Pendek, sambil mengangkat jemarinya yang sudah basah oleh cairan kemaluanku,..

Aku diam tak menjawab, aku benar-benar binggung dengan diri-ku sekarang terlebih aku pun masih berharap semua ini akan berakhir secepatnya,.. meski sesekali aku mengkawatirkan keadaan Cindy, namun aku sadar keadaan-ku sekarang pastilah sama terjepitnya dengan Cindy di depan sana,..
Dan semua itu terjadilah,.Si Jangkung yang sejak tadi sudah terlihat begitu tak sabar, segera membalikan tubuh ku, dia duduk diatas kloset dan segera menundukan tubuhku,memberikan akses pada si Pendek untuk melanjutkan aksinya dengan ganas dia menjilati putingku, sesekali dia mengigit putingku itu, menambah sensasi yang kurasakan..Terlebih Pendek mulai memasukan jemarinya dalam kemaluanku, dengan kasar dia mengaduk kemaluanku,..

“ Aaah, pak, aduh,..ah…” Tubuhku mulai memberontak, tubuhku mulai mengakui kenikmatan yang diebrikan oleh dua orang perampok ini,.,Sementara tubuhku mulai bergetar-getar aku dapat merasakan bagaimana lidah dan tangan mereka saling menyelip di dalam vaginaku, ataupun lumatan tangan mereka yang meremas payudaraku itu,..

Tubuhku kian menegang, dan mulai bergetar, tak lama.. aku mulai tak kuasa mengendalikan kenikmatan yang kurasakan, ada sesuatu yang seolah ingin meledak dalam diri-ku, aku mendesis menahan kenikmatan itu, berusaha bertahan sebelum kemudian kenikmatan itu tak lagi terbendung, tubuhku bergetar hebat,…

“ Uaghhhhh,… hmmmm “ aku mendesah hebat sementara tubuh-ku mengelepar, kurasakan dibawah sana, kemaluan-ku mulai meneteskan cairan cinta yang disambut tawa mereka…

” Nah apa gua bilang juga kung, cewe-cewe mahasiswi disini tuch perek semua..hahaha” Kata si pendek, yang seolah membakar telingaku,..Beribu penyesalan muncul dalam diriku, kenapa aku tidak ikut pulang saja tadi, tentu aku tak perlu mengalami ini, belum lagi rasa bersalahku pada Cindy, karena aku yang mengajaknya untuk tetap tinggal bersamaku selama liburan..Andai tidak, mungkin kejadian ini tak kan terjadi pada kami berdua,..

Jangkung dan pendek mulai membuka seluruh pakaian mereka, yang tersisa hanya topeng hitam yang mereka kenakan, menutupi wajah mereka,..aku yang terjongkok di lantai hanya bisa menatap penis-penis yang mengacung tepat dihadapanku, Penis-penis itu berukuran besar, aku tercekat menyaksikan sepasang penis yang akan segera merobek tubuhku nanti,..

” Heh, jangan bengong aja, ngapain kek lu ” Kata pendek sambil mengacungkan penisnya kehadapanku, dalam kebinggungan dan ancaman aku meraih penis itu sebelum perlahan aku mulai mengocok penis itu, urat-uratnya yang nyata tertampak pada batang kemaluannya itu menambah kesan perkasa pada penis itu, bulu kemaluan yang lebatpun mengelilingi penis itu,…

Aku pun mengocok penis itu dengan tangan kiriku, karena Jangkung meminta aku untuk mengocok penisnya, Penis Jangkung sama dengan tubuh pemilikinya jauh lebih panjang dari penis Pendek, namun tidak sekeras milik Pendek,..Tak terpuaskan oleh hanya sekedar kocokan tangan dari-ku, dengan paksa mereka mulai memintaku mengoral mereka, Pendek yang pertama memulai dengan menyodor-nyodorkan penis miliknya itu ke mulut-ku,.aku berusaha menolak merasakan jijik melihat sepasang penis mereka itu,.. namun mereka menahan mulut-ku, sementara Pendek menyodokan penisnya dalam mulu-ku,.. Bau itu yang pertama kurasakan sebelum rasa jijik menguasai diri-ku,.. merasakan rasa asin pada batang kemaluan itu,..

” Aduh mank beda ya kerjaan mahasiswi, bini gua aja ga mau ngemut kontol gua…” Ejek si Pendek, padahal mereka yang memaksa-ku tadi
” Kung lu cobain memeknya,..Wangi banget tuch..”
“ Yang bener lu??? ” Ujar Jangkung, dia segera mengangkat pantat-ku, dan menciumi vaginaku,..
” Iya, wangi banget, sempit lagi..hehehe ”…Jangkung melanjutkan kata-kata-nya…


Lidah Jangkung menyela, tak lagi dua penis yang harus kulayani, karena Jangkung merunduk sekarang, aku mengangkangi wajahnya sementara masih sibuk mengoral penis Pendek,. Kini aku mengoral dan di Oral oleh mereka, Desahan ku dan desahan si Pendek saling berganti, penis Pendek yang kekar dan di sunat itu merupakan pengalaman baru bagiku, terlebih saat lidahku memainkan kepala penisnya itu, kepala penisnya yang bagaikan helm itu terasa keras, namun juga berdenyut-denyut aneh yang membuatku, berulang kali menjilati kepala penisnya itu penasaran,.. namun jelas bagi orang-orang seperti mereka itu akan disalahartikan,..

“ Gila Kung,.. ketagihan kontol gue nich cewek hahaha,.. “ Memerah lah wajah-ku diledek seperti itu,..

Korekan di Vaginaku membuat aku semakin bernafsu mengoral penis Pendek makin ganas,..
Jilatan dari Jangkung pun makin ganas, seperti saat mencumbui ku, Dia terlihat sangat lihai memainkan lidahnya…Sambil mengorek vaginaku, dia terus menjilati dan menghisap clitorisku, Aku hanya bisa merem melek menikmatinya..Aku melampiaskan kenikmatan itu, dengan mengoral penis Pendek…

“ Ah pak….Aaaah.. ” untuk kedua kalinya aku berorgansme, kakiku, tak kuasa untuk menopang tubuhku lagi, sensasi itu begitu dahsyat, aku terjongkok di lantai yang basah oleh kemaluanku sendiri…Pendek yang sudah bernafsu, tak sabar untuk menungguku mengoral penisnya kembali, tanpa membiarkanku beristirahat sejenak, Dia segera memasukan penisnya ke mulutku dan mulai memompa penisnya dimulutku,..Dengan reaksi terlambat,aku kembali menggunakan tanganku untuk mencegahnya dengan brutal memperkosa mulutku yang menyebabkan-ku tidak bisa bernafas karena masuk terlalu dalam…Sambil sesekali menghisap penisnya,Akhirnya penis Pendek, Mulai mengeras seketika..sebelum kemudian meledak di mulutku,…terkejut tanpa sadar aku langsung memuntahkannya, dan sebuah tamparan melayang ke pipiku..

“ Goblok lu,..Jilat semua ” Perintah Pendek, karena takut aku segera menjilati pejunya yang menetes dilantai, aku sungguh muak melakukannya, namun aku berusaha menahan untuk tak memuntahkan itu semua, aku takut kembali harus menjilati semua muntahan-ku lagi nantinya,..

” Bagus sekarang jilatin punya gua ”, aku pun terpaksa kembali mengikuti perintah itu, aku menjilati penis yang sudah loyo itu sampai mengkilat kembali,,..

Tiba-tiba Jangkung segera mengangkat tubuhku, dia membuatku menumpukan tanganku di toilet untuk menopang tubuhku, Sambil mengoreki kemaluanku, Dia mulai memainkan penisnya di mulut kemaluanku, aku menutup mataku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,,,

Aku memang bukan perawan lagi, namun penis ini rasanya begitu besar, Vaginaku berontak menghadapi penis yang menerobos masuk itu, namun tampaknya Jangkung buka orang yang mau mengerti itu,…
” Ampun pak, Pelan-pelan pak, saya mohon..” mohonku,
“ Ah tar juga enak Non ” Jawabnya santai, benar-benar tak perduli dengan keadaan-ku,,..

Sambil berusaha menekankan seluruh penisnya, sedikit demi sedikit penis itu mulai amblas dalam vaginaku, dengan satu sentakan kuat yang membuat ku menjerit, penis itu amblas seluruhnya,..

”Masuk kan Non,…Sempit banget sich, gila remesannya, titit yang pernah ngentot sama non kecil-kecil ya?? Sempit ma seret banget non?? ” Aku diam saja, sambil menahan rasa sakit dan perih yang kurasakan di kemaluanku itu,..

Penis Si Jangkung yang panjang itu mulai menjejali vaginaku, aku mendesis perlahan merasakan bagaimana penis itu mulai merobek tubuhku, aku menutup mata-ku berusaha untuk tak mendesaha sambil mengalihkan pikiranku dari pemerkosaan ini, aku takut, aku malu mengakui kalau aku mulai menikmatinya,..

Penis itu kian cepat menyetubuhiku sementara kenikmatan yang kureguk kian lama kian membuat ku tak mampu lagi bertahan, penis itu seolah membuat kesadaran-ku memudar bahkan ketika si pendek mencium bibirku, dengan mudahnya aku membalas ciuman itu, membiarkan mereka tertawa menghinaku,..

“ Plak-plak,.. “ Si jangkung menampar bokongku yang membuatku mendesah tak karuan, kenikmatan yang

Ujang pun mulai memaju mundurkan penisnya, dengan kecepatan yang terus bertambah dia terus memompaku, aku hanya bisa mendesah dan menikmati permainanya,…Bahkan aku mulai menikmati permainanya, dan tanpa sadar memaju mundurkan pinggulku, aku tak sadar ketika Ujang berhenti memompakun Pendek dan Ujang kemudian tertawa menyaksikan aku yang mengenjot Penis Ujang,..Sadar aku pun sefera menghentikan Perbuatanku, namun terlambat,…

“ Enak ya non, mank perek si enon…Berapa semalem?? ”Hina Jangkung berulang-ulang,…
Aku hanya terdiam mendengar kata-katanya…Wajahku memerah karena malu..

” Dasar perek si enon,nich sepongin lagi donk “,…Kata Si Pendek, Tak ada yang bisa kulakukan untuk menolah perintahnya itu,sementara penisnya yang sudah mengerut tadi, sudah kembali keukurannya yang semula…

Jangkung terus memompaku, kian lama kian cepat, menyiksaku membuat pekerjaanku bertambah berat, aku tak bisa leluasa mengoral penis Pendek, aku tak sanggup menahan desahanku, yang membuat aku berhenti mengoral penis Pendek, dan itu membuat Pendek gusar,

Seketika ia melepaskan penisnya dari mulutku, membuat-ku sedikit leluasa,..

“ Dah lu entotin dulu dech puas-puas kung,.. “ Pendek tampak kesal, karena aku lebih banyak mendesah dibanding mengoral penisnya, aku benar-benar tak mampu melakukan dua pekerjaan itu sekaligus, sementara penis yang tengah menyetubuhi-ku itu saja terus membuat-ku melayang tak karuan lalu menyuruh Jangkung untuk menyetubuhiku, dalam posisi tidur, aku tak tahu apa yang akan mereka perbuat,,,..

Setelah berganti posisi, dan memasukan penisnya kembali, aku mulai mengerti bahwa dia ingin aku melakukan woman on top padanya, aku tak lagi dapat berfikir sementara, birahiku sudah begitu tinggi, membuatku tanpa di komando mengerakan tubuhku naik-turun, yang membuat dadaku terpental kesana-kemari…

Namun ternyata bukan itu maksud mereka , Pendek seketika mendorong tubuhku, hingga menabrak dada Jangkung, setelah menyudahi anusku dan mengoreknya Aku mengigil takut saat menyadari keinginan Pendek..

“ Pak jangan pak, saya isepin aja ya…Plisss pak…” Nada ketakutan tercetak jelas dalam kata-kataku itu,..Air mataku sama sekali tidak membuat Pendek menghentikan aksinya…

Dengan keras dia menyodokan Penis itu ke duburku, Duburku yang masih perawan itu tentu tak sanggup menampung sepanjang penisnya itu,..meski duburku sudah basah oleh ludah Pendek namun tetap saja anusku itu hanya mampu menampung setengah sementara menahan penis itu setengah diluar,

Tak puas begitu saja Pendek kembali menyodokan penisnya, yang membuatku melolong semakin panjang dan keras, Namun itu tidak mengugah hatinya, kembali satu sentakan keras membuat seluruh tubuhku sakit tak kepalang, tangisku tak tertahan..Kini sentakan-nya yang terakhir membuat penis Pendek tertancap seutuhnya…Darah hangat mulai merambat keluar dari Anusku…

Sambil menangis aku harus melayani mereka berdua, Orgasme demi orgasme menyerangku, Sensasi dahsyat disertai rasa sakit yang tak tertahan membuatku tak mampu mengerakan tubuhku lagi,..Aku hanya bisa menikmati perlakuan mereka saja,…Pendek mencapai orgasme terlebih dulu, Seluruh maninya ditembakanya ke dalam duburku, yang membuatku mengalami Orgasme Dahsyat,..Setelah melepas Penisnya pendek kembali memintaku mengoral kemaluanya, kemaluan yang tercampur darahku itu, kujilati dengan terpaksa…

Tak lama mengerjai ku, Giliran Jangkung yang meledak…Dengan tergesa-gesa, dia mencabut penisnya dan menembakkan spermanya keseluruh wajahku,kemudian dia kembali memintaku menghisap penisnya sampai bersih…

Tubuhku yang kelelahan hanya tergolek dilantai, Vagina dan anusku terasa sangat pedih,mataku terasa berat, aku berdoa agar semua ini hanya mimpi saja…Tak lama aku tertidur, namun tak lama tertidur, semprotan air dingin menyiramku,…

Lemah, aku tersadar sebelum kemudian Jangkung dan Pendek menyeretku keluar kamar mandi, Aku melihat tubuh kekar pemimpin rampok itu, masih dengan baju ditubuhnya namun tanpa celana yang memamerkan penisnya yang begitu besar,.. Aku tergeliat meliat penis itu, aku tak dpaat membayangkan bila penis itu menyetubuhi-ku,..

Tubuh Cindy tergeletak di dekat bandit itu sepertinya tak sadarkan diri, Seluruh tubuhnya berkeringat dan Ada sisa-sisa sperma di wajahnya,..Ketiga permapok itu tampak berbisik-bisik sementara kau berdiri mematung, aku ingin melihat keadaan Cindy, namun aku takut untuk berekasi demikian, terlebih bila mereka bertiga nantinya akan memperkosaku,..

Namun beberapa saat kemudian Jangkung mengangkat tubuh Cindy keluar, aku berusaha memohon agar mereka tak membawa Cindy keluar,
“ Tolong pak, lepasin kami, tolong,.. “ Namun tak ada yang mendengar permohonan-ku itu,. Malahan Pendek mendorong tubuhku ke ranjang, sebelum kemudian keluar menyusul Ujang,..

Tubuhku yang tergeletak di kasur didekati oleh Boss, dalam keadaan lemah aku tak kuasa menolak tangan-nya yang mulai menjelajahi seluruh tubuhku,…
“Cantik, terus katanya sepongannya jago ya non..” Aku hanya diam, sekaligus takut dengan apa yang akan dia lakukan pada-ku nanti,..

Belum sempat aku bertanya-tanya, Boss yang bersender pada dinding segera menarik tubuhku,..Tanganya yang gempal dan besar,mulai memainkan putingku,…Jilatan lidahnya di leher dan telingaku, mulai membangkitkan birahiku,…Tangan kanan-nya mulai diturunkan menjelajahi Vaginaku, aku dapat melihat dengan jelas tangannya menjelajahi kemaluanku…memainkan Clitorisku,dan sesekali memasukannya kedalam, tubuhnya yang besar membuatku merasa nyaman, aku benar-benar terbuai dibuatnya..

Bos mulai menjulurkan lidahnya kemulutku, tanpa pikir panjang aku pun menyambut ciumanya itu..Tangan-tangan kuatnya, terus mencengkram dadaku, tak luput juga vaginaku, tangannya yang besar mulai masuk kedalam, membuat tubuhku makin tenggelam dlam birahi…

Larut dalam keadaan ini tidak berjalan lama, Rasa nyaman tadi sontak menghilang ketika Boss, tiba-tiba menjejali Vaginaku dengan Jari telunjuknya, dan menghentaknya dengan kasar…Aku tak kuasa menahan perlakuanya, tangannya yang memelukku dengan kuat dari belakang membuatku tak kuasa melepaskan diri,…Kini aku mulai menyadari penis Boss yang besar dan sudah mengacung itu,…Besar sekali dan sangat kokoh seperti milik Pendek…


Dengan nafsu diburu, Bos mulai melepaskan pelukannya, aku tersandar di dinding sekarang,Bos mulai merambat turun, kini selain tanganya yang menancap diapun mulai menjilati kemaluanku…Terkadang

Bos menghisap klitorisku yang membuatku mengejang tak karuan..Penisnya yang mengantung dihadapanku, terlihat sangat menakutkan,

“ Isep gue pengen ngrasain, gimana sich enaknya,..” Tak mungkin aku menolak semua ini, terlebih tubuh ku sudah ditimpa oleh Boss, ia naik ke atas tubuh-ku sementara menciumku, sebelum kemudian ia menyodorkan penisnya ke depan mulut-ku, setengah menduduki dadaku, penis-nya yang besar dan bau itu menggelepar dihadapanku, tak ada pilihan selain membuka mulut-ku mulai mencerna penis itu dalam mulut-ku,..

Baru aku mulai mengoral penis itu, jemari Boss kembali menyela di dalam bibir vaginaku, menekan masuk ke dalam sana, sementara aku mendesah tak karuan, aku masih harus mengoral penis itu semampu-ku, kujejali penis itu dalam mulutku, semampunya, sementara tanganku ikut mengurut, ataupun mengocok penis itu perlahan, sesekali aku menghisap buah zakarnya sambil tetap mengocok penis itu,..

“ Ayo donk, masa cuma segini aja,.. “ Aku berharap ini semua segera selesai, sementara aku mulai teringat, apa yang akan Jangkung dan pendek lakukan pada Cindy di luar sana,..


Boss menjengut rambutku, menyadari lamunanku yang cuma sesaat,.. Ia menjejali vaginaku dengan jemari-nya membuatku tercekat, menahan rasa sakit yang mendera,..
“ Oughhh, ampun pak ampun,,,, “
“ Isep makanya,.. “ Bentak-nya,.. aku kembali menghisap penis itu, namun ia belum juga melonggarkan jemarinya di vaginaku, aku mengigil menahan sakit, namun jemari itu mulai mengurut clitorisku, sambil bergerak keluar masuk yang membuatku mendesah tak karuan, aku melampiaskan-nya pada penis di mulut-ku itu, aku mengoral penis itu, namun gelombang orgasme lebih cepat menghantam tubuhku,..

Tubuh-ku bergetar hebat,.. AKu mengigil menahan laju organsme, sebelum kemudian aku melolong, smentara cairan vaginaku meleleh dibawah sana,.. Boss mencabut jemarinya dari vaginaku sebelum kemudian menyodorkannya ke mulutku,..

“ Nich jilatin, “ Suruhnya, kau pun mengeluarkan lidahku menjilati seluruh permukaan jarinya yang basah oleh cairanku sendiri,..

Setelah selesai Boss mengangkat dengkulku ke bahunya, Aku tahu apa yang akan dia lakukan, Aku lelah, aku benar-benar tak mampu kalau harus melayani satu orang lagi, terlebih dengan penis yang sebesar itu, aku berontak semampuku, sambil memohon,..

“ Pak jangan pak, saya sudah terlalu capek pak, pliz… ” Mohonku..
“ Ah, masa anak buah gua make lu bosnya kaga??? ” Sambil meludah ke wajahku,
Ia meludahi-ku, membuat-ku langsung ketakutan, tak ada sedikitpun keraguan dalam kata-katanya, ia kejam itu yang aku rasakan dari tingkah lakunya dan cara dia berbicara,.

Aku pun tak berani lagi untuk berontak, aku merasakan penis itu mulai menyentuh bibir kemaluanku, dengan mata terpejam aku sudah pasrah menerima penis itu…

Perlahan penis itu mulai memasuki vaginaku, perih sekali, aku pun mulai mendesah tak karuan..Sedikit demi sedikit aku dapat merasakan penis itu terus memasuki-ku, kadang tertahan yang membuatnya mengeluarkan penisnya lagi, kemudian memasukannya kembali…Beberapa menit kemudian Penis itu amblas seluruhnya..Aku sendiri tak percaya aku mampu menampungnya..

“ Gila peret banget,.. sempit lebih enak dari temen lu, padahal udah lu dah dipake kan tadi,..,hahaha ”

Aku hanya mendesah mendengarnya, pikirkan ku hanya terhinggapi perasaan takut, namun perlahan birahi yang sempat hilang itu kembali naik..

“ Dah, dah siap kan sekarang,.. “ Aku merasakan penis besarnya itu membuatku harus melemaskan seluruh otot-otot vagin-ku perih, itu yang kurasakan, namun denyutan penis itu membuat ku merasa nyaman, rasanya caginaku mau sobek, tapi juga da rasa nikmat didalamnya,..

Pertanyaan itu tak membutuhkan jawaban, aku tahu itu,.., karena bandit ini sudah mulai memompaku, sebelum aku menjawabnya,..Penisnya yang terasa sangat hangat itu sungguh membuatku terhanyut dalam birahi,..Hentakannya yang kadang kasar kadang lembut, membuatku benar-benar melayang, dia sangat lihai memainkan momen..Meski sakit aku dibuatnya melayang kenikmatan..Aku terus mendesah dibuatnya,..

Sodokan-sodokan-nya membuatku tak bisa bertahan lama, tak lebih dari 10 menit , Orgasme panjang seolah siap menderaku, Aku melolong panjang,,,..Namun jempol tangan boss, menempel di clitorisku, menekan-nekannya sambil menggeseknya,..membuat organsme-ku tertahan sesaat, namun membuat tubuhku ini bergetar tak terkendali,…

Tak lama, dalam tawanya melihat tubuh-ku yang bergetar tak terkendali,.. Boss melepaska jempolnya itu, Cairan yang tadi tertahan itu, kini meluber keluar…Nafasku tersengal-sengal, namun ia tak membiarkan-ku beristirahat panjang, sambil membalik tubuhku, kini dia menyetubuhiku dalam posisi doggy, tangannya tak pernah diam, Sesekali jemari-jemarinya,.mengurut Clitorisku, atau meremas payudaraku, smabil memainkan putting payudaraku yang sudah demikian keras..Aku benar-benar tak berdaya dibuatnya..

Aku tak percaya, penjahat macamnya mampu memperlakukan ku hingga sejauh ini, sensasi kenikmatan yang tak pernah kurasakan sebelumnya…Aku melengus kencang sebelum kembali dibuatnya berorgansme,…Ini sudah ketiga kalinya, sedangkan dia belum sekalipun,…hentakan-nya makin kuat, hingga akhirnya kurasakan penis-nya itu mengeras,..Boss melepaskan penis itu dan memasukan-nya kemulutku, aku pun segera mengoralnya,,sebelum kemudian penis itu meledak dan menyemprotkan sperma-nya ke wajah dan dadaku,..

Tak cukup puas, melihat wajah-ku yang penuh dengan sperma kental-nya yang banyak itu,..
“ Nich, gue bikin tampah cantik,. “ Dia memoleh wajah-ku dengan spermanya, aku menahan rasa marah, namun dikuasai rasa takut yang menghinggapi diri-ku, aku takut, namun air mata mengalir diwajah-ku, malu dan kesal dianggap rendah seperti ini,..

Tangannya masih tak henti mengerjai dada-ku, sementara ku hanya bisa tergolek lemah diatas ranjang itu, aku menangis namun tak membuatnya menghentikan semua perbuatannya, kalimat hinaan masih saja meluncur di mulutnya,..

Sebelum kemudian aku tersadar,..Tangan Bos mulai mengorek orek duburku, sementara penisnya yang sudah kembali menegang aku tak dapat membayangkan bila penis itu menyodomiku..namun percuma merasa kuatir aku tahu bagaimana pun aku tak kan kuasa menolak keinginannya..

Kini Bos kembali menindih tubuhku, tanpa buang waktu dia membasahi duburku dengan ludahnya, dan sedikit cairan Vaginaku,..Aku mengigit ketakutan, kali ini begitu nyata penisnya yang mulai menekan di mulut dubur-ku,..

“ Awwwwh,.. “ Perih, itu yang kurasakan sementara perlahan, aku mengigit bibir-ku menahan sakit, penis itu terus ditekan masuk,.. aku ingin berteriak,..

“ Tooooloooongggg “

 Jakarta kota dengan berjuta mimpi, menjual berbagai impian dan kebahagian, meski semua hanya dapat ditukar oleh satu benda, satu barang yang disebut Uang,..

Bagi satu yang lain,mungkin uang adalah sesuatu yang harus ditebus dengan segala pengorbanan, segala upaya yang ia bisa dan segala yang membutuhkan peluh dan air mata untuk bisa didapatkan, hasilnya justru tak seberapa bila dibandingkan dengan mereka yang bekerja dibalik ruang kerja yang sejuk, terhidar dari sengatan matahari yang panas, ataupun bekerja diruangan yang dilengkapi oleh Ion Pulivier,..

Bagi sebagian yang tak seberuntung mereka, mungkin tak pernah melihat merahnya uang 100.000an selembarpun, namun uang itu, berlembar-lembar dari mereka dikeluarkan dengan mudahnya oleh orang-orang ini, orang-orang yang menganggap tempat seperti ini adalah surga, bukan hanya minuman-minuman beralkohol, namun juga pil-pil terlarang yang membuat mereka lupa dengan keberadaan mereka sendiri,..

Benda haram?? Ya benda itu sering disebut begitu,..

Namun di ‘dunia’ ini, semua yang haram tak lagi haram, ah seperti di surga dalam kitab suci, dengan sungai yang mengalirkan alkohol yang tak habis-habis, ada pepatah yang mengatakan “apa yang haram di dunia ini, akan menjadi halal disana”,.. dan tempat ini bukanlah dunia yang biasanya,. Tapi dunia yang merupakan impian dari banyak manusia,..

Lihat gemerlapnya lampu, bersahut dengan bising music-music progresif, cahaya remang yang membutakan mata, membuat kita tak lagi bisa membedakan yang baik dan yang buruk, namun sesuatu yang ‘asli’ tak lah bisa ditutupi seperti kecantikan gadis itu,..

Gadis yang begitu terlihat cantik meski cahaya lampu menyorot wajahnya, bukan kecantikan yang penuh tipuan dan bukan kecantikan yang tampak hanya karena gelapnya keadaan sekitar,.. kecantikan itu begitu asli, dan kecantikan itu membuat mata lelaki manapun tak bisa melepaskan pandangan matanya dari gadis itu,..

Termasuk lelaki itu, tampak sedang berbisik salah satu kawannya, mata mereka berdua jelas menatap kearah meja gadis itu, dimana gadis itu tengah asyik berdansa, meliuk-liukan tubuhnya yang indah di tengah cahaya kemilau yang berkelap-kelip, begitu fasih mengikuti irama yang diputar oleh Disc Jockey andalan Club itu,..

Pemuda itu memberanikan dirinya mendekati gadis itu, langkahnya konyol, seperti orang yang tak biasa berdekatan dengan para gadis, sesuatu hal yang terkesan jangal mengigat perawakan Lelaki itu yang tinggi, meski sedikit kurus, rambutnya yang modis ataupun wajahnya yang terhitung tampan, dengan aksen khas, pipi yang sedikit pirus namun memiliki hidung yang mancung..

Perlahan dengan dorongan sahabatnya dari samping, mereka tampak berdansa mengikuti irama, meski perlahan mereka mendekati tempat dimana gadis itu berdansa, wajah kawan-nya itu tampak begitu tenang berbeda dengan pemuda itu yang wajahnya sedikit pucat, sahabatnya itu membisiki sesuatu saat jarak diantara mereka tak lebih dari 5 langkah, seperti merencanakan sesuatu, sementara gadis yang menjadi incaran si pemuda itu seperti mulai sadar kalau sedang diincar oleh para pemburu, tampak dia membisiki kawannya sebelum tersenyum dan kembali bergoyang,..

“ Udah lah, pura-pura tabrak aja,.. “ bisik si teman, tepat di telinga si pemuda,..
“ Iya, bentar Lee, gak enak ini,.. kayaknya dia udah tau dech kita ngedeketin,.. “ Sahut pemuda itu,..
“ Ya tahulah, wajar,.. cewek cakep gitu, cara kita nich kuno.. “

Tangan sahabat-nya itu menepuk pemuda itu memberi semangat pada temannya itu,.. perlahan dia pun mendekatinya meski dengan langkah yang kikuk,.. alih-alih pura-pura menabrak, malah mereka benar-benar bertabrakan, jatuhlah mereka berdua,.. sahabatnya pun hanya bisa menutup wajahnya dengan tangan kiri, menahan tawa,..

Si pemuda semakin bertambah kikuk, terlebih dia kini menindih gadis itu, tangannya malah menempel dipaha gadis itu, bukan sengaja, namun dia berusaha menahan jatuh tubuhnya tadi,..

Merahlah wajah si pemuda itu, langsung dia berusaha berdiri sebelum si gadis cantik tadi memakinya,..

“ Sory-sory, aduh maaf banget ya,.. “ Pemuda itu berdiri, sebelum membangunkan gadis cantik tadi,..
Wajah gadis itu tampak sedikit gusar, dia pun menolak tangan si pemuda itu yang berupaya membangunkannya,.. untung sahabatnya tadi berekasi cepat, dia pun bergegas mendekati kawannya yang sedang diam kehabisan akal,..

“ Sory-sory, temen gue ini mabok,.. “ Kata kawannya itu, sambil berupaya membangunkan gadis itu, meski dihalangi oleh kawan-kawan gadis,..

“ Udah bawa temen lu dech… “ Kata salah satu teman gadis itu, sedikit kasar, gendut dan wajahnya mirip bulldog, dan dia juga yang paling jelek dari 5 orang gadis itu,..

“ Ok, ok.. tapi sory ya, maapin temen gue ,.. hmmm siapa… “ tangannya seperti memberi salam pada gadis itu, sementara tatapan matanya penuh dengan arti tanda tanya, menatap gadis itu, mata sepasang anak muda tadi bertemu, senyuman hangat keluar dari bibir pemuda itu, matanya menatap tajam, hingga membuat gadis itu tak bisa menolak untuk menyebutkan namanya,..

“ Angella “ Gadis itu tersenyum..setelah memberikan namanya,..

“ Gue, Edison.. temen gue ini namanya Jack, Jacksen… Sory lagi agak-agak,.. “ Tangannya memutar tepet disamping matanya, memberikan tanda kalau temannya itu sedikit mabuk, senyum-nya Edison pun merekah,..demikian halnya dengan An, Edison sudah memikirkan nama panggilan yang akrab untuk gadis itu lagi..

Sementara kawan-kawan gadis itu tampak gusar dengan kehadiran mereka, Edison pun meninggalkan mereka setelah berpamitan, hanya pada Ella saja tentunya, dia tau teman-teman Ella sedikit risih dengan kehadiran dia dan Jack,.

Sedang Jack sendiri hanya bisa menundukan kepalanya, sedikit malu tampaknya dengan kebodohannya tadi, dan sedikit merasa beruntung dengan kesigapan sahabatnya tadi sebelum dia makin kehilangan muka di depan gadis itu,..

“ Bego lu Jack, bikin malu aja.. “ sambar Edison setibanya mereka di meja mereka,..
“ Duh lu kan yang paling tau gue, paling binggung kalau dah di situasi kayak tadi Lee,.. “
“ Ah dari dulu begitu gak ada peningkatan,.. “ Edison meneguk minuman alkohol di gelasnya, sementara menatap kawannya dengan penuh senyum,..

“ Udah-dah minum-minum… “ Jack pun tak bisa untuk tak tersenyum dan mengambil minuman di meja-nya itu, sebelum menuang-kan ke gelasnya yang telah kosong, sebelum kedua pemuda itu bersulang,..

Baru satu gelas mereka habiskan sebelum tiba-tiba sebuah tangan merangkul Edison dari belakang, sepasang tangan yang begitu halus dan lembut merangkul leher pemuda tampan itu dari belakang,..

“ Sayang, apa-apaan sich rambutnya jadi begini,.. “ Gadis itu langsung berkomentar, mendapati rambut Edison yang tampak asing di matanya, rambutnya bergaya nanas, dengan potongan yang menurut gadis itu kependekan,.

“ Udah dech jangan komentar aja… “ Edison tampak sedikit merajuk, dikomentari terus oleh semua orang dari tadi,..
“ Iya dech iya,.. yang laen kemana ?? “ Tanya gadis cantik itu, rambutnya yang diponi, sementara bagian belakangnya yang cukup panjang diikat, memberikan kesan imut dan lucu diwajah gadis cantik yang sepertinya berdarah campuran asia itu,..
“ Tau ah,.. “ Jawab Edison singkat, sebenarnya Edison sendiri pun agak bersungut-sungut dengan potongan rambutnya yang memang ‘agak’ kependekan itu

“ Ich ngamuk,.. “ Cubit gadis itu
“ Siapa yang ngambek sich, “ Edison kembali menegak minumannya
“ Udah ah capek,.. “ sekarang malah berbalik gadis itu yang merajuk,..

“ Iya dech iya, sory,.. “ Edison memeluk gadis cantik itu, yang mungkin pacarnya itu, memeluknya dari belakang, sementara pipi gadis itu dikembungkan, menambah kesan ‘imut’ gadis cantik itu,..

“ Vic lagi mau buka balkon, yang lain gak tau dech,.. “ bisik Edison sembari mendaratkan bibir-nya di pipi gadis cantik itu,..

“ Hah ?? Sapa yang nanya?? “ Jawab gadis itu sinis,.. “ Jack, adek gue mana ?? “

“ Ga tau, ama cowoknya kali… hikzzz.. “ Tampaknya si Jack malah sudah setengah mabuk,..

“ Ya gini lagi dech, kenapa sich marah-marah aja,.. “ Edison meneguk minuman beralkoholnya,..
“ Terus yang terus, minum aja terus,.. “ Omel gadis itu,..
“ Abis kamu marah-marah terus,.. “gerutu Edison
“ Minta maap keq apa keq, dah nyebelin gitu juga,.. “ gadis cantik itu berkacak pinggang
“ Iya dech iya sory,.. “
“ Ich gak niat gitu, yang lembut donk.. “
“ Jessica sayangqu, cintaqu yang cantik, maafin aku ya sayang,.. “
“ He he, gitu donk,.. “ Gadis bernama Jessica itu mencium Edison sambil menepuk-nepuk pipinya,,.

“ Yuk pindah,.. “ Ajak seseorang sambil menepuk punggung Edison, sesosok yang hampir setinggi Edison kira-kira sekitar 178cm, rambutnya panjang di shaggy, disebelahnya seorang gadis cantik dengan wajah yang begitu persis dengan Jessica pacar Edison, namun sedikit lebih lucu meski dada-nya sedikit lebih kecil,.

Dibelakangnya mereka berdua ada satu orang lagi, terlihat seperti turunan Indo, pakaiannya terlihat paling rapi diantara mereka, dengan kacamata yang membuatnya terlihat pintar,..

“ Ya ilah Ry, sejak kapan lu pake kacamata.. “ Jack menyeletuk,..
“ Ah diem lu, biar keren… “ Ryan nama laki-laki itu menyahut,..
“ Mabok lu ya ?? “ Tanya lelaki yang tadi menepuk pundak Edison,..
“ Iya tuch, kebanyakan minum es teh ha ha,.. “ Edison menyindir Jack yang sudah mabuk,..
“ Ya ampun, baru juga mulai udah mabok,.. Udah yuk pindah ke balkon “ Ajak Vic
“ Ah ini nich yang susah,.. “ Ryan menarik Jack, menuntun temannya itu,..
“ Segala mabok lu,.. liat yang laen meluk cewek, malah musti meluk lu,.. ahhhh “ Ryan menggerutu, menuntun Jack menaiki tangga,..

“ Mell, Ray ma Cheryl gak keliatan.. “ Jessica bertanya,..
“ Gak tau Ci, tadi sich kita barengan, masih cari parkir kali,.. “ Gadis itu benar-benar mirip dengan Jessica,..
“ Owh, biarin dech lagi mesum kali,.. Ha ha.. “ Jessica terkekeh,..
“ Mell, cici lu jorok banget sich otaknya,.. “ Edison menggoda,..
“ Sama, kembarannya juga begitu Lee “ Vic ikut-ikutan..
“ Ichhhh !! “ Keduanya mencubit perut pasangan masing-masing..

“ Cammaa kembawannya yuga begicu weee “ Ryan menggerutu, mengomel-ngomel dalam pelukan Jacksen,..
” Kenapa Ry ?? Ngomong lu aneh begitu,.. mau nyubit gue gak ?? “ Jack menggoda Ryan,..
“ Tai lu,.. he he “ Akhirnya mereka sampai di balkon yang mereka pesan,..

campagne sudah tersaji di atas meja dalam balkon itu,..Tak lama mereka pun bersulang, namun wajah Ryan masih terlihat sedikit kusut, meski tak lagi harus memapah Jacksen, karena sudah terbaring di slaah satu sudut sofa empuk bercorak merah gelap,.entah apa yang sedang dipikirkan oleh Ryan,..

“ Halo semuanya,.. “ seorang gadis cantik lain masuk ke ruangan itu,..
“ Oh hay Karen,.. “ sambut Jessica, keduanya berpelukan sambil mencium pipi,..
“ Eh-eh gue donk,.. “ Edison menyodorkan pipinya, namun yang mendarat di pipinya malah cubitan dari Jessica, Karen dan lainnya jelas tertawa melihat kekonyolan Edison,..

“ Karen lu cantik banget dech di majalah *** “ Mellisa menyela sambil memuji kecantikan Karen, ya gadis itu memang begitu cantik, tinggi ideal dengan tubuh yang proporsional, kecantikannya dan kesan seksi gadis itu kian terpancar oleh kaus ketat dengan belahan yang rendah berwarna putih itu, terlebih rambutnya yang indah dibiarkan terurai memberikan kesan anggun pada gadis itu,..

“ Makasih, iya mudah-mudahan yang selanjutnya juga bagus dech,.. mudah-mudahan aja bisa lancar karier gue,.. “ Karen duduk di salah satu sofa, sebelah Jack..
“ Kenapa si Jack ?? “ Karen sedikit terkejut mendapati Jacksen yang setengah mabuk, berbaring diatas sofa,..
“ Itu tuch mantan lu, kebanyakan minum kali,.. “ Ryan yang sendari tadi terlihat murung akhirnya bersuara sambil meneguk minuman di tangannya,..

Karen geleng-geleng kepala sambil menaruh lengannya membelai kepala Jack yang setengah tak sadarkan diri,..
“ Bengong mulu,.. “ Vic menuangkan Wine ke gelas Ryan yang kosong,..
“ Ah, enggak,.. “ Namun Ryan kembali melamun,..
“ Iye-iye,.. gue tau dech, he he “ Vic mengeluarkan HP 8800-nya dari saku celana-nya, menekan tombol-tombol di Handphone-nya sebelum berjalan kearah dinding, mengurangi sedikit kebisingan,..

####

“ Yang, koq gak turun sich, ayo, gak enak nich lama.. “ ucap seorang gadis cantik, dengan gaun hitam disamping kemudi sebuah Nissan X-trail berwarna emas,..
“ Bentar dulu dech, kemeja aku bagus gak ?? “ Tanya lelaki itu,..
“ Bagus-bagus, eh ponsel kamu bunyi tuch,.. “ jawab gadis itu,..
“ Bentar ya sayang.. “ Ditekannya tombol answer,..

“ Halo, dimana lu ?? “ suara dibalik telepon itu,.
“ Gue masih dijalan kenapa Vic ?? “ Jawabnya setengah berbohong,.. gadis disebelahnya mencubit lengan lelaki itu sambil tersenyum,..
“ Oh, yawda cepetan dech ya,.. “ Kata Vic mengakhiri teleponnya,..

“ Siapa ?? Ryan ?? “ Tanya gadis itu..
” Bukan, Vic Cheryl-ku yang manis,.. “ menyosorkan mulutnya melumat bibir gadis itu,..
” Ich Ray,.. “ Gadis itu yang tadi dicari oleh Jessica dan Mell, Cheryl namanya, cantik tidak tinggi, dan sedikit Chubby, tapi itu yang memberikannya kesan cantik yang berbeda dibanding Jess dan Mell,..
“ He he, ga pa pa kan sayang, sepi koq,.. “ Goda Ray,..kembali melumat bibir Cheryl,.. kali ini Cheryl tak menolak, bibir mereka bertautan mesra, mencium dan mencumbu penuh dengan rasa sayang, sementara tangan Ray meraba naik ke dada gadis itu,..

Gadis itu tampak tak bereaksi meski tangan Ray sedikit meremas dadanya, malah tambah mencium mesra bibir lelaki itu,.. mereka berpagutan sementara lidah mereka menari-nari di luar.. tangan Ray kian rajin meremas bongkahan dada itu, membuat gadis itu mendengus sesekali,..

“ Hmmm sayang.. “ Rintih manja Cheryl,..
“ Kenapa sayang ?? “ Ray membisik di telinga Cheryl,..
“ Udah ah ya,.. “
“ Kenapa sich buru-buru banget, “ masih memagut bibir pacarnya itu,..
Tangannya pun bergerilnya membelai paha Cheryl yang putih indah itu, sambil sedikit menyingkap gaunnya,..
“ ahhh,.. hmmm “ Tangan yang membelai kulit mulus itu memberikan sedikit rangsangan yang memberikan rasa nyaman untuk Cheryl,.. Ia pun balas mencium Ray sambil tangannya menempel di dada Ray,..

“ Drrrttttt “ Ganti ponsel Cheryl yang berbunyi,..
“ Halooo,.. “ Cheryl melepas ciumannya ke Ray, dan menjawab panggilan di HP-nya,..
“ Iya ini mau turun Ok,.. “ Cheryl membalas pertanyaan dari lawan bicaranya singkat,..

“ Siapa yang ?? “ Tanya Ray membereskan rambutnya yang sedikit berantakan,..
“ Mell, udah yuk turun gak enak nich,.. “ Jawab Cheryl, sepertinya sedikit berbohong,..
“ Oh, ayo dech turun gak enak sama Ryan,.. “ setelah keduanya merapikan penampilan mereka, mereka pun turun ke arena Clubbing di lantai 1 gedung itu,..

####

“ Ya ampun lama banget sich,.. “ Vic menyambut Ray dan Cheryl yang baru datang,..
“ Iya tadi nyari parkir sana sini, ribet dech,.. “ Ray tersenyum dengan kebohongannya,..

“ Ayo-ayo minum donk,.. “ Ryan menyodorkan Wine untuk Ray dan Cheryl,.. Wajahnya berubah cerah, terlebih saat tersenyum pada Cheryl,..
“ MY FRIEND, Happy Birthdays… “ Ray menyodorkan bingkisan ukuran sekitar 30cm untuk Ryan,..
“ Ya ampun, makasih, tapi Ray, kita nich udah sobatan dari SMP, udah kaya saudara masa masih kasih begini,.. “ Ryan memeluk Ray, mereka terkesan sedikit lebih akrab dibanding dengan yang lainnya,..
“ Itu lah Ry, karena lu dah kaya adek gue sendiri, ga salah kan gue kasih hadiah,.. “ Ray membalas..
“ Ha ha ha, Thanx dech Ray,.. “
” Selamet ya Ry,.. “ Cheryl memberikan tangannya menyalami Ryan,..
“ Thanx Cher… “ Ryan tersenyum membalas jabatan tangan Cheryl,..

“ Udah-udah ayo minum dech,.. “ yang ada di otak Jack hanya minum sambil menyodorkan gelasnya ke atas, mengajak bersulang,..
“ Ayo-ayo “ Edison ikut mengangkat gelasnya tinggi,..
“ He he,.. Thanx ya,.. “ Hangat sekali suasana itu, mereka bersulang dengan wine kelas satu, sambil bercanda atau berdansa mengikuti irama music,..

“ Minum-minum Ry,.. “ Ajak Vic,..

“ Yang, nanti ada undangan loh dari Vero, Ulang tahunan gitu, tapi di Bogor “ Kata Ray dibalik kemudi X-Trail-nya,.dalam perjalanan pulang..
“ Hmm, kapan sayang ?? “ Cheryl yang duduk di sebelahnya menjawab, entah kenapa perbincangan kedua orang itu, ditanggapi dingin oleh Ryan, dia hanya bisa diam, dan memilih untuk menatap pantulan lampu-lampu jalanan.kepalanya masih terasa sedikit pening.

“ Minggu depan sich, kamu mau ikut yang ?? “
“ Minggu depan ya?? Wah aku gak tahu.. “
“ Yawda, tapi aku izin dulu sama kamu, aku gak enak kalau gak datang, kan kamu tahu sendiri aku dah kenal dia dari SMP.. “
” Iya sayang, gapapa, kayaknya Vero juga udah ajak aku dech, tapi aku lupa.. “ Cheryl menjawab dengan senyum polosnya,..
“ Dasar kamu, yawda aku takut kamu marah aja, kamu kan sering gitu,.. he he. “ Goda Ray
“ Gitu apa ?? “ Cubit Cheryl
“ Ya gitu, suka cemburu gak jelas.. “ Ray tersenyum, sambil memegangi lengan-nya yang dicubit kecil oleh gadis cantik disebelahnya itu,..

“ Hah, bull shit lah semuanya,.. “ Entah mengapa pikiran Ryan bertambah kalut. Entah apa yang ada dipikirannya, yang pasti dia ingin segera sampai di tujuan agar tak lagi mendengar percakapan seperti ini lagi?? Tapi kenapa, kenapa aku harus marah.. Semua itu hanya menjadi tanda Tanya dalam pikirannya sendiri,..

“ Ry, lu mau ikut ?? “ Tanya Ray, membuyarkan lamunan Ryan,..
“ Hah ?? apaan.. ?? “
“ Yeeh, daritadi bengong aja, undangan si Vero.. Ikut ?? “ Menatap jok belakang dari kaca spion dalam
“ Ha ha ha, Sory ngantuk gue,.. Gak dech, Skip, gue ga ikut ,.. “ Canda Ryan..
“ Ah, sendiri dech,.. “ Gerutu Ray
“ Kamu nginep aja yang, malem-malem sendiri pulang, takut kamu kenapa-kenapa “
“ Ya liat nanti aja dech yang, ok.. “ Balas Ray yang mencubit pipi chubby Cheryl,..
“ ICh, sakit tau weeee!!! “ Cherly bales mencubit Rey,..

Yang semacam inilah yang membuat Ryan makin malas melihat kedepan, entah berbagai macam perasaannya berkecamuk, dia tak tahu harus bereaksi seperti apa, dalam hatinya ia tahu, dan tak bisa berbohong kalau dia suka, suka sekali, bahkan sejak sebelum Cheryl “Jadian” sama Ray sahabatnya itu, malah dia jugalah yang mengenalkan mereka berdua,..

Namun ketidak tegasannya dalam mengambil sikap saat Ray mengatakan menyukai Cheryl, ya ketidak tegasan dan kebodohannya yang malah mengatakan,..
“ Kalau lu suka, ambil aja bego, daripada diambil orang lain,.. “ Kalimat bodoh yang kini terus disesalinya, padahal dia tahu, saat itu yang sebenarnya ingin keluar adalah kalimat,..
“ Dia jatah gue Ray.. “

Ah, sudah lewat satu tahun, dan selama satu tahun ini juga Ryan terus menunggu, menunggu setiap saat, meski terdengar sedikit jahat dengan berharap adanya masalah-masalah dalam hubungan mereka, namun tiap saat kedua orang itu seolah mampu menyelesaikan permasalahan itu,..

Yang lebih menyakitkan berulang kali juga, tiap Ray dan Cheryl berkelahi, dengan isakan dan air matanya, Cheryl datang ke pelukan Ryan, menangis menumpahkan kekesalannya, membuat dia membeku tak tahu harus melakukan apa,.. seolah memberikannya kesempatan, memberikan ia kekuasaan, untuk menghancurkan hubungan sahabatnya itu, atau malah berusaha memperbaikinya,.. namun berulang kali juga ia malahan berusaha memperbaiki hubungan Cheryl dan Ray,..

Tak berapa lama kemudian, sampailah mereka di tempat Kost Ryan, bangunan tinggi berlantai 4,
“ Ah, thanx ya Ray, Cher… “ Sambil menguap dan membuka pintu mobil itu,..
“ Yoa, yawda gue langsung cabut ya Ry,..and Happy Birthday my Brother “
“ Ok Ati-ati lu bedua,.. “ Sambil menutup mobil dan berpindah ke samping pintu kemudi yang jendelanya dibuka oleh Rey,..
“ Ok, CU.. “
“ Dadah Ry.. “ Cheryl melambaikan tangan-nya

Ryan pun melambaikan tangan, sesaat kemudian Nissan X-Trail itu pun melaju perlahan, membelah gelap-nya malam, Ryan memencet tombol-tombol di HP-nya, sambil berdiri didepan pintu Rumah Kost-an itu,…

Tak berapa lama, seorang gadis cantik, Cindy nama gadis itu keluar dari dalam Rumah,.
“ Gila lu ya jam berapa nich,.. ampir gue tinggalin tidur biar tidur didepan noh, enakan-kan lagi ulang tahun tidur dijalan.. “
” Ich gila luh, tar gue sakit donk kedinginan he he . lagi kan lu yang gak mau ikut. “ Tanya Ryan, sedikit bercanda
“ Bodo Ah.. mank gue pikirin, lagi bikin acara pas gue sakit.. “ Gerutu Cindy sambil membuka pintu Pagar
“ Ich ngambek,.. he he..Velli udah tidur ?? “,
“ Mau masuk gak ?? Iye udah tidur, “
“ Iya, iya ampun dech,. “ sambil melangkah masuk “ Koq lu tahu gue dah sampe sich ?? “
“ Mobilnya gandeng tau,.. “ jawab Cindy ketus
” Ha ha ha, yawda sory dech, thanx ya Cind.. “ mereka pun masuk ke dalam Rumah Kost-kostan itu,..

Ryan pun membuka pintu kamarnya di lantai 3 nomor 7 itu,.. kamar yang cukup besar, namun agak kurang terawat, buku-buku, stik Playstation berserakan di atas lantai, majalah dan komik pun bergeletakan, padahal dia sudah menyiapkan lemari khusus untuk menaruh barang-barang itu,.. ditengah kamarnya sebuah karpet berlambang AC Milan tergelar, belum lagi poster besar Andra Pirlo pemain idolanya ditempel-nya tepat di samping kamar tidurnya,.

Ia pun membuka kemeja Hitam-nya yang penuh dengan asap rokok itu, sebelum mengganti dengan kaus tidur-nya,.. ditaruhnya HP N-95 miliknya di atas Meja, matanya mengantuk hebat namun ia tak mau lekas-lekas tidur, seperti sedang menunggu sesuatu, yang membuatnya malah menyalahkan TV,..

Lampu sudah dimatikan, hanya sebuah cahaya dari televisi yang menyorot kearah Kasur Ryan saja yang membuat ruangan itu tak terlalu gelap gulita, entah apa yang sedang ditunggunya,..

Matanya nyaris tertutup saat ringtone HP-nya berbunyi,.. ia kurang suka menggunakan Silent Mode, getaran Handphone membuat Baterai-nya cepat bocor kata Ryan suatu kali..

Ia pun bergegas berdiri, meraih HP-nya yang ada diatas meja belajarnya,.. dilihatnya pesan yang masuk itu,.

Ich, kamu tuch aq mash d jalan udah sms
Iya, ini udah sampe, udah cuci muka ma cuci kaki,.
Kamu udah kan ?? Yawda tidur yang nyenyak ya, jangan lupa bedoa dulu ya,..
And H-B-Days ya, aku selalu doain kamu,
Nitez and CU
GBU Ry

Ryan pun membalas SMS itu, sebelum ia mematikan televisinya yang entah sedang menayangkan acara apa, dan menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang-nya, tak berapa lama ia pun tertidur pulas dengan senyuman di wajahnya,..

Seolah tak percaya mata Jack menatap gadis yang berada di pojok ruangan sana, matanya terus melihat kearah gadis itu, tak berkedip sekalipun, rasanya tak percaya dengan keberuntungannya sendiri,.. ia masih melihat gadis itu, meyakinkan dirinya kalau itu memang gadis yang ada dalam ingatannya,..

“ Lee lee,.. “ ia menarik kaus kawannya,..
“ Hah ?? “ Edison masih sibuk dengan komik Eyeshield 21 yang sedang dibacanya,..
“ Liat tuch Lee,.. “ mata Jack masih tetap kearah gadis itu yang sedang asyik bercanda dengan kawan-kawannya,..
“ Oh iya bener tuch,.. “ Edison asal berkomentar, masih sibuk dengan bacaanya,.. sesekali menghisap rokok mild di tangannya,.
“ Ya ilah, liat sini dulu kenapa ?? “ Jack sedikit kesal dengan Edison yang sibuk membaca komik,.. menepuk kepala temannya itu,..

“ Aduh, iya iya, apaan sich ?? “ Akhirnya menaruh komik yang sedang dibacanya itu diatas bangku,..
“ Itu, cewek yang waktu itu kan ?? “ Menunjuk kearah gadis itu,.
“ Begok !! jangan ditunjuk .. “ Edison langsung pura-pura tak melihat..
“ Eh-eh iya,.. “ Jack langsung menurunkan tangannya,..
“ Bentar gue liat dulu,.. Eh iya loh, siapa namanya?? Angel ya kayanya “ Edison masih sedikit ragu,..
“ Iya Lee, gmana donk ?? “
“ Gmana apanya ?? Mank masih ngebet ?? “ Tanya Edison…
“ Huuh, cakep ya,.. “
“ Ha ha ha, ya samperin lah, kali ini dah gak bisa lagi gagal, gak mungkin kan lu bilang mabok lagi,.. ha ha ha,.. “


“ Iya-iya, temenin gue yuk ,.. “ Ajak Jack, sedikit gugup,..
Edison pun awal-nya menolak, namun akhirnya menyerah juga setelah dilobi terus oleh Jack, otaknya berfikir cepat cara yang gak malu-maluin untuk mendekati Angella dan kawan-kawannya,..

“ Yawda, nanti kita jalan kesana, terus pura-pura aja gue balik lagi kaya gue ngelanin dia OK ?? “ Usul Edison, usul yang gak hebat-hebat amat memang,..
“ Gue ikut aja, gimana lu dech,.. “ Akhirnya keduanya berjalan kearah pojok ruangan tempat Angela dan beberapa orang teman-nya, gak cewek semua memang, membuat mereka berdua butuh keberanian lebih untuk mendekati Angella..

Langkah hanya tinggal beberapa langkah lagi dari meja Angella, tiba-tiba Angella berbalik, wajahnya memperlihatkan mimik ragu-ragu, mungkin ia serasa mengenali wajah Edison, namun masih tidak yakin,..

Jantung Edison dan Jack jelas berdegup makin kencang, mungkin yang ada dalam pikiran mereka berdua sama, pasti nich cewek inget kita berdua pasti dech karang lagi diketawain,.. Dasar cowok yang gengsinya besar membuat mereka makin sport jantung saat langkah mereka kian dekat, mundur pun pasti ketahuan dan itu lebih memalukan lagi,..

“ Eh, kamu yang 2 hari yang lalu itu ya ?? “ seloroh Jack,..
Angella menatap wajah Jack dengan mimik serius, seperti sedang berusaha mengenali orang yang sedang berdiri didepannya,.. Edison sendiri seperti tak percaya dengan yang dilakukan Jack barusan, sejak kapan penyakit gugupnya sembuh,..

“ Oh, yang waktu itu ya ?? “ Angella tersenyum sambil, setelah mengingat kejadian itu,..
“ Sory ya waktu itu, gue kan belum sempet minta maaf langsung sama lu,.. “ Jack menyodorkan tangannya, sementara Edison tampak terkejut melihat salah satu dari kawan Angella, si bulldog itu,..Edison hanya nyengir aja sebelum menyapa Angel,..

“ Halo, lu kuliah sini juga ternyata,.. “ Edison tersenyum pada Angel,
“ Eh lu juga, siapa siapa,.. Ed,, Ed,.. Edison ya ?? “ Angella berusaha mengingat,..
“ Yupz, ini temen gue itu, kenalin nich.. “
” Jacksen,..” Jack menyodorkan tangannya,..
“ Angella,.. gapapa koq, gue juga gak kenapa-kenapa, he he,..lupain aja,.. “ Angella membalas jabatan tangan Jack, sambil tersenyum, manis sekali, membuat Jack makin luluh,,.. sementara teman Angella yang satu itu menatap Edison seperti ****** yang sedang mengeram,..

“ He he he, yawda kita cabut dulu ya, udah lepasin Jack,.. “ Edison menyela Jack yang masih menjabat tangan Ella yang begitu halus,..
“ Eh eh, sory sory, he he,.. “ Jack buru-buru menarik tangannya disindir begitu,.. mencubit perut Edison,..

“ Apa sich ?? “ Edison bertanya pelan,..
“ No Hp belom,.. “ Bisik Jack,..
“ Lu yang minta lah,.. “ Suruh Edison,..

“ Hmm, Gel, boleh minta nomor HP ?? “ Tanya Jack, suaranya bergetar parau, tegang mungkin,..
“ Hmmm, buat apa ?? “ Tanya Angel, wajar seorang cewek bertanya begitu, agar tak berkesan gampangan,..
“ Itu buat nanya cara jinakin ****** Bulldog,.. “ Seloroh Edison sambil lirikan matanya menusuk kearah salah satu teman Angel itu,..
“ Hah ?? oh, ha ha ha, jahat loh,.. “ Angel mengeluarkan ponselnya,..
“ Berapa nomornya, gue miscall dech,.. “ tanya Jack,..
“ Seneng lu ya udah dapet nomornya,.. “ Usil Edison, tak lama setelah mereka berdua menjauh dari tempat Angel tadi,..
“ Iya, gila gugup banget,.. he he “ Jack menjawab sambil terus melihat nomor Hp Angel dari layar P-1i-nya,..
“ Ha ha, Tumben lu pinter tadi, ampe kaget lu bisa begitu,.. “ Pukul Edison,..
“ Ah, itu sich nekad daripada malu aja,.. ha ha.. “ Jack cengengesan,..

####

“ Hmmm, sayang udah ah, ehmmm… “ Sementara Gadis itu menolak, serbuan ciuman dari lelaki dalam pelukannya makin gencar, lidah lelaki itu menari-nari di tengkuk gadis itu, sementara tangannya meremas-remas payudara si gadis yang masih mengenakan Bra-nya, meski satu talinya sudah menggantung jatuh,..

Ciuman-nya mengarah kearah payudara si Gadis menciumnya dengan penuh nafsu, lidahnya bergerak-gerak kesana kemari sementara dengan dagu-nya pemuda itu berusaha mendorong lepas bra si gadis,..

Ciuman-nya melumat bibir mungil gadis itu, sementara tangannya lelaki itu melumat payudara si gadis, meremas-remasnya sambil menarik-narik puting payudara-nya, gadis itu menggelinjang dirangsang sedemikian rupa, terlebih saat ia merasakan lidah pemuda itu melumat payudara-nya, ia mendesah-desah tiap saat puting payudara-nya itu tersentuh oleh lidah pemuda itu,..

Remasan di payudara-nya kian membuat gadis itu terangsang, ia mengacak-acak rambut orang yang sedang menyusu di payudara-nya itu, mendesis perlahan menahan kenikmatan yang tengah direnguk keduanya,..

“ Eshhhpp… Frans udah donk,.. “ pinta gadis itu,,.
Sementara perlahan lelaki yang sedang mengumulinya itu, mulai menarik lepas pengait celana yang dikenakan oleh gadis cantik itu,.. lelaki itu menyingkap rambut panjang gadis itu yang menutupi telinganya, perlahan ia mulai mencium telinga gadis itu,..

Tangan Frans di payudara gadis itu,.. memainkan sambil meremas-remas payudara itu , yang membuat pemiliknya mendesah tak karuan, belum lagi lidah yang menyelusup di telinganya membuat pemiliknya itu mendesah tak karuan, bulu-bulu tubuhnya berdiri merinding tak karuan,..

Tangan Frans bermain lebih jauh, menyelip masuk ke dalam celana Jeans yang dikenakan gadis itu, sebelum tangan yang lain membantu melepas pengait Jeans itu, membantu tangannya yang sedang merabai kemaluan gadis itu lebih leluasa,..

“ Frans, jangan Frans,.. “ desah gadis itu, sementara tangan mungil gadis itu berusaha menghentikan tangan Frans yang hendak menyelusup dalam celana dalamnya,..

“ Gapapa sayangqu Steffany,.. “ bisik Frans, sebelum kemudian mencium gadis cantik itu,.. ia mengurai rambut gadis cantik itu, hingga kecantikan polos gadis itu kian kuat, namun dibawah sana, tangannya tengah menyelusup,.. membelah bibir vagina gadis itu dengan kedua jarinya, sebelum telunjuknya memainkan clitoris gadis cantik itu,..

“ Awwwhm,.. “ desah Steff, saat bagian sensitifenya itu tersentuh, perlahan sentuhan dan rangsangan oleh jari itu membuatnya kian terbakar oleh birahi,.. terasa olehnya bagaimana tubuhnya itu mulai memberikan feedback,.. vaginanya yang mulai basah karena rangsangan itu,..

Tangan mungil gadis itu mulai mencari, mencari pelampiasan kenikmatan yang dirasakannya, perlahan meremas batang kemaluan Frans, sementara mulutnya masih terus menceracau dalam desahan,..

Frans sendiri tampak begitu menikmati suara desahan dari bibir gadis itu, orchestra desahan yang begitu merdu, suara kenikmatan yang nyaring terdengar dari bibir gadis itu,.. sementara tangan Steffany yang tengah menyusup diantara celana pendeknya itu mulai meremas batang kemaluannya,..

Memainkan batang kemaluan itu dengan gerakan maju mundur,.. sementara Frans mencium kekasihnya itu, lidah mereka berpagutan, mencari puncak kenikmatan birahi yang kian tak terbendung, penisnya yang tengah dikocok perlahan, dengan sedikit gerakan memutar yang membuat pemiliknya itu mendesah keenakan,..

Frans menarik lepas Celananya sendiri,..
“ Ich apa-apaan sich kamu,.. “ Bisik Steff,..
“ Hmm, apa ya,.. “ Frans tersenyum sambil menarik celana Steff, berikut celana dalamnya,,..
“ Ichhhhh kamu tuh,.. “ Steff berusaha menutupi bagian kemaluannya itu, bagian kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang begitu terawatt,..

Frans menjawabnya dengan sebuah ciuman,. Mencium gadis itu mesra sambil meremasi payudara gadis itu, tangannya masih menyelip diantara bibir kemaluan gadis itu, merangsangnya dengan sentuhan-sentuhan yang membuat gadis itu kembali menceracau,..

Tubuh gadis itu mulai bergetar-getar, merasakan sensasi kenikmatan yang dirasakannya,..
Memanfaatkan moment itu, Frans mengangkat kaki gadis itu, tak lagi berada disamping, kini ia sudah menindih tubuh gadis itu,.. sementara penisnya telah berada tepat di didepan bibir kemaluan Steff…

“ Frans “ reflek Steff mendorong tubuh Frans,..
Frans terdorong hingga kepinggiran ranjang itu,..Steff menatap Frans, dengan pandangan kecewa,..

“ Kenapa sich kamu selalu gitu,.. “ Steff berkata,..
“ Maaf ya sayang, aku gak sengaja,.. “ Frans mendekat, dalam matanya justru terpancar sinyal kekecewaan, meski tak disadari Steff yang tengah menutup wajahnya dengan bantal kepalanya, sekaligus menutupi tubuhnya yang telah polos tanpa busana,..

Keduanya membisu, dengan kekecewaanya masing-masing

####

“ Kenapa tuch si Jack ?? Cengegesan sendiri aja ?? “ Tanya Vic, memperhatikan temannya yang sedang sibuk dengan HP-nya dan tertawa-tawa kecil sendiri,..

“ Biasa lah,.. mending liat temen ‘gila’ kayak gini kan, daripada benggong-benggong kayak orang gila,.. “ sindir Edison mengigat saat Jack baru diputusin oleh Karen, benggong-benggong seperti ayam mau dipotong,..

“ Ah lu orang sirik aja,.. eh-eh… itu siapa yang makan Croissant gue,.. “ Jack mengoceh melihat croissant-nya yang tinggal separuh,.. Sementara Vic langsung menghentikan kunyahannya, menyembunyikan separuh croissant yang sedang dikunyahnya itu,..

Jack melirik kesal ke arah Vic,..
“ Ya dech ampun,.. gue ganti dech “ Vic akhirnya mengaku,..
“ Tapi, mank siapa sich ?? Kayaknya ampe seneng gitu,.. “ Tanya Vic penasaran,..

“ Ada lah, mau tau aja lu urusan orang, “ Sahut Jack, sambil mengambil croissant-nya yang tinggal separuh dan mengigitnya,..
“ Itu anak angkatan baru,.. Angel namanya,.. “ Sela Edison, yang membuat Jack tambah merengut melihat temannya yang ember itu,..

“ Jah, nich orang bener-bener,.. “ Kesal Jack,.
“ Hahaha, becanda ampun dah,.. “ Edison dan Vic tertawa sengaja menggoda,..

“ Aduh gila, beneran bosen banget nich gini,.. “ Mungkin itu yang ada dalam pikiran Ryan , beberapa Mahasiswa di kelas itu, terutama yang ada dipojokan sudah sibuk dengan mimpi mereka masing-masing,.. sialnya dia datang terlambat hingga terpaksa duduk di tempat paling depan,..

Baru ia menoleh sedikit,..Pak Salim dosennya sudah memanggil namanya,..
“ OK, Ryan lihat kemana kamu, ayo kerjakan tugas-nya sekarang,.. “


“ Hah, sial banget nich dosen,.. soalnya yang mana juga gak tahu,.. “ Ryan tampak kebinggunga, walaupun daritadi dia melihat ke depan, tapi lebih banyak melamun daripada memperhatikan,..

“ Ah, Pak,.. hmmm,.. “ Pura-pura berfikir,..
Ia berfikir keras sambil berusaha mencari celah untuk lolos dari soal itu,..

“ Ayo Ryan, daritadi kemana saja kamu,.. “ Tanya Pak Salim, makin membuat otaknya berfikir kosong makin keras

Layar Monitor LapTopnya tiba-tiba bertambah satu window, isinya sebuah InstantMessage yang berisi jawaban soal itu,.. Ryan tersenyum kecil sebelum mulai mengoceh sambil mencontek jawaban dari IM itu,..

Pak Salim hanya mangut-mangut karena jawaban itu memang benar,..
“ Bagus-bagus,.. kamu Rico soal nomor dua,.. “

Ryan kembali duduk sebelum kemudian menghadap kebelakangnya, kearah Cheryl yang senyum-senyum sendiri,..
Ryan mengetik pesan untuk Cheryl lewat YM seperti yang jawaban yang diberikan Cheryl tadi,..

Wey, Thanx ya,..
------
Makanya jangan benggong aja,..
Hehehe
-----
Iya iya mau gimana
Bosenin banget
-----
Hahaha, yawda ah,..
Tar ikutin dimarahin lagi,..

Waktu berjalan lambat, rasanya tiap menit berjalan bagaikan berjam-jam, bayangkan kalau satu jam kuliah sama dengan 100 menit,.. Mata layu para mahasiswa yang bosan mendengarkan Pak Salim yang sibuk sendiri dengan pelajaran yang dibawakannya, berbanding terbalik dengan para mahasiswa yang seolah tak mengerti apa yang diucapkan oleh dosennya itu,..

Sebuah Bel yang sangat dirindukan oleh para Mahasiswa itu akhirnya berbunyi, tak perlu mendengar kata “ terima kasih, dan selamat siang “ dari pak Salim, seluruh Mahasiswa di kelas itu telah menghambur keluar sambil sibuk dengan dunia mereka masing-masing,..

“ Cher,.. “ Panggil Ryan saat Cheryl berjalan keluar ruangan dengan Ghea teman-nya,..
“ Ghe, lu duluan dech ya,.. “ Cheryl berkata pada teman-nya itu, Ghea mengganguk sambil tersenyum kearah Ryan, sebelum mulai berjalan menjauh,..
“ Ich kamu tuch, dasar malu-maluin tau gak, ditanya gitu aja gak bisa,.. “ Cheryl mencubit Ryan,..
“ Ngantuk tau,.. ich sakit nich,.. “ Sambil memegangi tangannya yang dicubit Cheryl,..
“ Dasar, mau kemana ?? “ tanya Cheryl, seperti keduanya sudah memiliki janji untuk pergi sebelumnya,..

“ Ada dech,, mau ikut ga ?? “ Ryan berusaha membuat penasaran,..
“ Ich dasar,.. “ Keduanya berjalan menuju pelataran parkir, Ryan menaiki motor besar-nya sambil memberikan satu Helm untuk Cheryl,..
“ Naek bisa gak ?? “ Canda Ryan,, mengingat postur Cheryl yang kecil
“ Ich dasar, ngeledek aja,.. tuch bisa tuch loncat,.. “
“ Yuk jalan,.. “ Celetuk Cheryl setelah berhasil naik ke atas sadel belakang sambil memeluk pinggang Ryan dari belakang,..

######

“ Yang udah ya,… pusing nich, ampun dech,.. “ Rengek Edison dengan beberapa kertas yang menghambur di meja belajarnya,..
“ Gak, itu harus kamu kerjain semua, kamu tuch emang paling-paling udah ketinggalan satu pelajaran kali sama yang lain,.. Gak malu ?? “ Jessica tampak kesal, sudah dua jam ia mengajari Edison, tapi menyelesaikan PR-nya saja belum selesai,..

“ Duh males banget, kan udah setengah tadi,.. besok di kelas malah bisa lebih cepet,.. “ Bujuk-nya lagi,..
“ Iya nyontek kan,.. dasar,.. “ , “ Gak-gak dech, aku mau masuk dulu nich pokoknya aku pulang kamu belum selesai awas aja,.. “
“ Iya dech iya,.. yawda ati-ati ya,.. “ Edison mencium pacarnya itu di pipi,..
“ Bener ya,. Awas loh gak beres,.. “ Jess mencium kening Edison sebelum mengambil tas-nya dan melangkah keluar,..

Masih berkutat dengan tugas-tugas kuliahnya Edison sambil berbaring dan menyalakan MP3 Monkey Majik yang sering di dengar-nya akhir-akhir ini, perlahan ia mengumpulkan semangatnya sambil mengerjakan tugas yang membuatnya sakit kepala itu,..

Hampir 1 jam Edison mengerjakan 3 soal itu, sambil merengangkan lehernya yang pegal ia kembali sibuk dengan komik-nya sebelum seseorang mengagetkannya dari belakang,..

“ Hayo, lagi ngapain,.. “ Jess tertawa-tawa melihat mimic wajah Edison yang pucat saking terkejutnya,..
“ Yeehh… Awas ya,.. “ , “ Lagi baca komik nich liat nich,.. “ Edison mencubit pipi pacarnya itu,..
“ Iiiiihhhh,.. ngamuk nich, sakit tau,..!!! weee “ Jess memukul Edison di pundaknya,..

“ Duh yang udah ngerjain PR,.. “ Ledek Jess,..
“ Iya donk,.. “ Jawab Edison singkat,..
“ Tumben rajin,.. hehehe,.. “ Jess terlihat memeriksa pekerjaan Edison, sambil membalik-balik halaman file..
“ Mank mau bodo terus,.. haha… “

“ Wey pada mau makan gak ?? “ Vic tiba-tiba menyela masuk dalam kamar Edison,..
“ Gue heran semua pada masuk gak pake permisi,.. “ Gerutu Edison karena lagi-lagi terkejut,..
“ Lu begok,.. pintu gak pernah dikonci,.. “ Sela Vic tak mau disalahkan,..
“ Hahaha,.. becanda Vic, jehhh,.. “ Edison tersenyum,..
“ Yuk makan yuk, laper,.. “ Celetuk Jess,.. “ Mell mana Vic ?? “
“ Tuh, ke WC dulu,.. “
“ Dah beres semua ?? “ Mell tersenyum sambil melirik ke dalam kamar ??
“ Udah, yawda jalan yuk,.. “ Edison merapikan kertas-kertasnya sambil mencari dompet-nya,..

“ Tuch di atas selimut,.. “ Tunjuk Jess,.. sudah biasa dengan kecerobohan pacarnya itu,..sebelum kemudian Edison mengambil dompetnya itu dan keluar dari rumahnya itu,..

#####

Ryan dan Cheryl yang terlihat begitu asyik bercanda di tepi pantai,.. Keduanya terlihat begitu dekat sambil melempar kerang-kerang yang ada di tepi pantai itu kearah laut,.

“ Bagus kan ?? “ Tanya Ryan,..
“ Yeee,.. iya dah lama gak kepantai Ry,.. hehehe.. “
“ Hehehe, makanya nurut aja kalo diajak orang tau,.. hehe “
“ Dasar,.. “

Deburan ombak, dan angin sepoi-sepoi ditambah cahaya matahari yang bersinar redup saat sang Matahari tak lagi berdiri perkasa diatas sana,.. Entah keindahan itu dapat berapa lama lagi mereka rasakan saat sesuatu menyela, ponsel Cheryl,..

“ Ray,.. “ kata Cheryl, terdengar panik..
“ Angkat aja,.. “
Sesaat gadis itu tampak berfikir,..
“ Halo,.. “ Cheryl menjawab telepon itu,..
“ Halo sayang dimana ?? “
“ Aku masih di jalan nich,.. “ Jawab Cheryl
“ Owh,masih lama ?? Mau dijemput ?? “
“ Ga usah, mungkin bentar lagi kayaknya,.. “
“ Owh yawda ati-ati aja ya,.. nanti aku tunggu di tempat biasa,.. “
“ Yawda ati-ati ya sayang,.. “ Ucap Cheryl menutup telepon,..

“ Udah yuk, jalan pulang,.. “
“ Ray gak marah ?? “ Tanya Ryan…
Cheryl menggeleng kepala, Entah tak tahu atau memang Ray tidak curiga..

“ Gue musti gimana nich ?? “ Tanya Steffany binggung,.wajahnya tampak kalut,..
“ Yawda, emang kenapa sich bisa berantem ?? “ Tanya seseorang dibalik telepon sana,..
“ Gue juga gak ngerti, tiba-tiba aja dia marah, gue kan gak bisa ikut dia ke ultah temennya itu, gue masih agak sakit begini.. “
“ Yawda, lu coba hubungi Ray dech, kayaknya dia mau dateng dech ke Ultahnya Vero itu,.. “
“ Duh gue kan gak gitu kenal sama dia, gimana donk,.. “ Hati Steffany serba salah, ia tak tahu harus melakukan apa sekarang, disatu sisi ia ingin datang seperti keinginan Frans,
“ Yawda, ga papa kali, orangnya juga baik koq,.. “
“ Duh, gue gak tau dech Selv,.. gimana ya,.. kalo naik angkutan umum bisa kan ?? “

“ Lu yakin Steff,.. lu kan gak tau jalan,.. “
“ Gapapa sich, tapi lu mau jemput gue kan di terminal ?? “ Tanya Steff binggung
“ Yawda, kalo cuma di terminal sich bisa aja gue jemput, tapi lu yakin bisa ?? “
“ Iya, bisa dech, yawda gue siap-siap ya, nanti gue telepon lu lagi kalo dah deket-deket ya,.. “

“ Yawda, ati-ati ya Steff,.. “ Sebelum Selvie kawannya itu menutup telepon,..

Perlahan Steff bangkit berdiri dari kursi belajarnya, mengambil tas dan memasukan pakaian ke dalamnya,.. namun ia masih ragu dengan keputusannya,.. ia mengambil HP-nya, berusaha menghubungi seseorang, namun masih sama seperti tadi sepertinya ponsel itu sengaja dimatikan,..

“ Aduh Frans kamu tuch kenapa sich,.. “ Gumam Steff dalam hati,..Tak yakin dengan keputusannya, ia takut kedatangannya ke Pesta Ulangtahun teman Frans itu malah membuat pacarnya tambah marah,..

Ia pun memasukan ponselnya itu kedalam tas, ia memeriksa kembali barang-barangnya, memastikan tak ada yang tertinggal,.. Perlahan ia keluar dari kamar Kost-nya, mengunci pintunya rapat-rapat,..

Dalam ketidakpastian Steff melangkah keluar,.. ia berjalan perlahan hingga kejalan besar dan menaiki Taksi yang membawanya menuju terminal,.. ia melihat dengan seksama arah buss itu dari tulisan trayek yang ada didepan bus itu,.. sementara hatinya merasa takut, terlebih ini adalah pengalam pertamanya bepergian dengan kendaraan umum ini, 1 tahun 5 bulan sejak menapaki kakinya di Jakarta ini,. Ia mendapat perlakuan istimewa dari Frans, yang selalu mengantarnya kemana-mana,..

Namun kali ini ia harus belajar sendiri,.. ia harus mengejar seseorang yang begitu dicintai dan disayanginya itu, meski ia ragu apa yang dilakukannya itu benar atau salah, yang hanya itu yang ada dalam pikirannya sekarang, ia berharap apa yang ia lakukan ini benar dan akan berakhir dengan baik,..

Ia menaiki angkutan umum itu, menunggu hamper 1 jam lamanya sebelum bus itu diberangkatkan, ia terus mencoba menghubungi ponsel Frans meski tak pernah ada jawaban dari seberang sana, tak ada lagi yang dapat dilakukan oleh Steff, tak ada selain merenung, berdoa dan berharap semua ini akan berakhir baik, seindah perjalanan cinta mereka dulu,..

Entah berapa lama waktu berlalu sebelum ia sampai di terminal kota tujuannya itu, Bogor,.. perlahan ia turun, sambil menelepon Selvie,.. namun belum sempat panggilannya diangkat, seseorang melambaikan tangan padanya,..

Steff bergegas menuju arah lambaian tangan itu,..
“ Selv,. Thanx banget ya,.. “
“ Udah gapapa, gini doank, udah yuk masuk deh mendingan,.. “
Keduanya masuk dalam mobil Suzuki Swift merah itu, sebelum Selvie membawa Steff ke rumahnya, sambil menunggu pesta ulangtahun Vero pukul 8 malam itu,..

#####

“ Jadi gitu ya, gitu selama ini bohong sama aku !! “ Suara penuh dengan nada kekecewaan, Cheryl memaki seseorang di balik telepon itu,..
“ Aku gak bohongin kamu, bener dech, aku gak pernah ketempat gitu,.. “
“ Jangan bohong Ray,.. terus bon siapa yang ada di dompet kamu Hah !! gak sadar kan aku liat dompet kamu,.. kamu tuh dasar tau gak !! “

“ Yawda aku pulang sekarang, aku gak jadi ke Bogor,.. “ Ray mengambil keputusan,..
“ Terserah, tapi gak perlu cari gue ya !! “
“ Sayang kamu tuch jangan salah paham gini donk,.. Aku tuh bener-bener gak sengaja,.. “
“ Jangan bohong Ray, kecewa sama kamu tau gak,.. aku bukan ank kecil lagi yang bisa kamu bohongin, aku bisa tanya temen-temen kamu,.. “

Tak ada lagi celah untuk berbohong sekarang, seorang lelaki hanya tinggal satu punya cara untuk membela diri,..

“ Ok,.. jadi kamu mulai batasin aku sekarang,.. Apa aku pernah batesin kamu Hah !!”, “ Bahkan aku gak larang kamu pergi sama Ryan kemarin kan,.. !! “
“ Oh jadi bales marah-marah, yang salah siapa sich sebenernya,.. !! “ , “ Jusru kamu izinin aku temenini Ryan beli kado itu dihari yang sama kamu pergi kesana kan !! “
“ Alah, Ryan juga tahu aku mau pergi kenapa kamu gak tanya sama dia !! “

“ Oh gitu ray, cukup aku tahu tentang kamu !! “ Cheryl menutup telepon itu sambil membanting ponselnya ke ranjang,.. matanya penuh kekecewaan, sementara air matanya mulai mengalir,..

“ Hah, ngapain ah males gue,.. lu gak kenal aja sok mau dateng,.. “
“ Ya ampun Ry, gapapa kali kan banyak cewe-nya, mau dateng gak lu,.. “
“ Iya-iya, disini aja berani lu ngomong ya Lee, kalo ada cewek lu aja diem lu,.. hehehe “ Sindir Ryan sambil sibuk membuka sebungkus Chitato,..
“ Wah, nich orang, yawda dech kalo gak mau lu,.. “
“ Hahaha, lagi dimana lu ?? Cewe lu gak ada ya makanya bebas lu,.. “
“ Iya lagi pergi ma ade-nya tuch haha, makanya kapan lagi nich gue bebas tapi gak asik lu ah,.. “
“ Jah, ajak si Jack aja tuch,.. “ Katanya sambil meraup chitato dan memasang Televisi
“ Ah, lagi PDKT dia repot ah,..masa gue jadi obat nyamuk,.. “

Seseorang mengetuk pintu kamar Kost-nya sesaat sebelum Ryan menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang,..Ia bangun dan membuka pintu kamarnya,..

“ Siapa Ry ?? “ Tanya Edison dari balik telepon,..
Ryan diam tak menjawab,..

“ Eh-eh siapa sich ?? Lu masukin cewe ya,..hahaha dah gak homo luh,.. “ Edison mengoceh terus, menggoda,.. namun Ryan tak menjawab, hanya menutup telepon itu,..

“ Cher,.. ?? “
“ Ry,. Boleh masuk ?? “
“ Ya boleh, lu gak jadi ke Bogor ?? “
Cheryl menjawabnya dengan gelengan kepala,..

“ Nich minum,.. “ Ryan mengambil teh kotak dari lemari es kecil dibawah TV-nya,..
“ Thanx,.. “ Cheryl menusukan sedotan ke teh kotak itu,..

“ Kenapa sich ?? Koq mata lu merah gitu ?? “
“ Gak papa Ry,.. Cuma,.. “
“ Cuma apa ?? “ Goda Ryan
“ Kesel aja,.. “ Cheryl membuang wajahnya, menatap bagian lain dari ruangan itu,..

“ Kenapa sich Cher ?? “ Ryan duduk di lantai, tepat di sebelah Cheryl

“ Gue ini salah apa sich Ry sebenernya ?? Ray tuch anggep gue apa ?? “ Pertanyaan sederhana tapi membuat Ryan binggung,..

“ Gimana ya?? Gue gak tahu musti jawab apa Cher,.. “ Ryan binggung harus menjawab apa,..
“ Lu jawab aja Ry,. Gue tuch binggung, capek jalanin semua ini, dengan semua kebohongan dia ke gue,.. sebenernya lu tahu kan Ry, dia sering bohongin gue,.. “

Tercekat dalam kebinggungan, Ryan tahu tentang semua kebohongan Ray, kebohongan yang terkadang membuat dia merasa jauh lebih baik dari Ray, jauh lebih mencintai Cheryl dari sahabatnya itu, namun dalam semua kebinggungan itu dia selalu memilih, berulang kali memilih untuk berada di pihak Ray, memilih menutupi semua kebohongan Ray…

“ Ayo Ry, ngomong,.. “ Menatap wajah Cheryl yang memerah, air matanya yang seolah akan mengalir kapan saja, membuat Ryan bimbang, apakah ia harus mengiyakan semua kebohongan Ray, atau mengakui semua kebohongan itu,..

“ Ry,.. “ kata Cheryl lagi perlahan, turun dari kursinya, wajahnya menatap Ryan, menatap tak lebih dari 20 cm jarak diantaranya,.. Ryan dapat merasakan dengan jelas, merasakan semua kesedihan gadis manis itu,.. Ryan berusaha memalingkan wajahnya, ia tak sanggup berbohong, tak sanggup membohongi dirinya bila menatap mata itu,..

“ Liat kesini Ry,.. “ , “ Jujur,.. Jujur sama aku,.. “ sepasang tangan mungil Cheryl menapak di wajah Ryan,..membawa sepasang mata mereka bertemu,.. jemari mungil itu membelai rambut panjang Ryan yang menutup matanya,.. membuat sepasang mata mereka kian jelas bertemu,..

Entah harus menjawab apa, tatapan mata polos yang seolah tak berdosa itu membuat Ryan luluh,.. ia menjawab, sebuah jawaban yang sebelumnya tak pernah keluar dari mulutnya,..

“ Iya, gue tahu,.. “ jawabnya singkat,..
Cheryl terdiam, entah apa yang dipikirkannya, namun gurat kekecewaan tampak jelas di matanya,..

“ Koq kamu tega sich ?? “
Pertanyaan yang seolah menusuk, Ryan diam, entah dia harus menjawab apa kali ini,..
“ Sorry,.. “

“ Jahat, jahat banget sich kamu tuch,.. mana semua omongan kamu ?? Mana ?? “
Cheryl memukul-mukulkan tangannya kearah Ryan,..
“ Iya, aku tahu salah, aku tahu, maafin aku,.. “

“ Aku tanya, aku tanya,.. kenapa kamu tega gitu ?? “
Ryan lagi-lagi diam,..
“ Jawab Ry, jawab,.. “ Air mata Cheryl terus mengalir,..
“ Aku tahu, kamu tahu semua, buktinya kamu bisa tahu kapan musti ajak aku kepantai, tepat di hari Ray pergi kan, aku tahu kamu tahu semua ini Ry,.. tapi kenapa kamu diem ?? “

“ Soalnya,.. “
“ Coz ,.. “ Ryan menghentikan ucapannya,..

“ Pliz ngomong Ry,.. Plizzz aku mohon,. Aku pengen tau kenapa kamu segitu tega sama aku ?? biarin Ray terus bohongin aku ?? terus nyakitin aku ?? “

Ryan membuang wajahnya,. Sebelum ia menangkap mata Cheryl,.. menatap mata itu dalam memperlihakan keseriusan ucapannya,..

“ Coz I Love you, and he is someone much better than me,.. “ sebuah kata yang sangat sulit diucapkan selama ini,.. sebuah kata yang sudah begitu lama dipendamnya, yang terkadang membuat dadanya ini sesak,..

Ryan tak lagi berani menatap Cheryl,.. wajahnya dipenuhi rasa bersalah,.. meski Angel hanya diam, hati Ryan terasa dipenuhi oleh rasa bersalah yang tidak ada habisnya,.. kata itu akhirnya terucap, sebuah kata sederhana yang sebenarnya tidak salah, namun menjadi berbeda bila diucapkan untuk seorang wanita cantik yang juga pacar sahabatnya sendiri,..

“ Aku tahu,.. “ Cheryl berkata, memecah kebisuan,..
Ryan hanya diam, iya tahu berkali-kali ia berusaha mengungkapkan semua itu meski dengan kata-kata,..

“ Aku tahu,.. tapi bukan itu kan alasan semua ini,.. “ lanjut Cheryl,..

“ Cuma itu,.. “ jawab Ryan,singkat..

“ Kalau cuma itu kenapa kamu tega, tega gitu aja biarin aku terus ditipu, terus dibohongin ?? Kenapa ?? “

Ryan tak bisa menjawab, ia sendiri tak tahu jawabannya,.. kalaupun ia bisa menjawabnya itu hanya akan membuat Cheryl lebih sakit, gak mungkin dia mengatakan

“ Karena aku gak mau kamu terluka, aku mau lindungin kamu, aku mau ngerebut kamu daripada kamu dilukain terus dan kamu dan kamu,.. “ kata itu terus muncul di kepala Ryan

“ Kalau kamu memang sayang sama aku,.. kamu harusnya bilang, kamu harusnya lindungin aku,.. kenapa kamu selalu begitu ?? “

“ Karena dia sahabat aku, dan aku gak mungkin rebut kamu dari dia,.. dia punya segalanya yang kamu inginkan,.. dia punya semua itu,.. “ akhirnya kata itu malah terucap

Sebuah tamparan mendarat di wajah Ryan, air mata Cheryl mengalir deras,..

“ Kamu tuch jahat banget sich ?? Kamu selalu berfikir tentang Materi ?? kenapa sich Ry ?? jahat banget kamu tuch tau gak “

“ Sorry,.. “ Ryan terdiam,..

“ Jahat banget sich ?? “ Cheryl perlahan

Entah apa yang ada dalam benak Ryan ketika perlahan ia memeluk Cheryl,.. ia memeluknya hangat, seolah tak lagi perduli kalau gadis ini adalah kekasih sahabatnya sendiri,.. cinta membutakan matanya,.. sementara perlahan Cheryl pun mulai menggantungkan tangannya di pundak Ryan, entah siapa yang memulai saat mereka mulai memagutkan bibir mereka masing-masing,.. mencium sambil berpelukan..

Perlahan mereka berciuman, sementara Cheryl mulai membiarkan Ryan yang menciumi lehernya, tak lagi terbayang tentang status hubungan mereka,.. ciuman demi ciuman yang saling berbalas diantara mereka,..

Ciuman Ryan perlahan turun, sepasang tangannya menarik lepas kaus yang dikenakan oleh Cheryl, sepasang bukit yang tidak besar, namun begitu putih dan halus menggantung disana, perlahan tangan Ryan menyelusup ke belakang, menarik pengait bra itu hingga membuat bukit indah didalamnya tak lagi tersembunyi,..

“ Ry,.. ehmmm,.. “ Desah Cheryl saat sebuah ciuman terasa di sepasang bukitnya,.,.. ciuman perlahan pada sepasang payudara itu, sementara tangannya mulai meremas perlahan bukit kembar itu,. Dengan sebuah lidah hangat yang menyentuh-nyentuh putingnya,..

Sepasang tangan mungil Cheryl perlahan menarik kaus Ryan,, sebelum kemudian jemari lentiknya meraba di sepanjang dada bidang itu,.. Ryan masih bermain dengan dada Cheryl memainkan payudara itu perlahan, selayaknya sepasang kekasih walaupun ia sadar ini lebih mirip sebuah pengkhianatan,..

“ Nakal ya,.. “ Bisik Ryan,.. saat jemari Cheryl sengaja diselipkan gadis itu menyelip masuk dalam celananya menyentuh penisnya yang sudah menegang, sambil tersenyum-senyum,..

Cheryl hanya memerlingkan matanya,.. sambil memelet lidahnya kecil, menggoda Ryan,..

Cheryl menatap sepasang bolamata coklat Ryan,.. keduanya bertatapan, lama,… dalam sebelu, Ryan mencium Cheryl perlahan,.. penisnya sudah berada tepat di bibir vagina Cheryl,.. dalam hati Ryan bergulat berbagai rasa,.. tak ada kebanggaan meniduri seorang teman kampus, atau seseorang yang dikenalnya,.. bukan itu yang ada di otaknya,. namun sebuah rasa bersalah yang dalam, namun juga sebuah ego yang mengatakan,.. “ Aku lebih pantas untuk semua ini “

Cheryl membalas ciuman Ryan, menutup matanya dalam-dalam, sementara Ryan membimbing penisnya dengan tangannya,.. perlahan menusuk masuk dalam vagina Cheryl yang begitu sempit,.. jauh sebelum semua ini Ryan pun tahu, gadis yang dicintainya ini bukanlah seorang gadis perawan, namun cinta lebih dari sekedar nilai keperawanan,..

Bukan kesalahan, bukan kebodohan yang membuat Cheryl kehilangan semua ini, bukan juga itu sesuatu yang penting bagi Ryan,.. dalam hati Ryan ia tau benar,.. semua kesalahan, semua kebodohan, semua pengalaman hidup itu yang membuat Cheryl seperti sekarang, membentuk Cheryl yang sekarang, membentuk Cheryl utuh yang begitu dicintainya,..

Perlahan penis itu menekan kian dalam, ciuman mereka yang tertahan oleh desahan Cheryl, perlahan Ryan menarik penisnya, sebelum kembali menekan penis-nya masuk,..

Penis Ryan yang mulai menyelusup masuk diantara sela vagina Cheryl,.. menusuk masuk sementara ciuman mereka masih terus berpagut,.. Desahan Cheryl dan hembusan nafas keduanya yang saling memburu, sementara sepasang tangan Cheryl yan bertumpu di dada Ryan, membiarkan tubuh mereka bersatu,..

Saling berciuman sementara perlahan tangan Ryan meremas payudara kanan Cheryl, membuat gadis itu mendesah sesaat sementara gerakan pinggul Ryan yang memaksa penisnya masuk lebih dalam di Vagina Cheryl yang begitu sempit,..

Tak ada kata yang terucap, hanya desahan mereka yang saling menyahut, Ryan yang mulai menciumi payudara Cheryl sementara tak pernah berhenti ia menggerakan pinggulnya naik turun, menelusuk masuk,.

Membuat Cheryl terus mendesah tak karuan, entah apa yang dipikirkan oleh gadis cantik itu, apa juga yang dipikirkan oleh Ryan, sementara nafsu yang kian memburu membuat keduanya kian tak malu lagi melakukan semua ini,..

Perlahan Cheryl mulai naik ke tubuh Ryan, sesaat ia menarik lepas penis Ryan, mencium penis itu sebelum kemudian kembali naik dan mengantar penis itu hingga kembali masuk dalam vaginanya, perlahan penis itu kembali membelah tubuhnya,.. wajah Cheryl yang kuyu dengan sepasang matanya yang setengah tertutup dan luncuran desahan yang keluar dari mulutnya,..

Tubuh mungilnya yang mulai bergerak naik turun dalam posisi itu, payudaranya yang bergerak kesana kemari, sementara tangan Ryan mulai bermain nakal, menangkap payudara yang tengah menggantung itu sambil meremasnya perlahan memainkan payudara itu dengan lembut, meremasnya dengan penuh perasaan sambil menekan payudara itu dan menarik puting-nya perlahan,..

“ Ehmmm,.. “ Desahan yang kembali melucur dari bibir mungil itu,.. Penis Ryan seolah menusuk begitu dalam, memberikan kenikmatan bagi gadis cantik itu,..

“ Bagus gak begini ?? Aneh ya ?? “ Tanya Steff sambil berkaca di balik cermin, ia mengenakan Gaun hitam yang membuat belahan dadanya tercetak jelas,.dipadu dengan jeans biru, perpaduan anggun dan simple, rambut panjangnya yang indah sengaja diurai membuat ia terlihat begitu cantik,.

“ Aneh apanya ?? Cantik banget lagi,.. “ Selvie memuji temannya itu,..
“ Dah siap ?? “ Tanya Selvie lagi sambil merapikan sedikit make-upnya,..
Steff mengganguk menjawab,..
“ Yawda yuk jalan,.. “ Selvie mengajak temannya itu keluar,..

“ Duh cantik-cantik banget,.. “ Mama Selvie menyela, mengomentari kecantikan dua gadis itu, meski harus diakui dalam berbagai aspek kecantikan Steffany jauh lebih menonjol dari anaknya itu,.

“ Iya Mih,.. aku jalan dulu ya,.. “ Selvie mengambil kunci mobilnya yang digantung,..
“ Yawda hati-hati ya kalian berdua,.. “ Mama Selvie mengingatkan,..
“ Jalan dulu ya mih,.. “
“ Pergi dulu Tante,.. “ Steff berpamitan,.
“ Iya hati-hati ya,.. “ Ingat Mama-nya itu lagi,..

Tak terlalu jauh memang dari rumah Selvie,.. perlahan mereka berjalan menuju BallRoom hotel itu, tempat pesta ulangtahun Vero,.. suasana mulai ramai sementara Selvie mencari Vero, yang berulang tahun, Steff tampak tegang sambil mencari Frans,.. diantara kerumunan orang, meski setengahnya Steff masih kenal, namun ada juga wajah-wajah asing diantara tamu-tamu yang datang itu,..

Di pojok kiri ruangan itu seseorang dengan sosok yang begitu ia kenal,.Ia mendekati sosok itu, sebelum menepuknya perlahan dari belakang,..
“ Frans,.. “ Bisiknya perlahan,..
Frans menatap Steff dengan pandangan yang tak enak dilihat,..
“ Hah,.. ngapain kesini ?? “ nada bicaranya itu terdengar seperti orang yang begitu kesal,.
“ Koq gitu banget sich,… “ Tanya Steff, putus asa dengan cara kekasih itu yang terlihat msih begitu marah pada dirinya,..
“ Ya ngapain kesini sich hah !!! “ Frans menarik Steff, seperti seseorang yang begitu ketakutan dan gusar,..

“ Frans apa-apaan sich,.. “ Steff terlihat kecewa dengan perlakuan Frans padanya,..

“ Frans,.. Ngapain kamu ?? “ Tanya seseorang gadis di depan mereka berdua,..
“ Gak ini temen gue,.. lagi ada urusan,.. “ Frans menjawab menyebut Steff dengan sebutan Teman,..

“ Oh ‘Teman’ Frans “ Steff melepaskan tangan Frans dari tangannya,..” Ok “ Gurat kekecewaan tercetak jelas diwajah Steff,.. ia berjalan keluar, sementara Frans hanya diam seolah tak perduli dengan Steff,..

Steff berusaha mencari Selvie,.. namun ia tak bisa menemukan kawannya, itu,.. Dalam kekalutan dan balutan kekecewaan Steffany keluar meninggalkan tempat pesta itu,

“ Steff,.. “ Panggil seseorang memanggil Steffany,..Tepat di pintu keluar,..
“ Jess,.. “ Steff berusaha tersenyum,
“ Kemana,.. “ Tanya Mellisa, dibelakangnya ada Vic yang baru masuk setelah memarkir mobilnya,..
“ Gak tahu,.. dah dulu ya,.. “ Steff tampak kalut,..kekecewaan yang membuatnya binggung menentukan arah selanjutnya, seolah tak perduli dengan dirinya yang tak tahu arah di kota kecil itu,.. ia sembarangan memilih kendaraan yang kemudian dinaikinya,.. sorotan lampu-lampu malam kota bogor seolah tak mampu menerangi kebimbangannya,..

Rasa sakit hati dalam kebimbangan, kebinggungan dalam kekalutan rasa kecewa karena penghianatan yang membuat semua ini seolah terkubur dalam sebuah kesalahan yang seolah dibuat-buat,..atas dasar sebuah rasa ketidak puasaan…

“ Berenti-berenti bang,.. “ Steff bergegas turun melihat terminal yang sama dengan siang tadi,..
Tatapan mata para penghuni malam terminal seolah mengawasi Steffany bagaikan seekor binatang yang siap dimangsa,..

Suara tawa cengengesan dan ucapan-ucapan mereka yang terkesan norak jelas terdengar oleh Steff meski mereka seolah berbisik,.. Steff hanya diam tak perduli dengan omongan mereka itu..

Steff pun nekat memasuki bus itu, sepi hanya ada sekitar 7 orang didalam sana,.. seorang bapak tua yang gendut,.. Seseorang yang terlihat seperti turunan Ambon atau mungkin Papua,.. 2 orang yang tinggi besar dengan rambut cepak tentara, seorang pedagang asongan yang duduk di bangku paling pojok dan 2 orang kenek,..

Steff sepertinya sengaja duduk di tengah, tempat yang masih agak kosong, hanya si bapak tua gendut yang duduk di seberang tempat duduk-nya, kesedihan dan kekesalan masih terlihat jelas diwajahnya, gadis cantik itu duduk diam, wajahnya terlihat binggung dan gundah, ia mngambil ponselnya dari dalam tas,.. mengetik pesan singkat pada Selvie temannya itu, setidaknya ia tak ingin membuat temannya itu binggung,..

Tak lama mesin bus itu mulai menyala,. Sesaat setelah supir bus tua itu duduk di balik kemudi bus itu,..
Perlahan bus itu mulai berjalan meninggalkan terminal kota itu,..

Sepanjang perjalanan mata Steff menerawang, ia seolah benar-benar tidak percaya dengan perlakuan Frans, mungkin ia merasa seluruh rasa cinta dan sayang yang selama ini ia berikan untuk lelaki itu, hanya sebuah kesia-siaan,..

Bagaimana ia menggangap semua kabar angin tentang kelakuan Frans diluar sana hanya sebuah angin lalu, ia begitu yakin, begitu percaya dengan rasa cinta yang diperlihatkan oleh Frans selama ini, namun semua itu menguap sekarang, semua kabar angin itu ternyata benar adanya,.. Hanya satu yang disyukurinya, belum sekalipun ia meluluskan keinginan Frans untuk menidurinya, merebut mahkota kegadisannya, kalau sudah mungkin ia akan dicampakan lelaki itu lebih cepat, dan akan terasa jauh lebih sakit dari saat ini,..

Air mata Steff mulai mengalir, ia tak dapat menahan lagi tangisnya,.. tanpa disadarinya Bapak yang tadi duduk di seberangnya itu telah pindah di depannya,..
“ Tissue dek ?? “ tanya Bapak tua itu..
Steff melirik,.. ia berusaha tersenyum,..
“ Makasih pak,.. saya ada,.. “ Steff mengambil tissue dari dalam tasnya,.. sebelum menutup matanya yang penuh dengan genangan air mata dengan tissue itu,..
“ Ada apa dek ?? Ada yang bisa Bapak bantu ?? “ tanya Bapak itu lembut,..

“ Makasih pak, saya gapapa koq,.. “ Steff menjawab, disela seguk tangisnya,..
“ Yawda,.. jangan nangis lagi ya dek,.. “ Bapak itu tersenyum ramah, sebelum kembali ke tempat duduknya semula,..

Steff sadar, ia mendengar orang-orang di bus itu mulai riuh, mereka berbicara dengan bahasa daerah yang tak dipahaminya,.. sebelum kemudian seseorang menepuknya,..
“ Sendiri aja non ?? “ itu si Kenek yang tadi, perawakannya pendek, berkulit hitam dengan wajah yang bopengan,..
“ Iya Pak,.. “ Steff menjawab sekena-nya,..
“ Mau abang temenin,.. “ Tanya si Kenek itu yang disambut tawa penumpang yang lain,..
“ Makasih Pak,.. “ Steff mengambil tasnya,.. dan berusaha mengambil Ponselnya,..
“ Ich sombong amat,.. “ Kenek itu mulai kurang ajar dengan mencolek wajah Steff,..

“ Duh amoy, cantik banget ya,.. “ Kenek itu mengoceh,.. sementara penumpang yang lain mulai meriung di sepinggiran tempat duduknya,..
Jelas itu membuat Steffany ketakutan setengah mati,..

“ Jangan Ganggu orang kenapa,.. “ Bapak yang tadi duduk di seberangnya itu, berusaha melindungi Steffany,..
Steff memandang penuh harap pada bapak itu,..
“ Ughhh, ada jagoan, hebat sia !! “ kata kenek itu, dengan wajah tak senang,.. demikian juga penumpang yang lain,..

“ Bapak duduk aja mendingan,.. ini urusan anak muda,.. “ Kata penumpang yang berwajah mirip orang Ambon itu,.. Ia mendorong bapak tua itu hingga terjatuh,..
“ Pak,.. “ tampak panik melihat Bapak tua itu terjatuh ke lantai,..
Ia berusaha berdiri sambil menerobos Kenek yang menghalangi jalannya itu,..

“ Duh si eneng, baek amat, biarin aja udah bau tanah gitu, mending sama kita aja,.. “ Steff berusaha melepas tangannya yangditangkap oleh kondektur itu,..
“ Lepasin gak,.. “ Bentak Steff,..
“ Eh ngelawan ya,.. “ Kondektur itu menghempas Steff hingga menabrak dinding buss itu,..

“ Pak supir berenti pak supir,.. “ Steff berteriak sekuatnya,.. namun hanya dijawab dengan tawa seluruh penumpang itu,..

Steff melirik khawatir dengan Bapak tua yang baik itu, ia melihat bapak tua itu seolah tak sadarkan diri, sepertinya ia terbentur tadi,.. membuat kepanikan Steff kian menjadi,..

“ Pak ini saya ada uang dan ini,.. ini ambil aja Handphone saya,.. tolong turunin aja kita berdua pak “ Steff memohon, sambil mengeluarkan seluruh uang di dompetnya, sekitar 500.000an,..

“ Duh tenang aja, non, lagi duit segini dibagi ber7 sich kecil non,,.. “ celetuk salah satu dari penumpang yang meriungnya itu,..
“ Ini kan ada Handphone saya pak, ambil aja,.. “
“ Tuch liat HPnya baru tuch,.. lumayan buat dijual,.. tinggi harganya,.. “ yang lain berkomentar,.. Steff mengangguk-angguk, sambil berdoa mereka menerima tawarannya,..
“ Tapi kalo bisa sekalian dapet amoy cakep kaya gini kenapa gak,.. “ Lanjutan kata-kata orang itu benar-benar menghancurkan seluruh harapan Steffany,..

“ Nah neng, mending cium kita-kita dech,.. “ Kenek itu berseru,..
Tak ada pilihan selain menuruti keinginan mereka itu,..
Menahan rasa takut Steff mencium kenek itu sebelum kemudian, mencium 5 orang lainnya,..

Menahan rasa kesal dan takut, hanya itu yang bisa ia lakukan untuk meneyelamatkan dirinya, sambil berharap orang-orang ini akan menepati janji mereka,.. jijik itu yang dirasakannya terlebih saat harus mencium bopeng maupun jerawat para penumpang itu,..

“ Udah ya pak,.. “ Selesainya Steff mencium semua penumpang itu,..
“ Itu pak supir belum,.. “ kata si kenek,..
Steff kembali mengalah, ia melangkah kedepan tanpa di halangi oleh mereka lagi, sebelumnya ia sempat memeriksa keadaan si bapak tua itu, yang sekarang benar-benar tak sadarkan diri,..

“ Kenapa non ?? “ Tanya si supir pura-pura tak tahu,..
“ Maaf pak,.. saya cuma mau,.. “ Steff menghentikan kata-katanya,..
“ Mau apa ?? Turun,.. ??” Tanya si supir memancing,..
“ Iya pak.. “ Balas Steff cepat
“ Nah ciumnya mana,.. “ Si Supir itu terbahak sambil meminta

Steff pun mencium wajah berjerawat supir itu sambil menahan rasa jijik, apa lagi wajah supir itu benar-benar jelek,.. ia mencium pipi supir itu, sekena-nya,..

“ Ah gak kerasa ah,.. “ Kata si supir itu lagi,..
Steff kembali mencium supir itu, kali ini ia mencium supir itu agak lama,..

“ Nah gitu donk,.. “ Supir itu terbahak,.. “ Mau turun,… ?? “ tanya supir itu,..
“ Iya Pak, makasih pak,. “ Steff tampak penuh harap,..

“ Din dia mau turun tuch,.” Panggil si supir pada keneknya itu,..
“ Gimana donk boss ?? “ Tanya si kenek,.. Steff menunggu penuh harap,..
“ Yawda kasih aja,.. “ Kata si supir santai,. Yang diiringi riuh penumpang yang lain,..

“ Yawda boss,.. “,” ayo neng kebelakang dulu,.. “ Steff menurut mengikuti kenek itu berjalan kebelakang,..

“ Nah neng mau turun kan ?? “ Tanya si kenek,.
Steff mengganguk,.. “ Tapi berdua,.. “ Kata Steff
“ Iya yawda gampang,.. “ kata si kenek,.. tiba-tiba menyergap dada Steff, dengan kedua tangannya,..

Kenek itu meremas payudara Steff, sementara penumpang lain riuh sambil tertawa,..
“ Pak,.. lepasin saya mau turun,.. “ Steff berusaha menghindari remasan tangan kenek itu,.
“ Loh ini kan turun Neng,. Dari pipi ke tete sekarang,.. “ tawa si kenek,..penumpang yang lain langsung riuh mentertawai si kenek dan Steff,..

“ Pegangin donk, mau giliran gak,.. “ Suruh si Kenek,.. yang lain segera memegangi Steff yang terpaku ketakutan, sambil menyesali semua kebodohannya,.. , dan mengertilah ia kenaka semudah itu si supir menurunkan dirinya,..

Steff terus berusaha memohon pada mereka, namun hanya suara tawa yang menjawab semua permohonannya itu,..Perlahan si Kenek membuka Gaun yang dipakai oleh Steff,..Membuka gaun itu kesamping, membuat hanya tertinggal bra hitamnya yang menutupi bagian dada atasnya itu,..

Air mata mulai menggenang di wajah Steff,.. dalam kepungan beberapa orang itu, mustahil bagi gadis lemah seperti Steff untuk melepaskan diri, bahkan menyelamatkan dirinya pun sulit sekarang,..

Si kenek menyibak bra yang di pakai oleh Karen, sepasang puting merah muda yang mungil itu langsung dlumatnya,.. “ Wuihhh, gila pink lucu banget “ Ceracau si kenek,.. sementara beberapa penumpang yang lain ikut-ikut meremas payudara Steffany,..


Tangan-tangan jahanam itu mulai mengerayangi tubuh Steff, hingga salah satu tangan itu meraih kain celana Jeans yang dikenakannya, melepas kait celana itu sebelum memelorotkan celana itu,..

Tangan-tangan yang meremas payudara Steff, membuat gadis itu menjerit menahan rasa sakit,.. sementara si kenek, tampak asyik menjilati wajah Steff, sebelum kemudian mencoba mencium gadis cantik itu, Steff berusaha menolak, ia memalingkan wajahnya,..sementara tangan si Kenek itu berusaha menahan wajahnya,.. dan kembali berusaha mencium Steff yang terus meronta melepaskan diri,..

Tangan bajingan lain sibuk memainkan puting payudaranya itu, sebelum satu tangan lain, menyelip di vaginanya, menyentuh bibir kemaluannya yang masih perawan itu, tersentak oleh keadaan itu,..

“ Gila nich Cewe, manteb banget,,” Sahut seorang pria yang berpotongan tentara itu,
” Iya liat nich pentilnya juga merah banget, belom pernah di kenyot ya non?? ” Sahut teman satunya lagi,..

Wajah Steff memerah mendengar-nya..,Terjepit dalam keadaan dimana tak ada lagi yang dapat dilakukannya,.. entah apa yang harus diperbuatnya, bahkan saat ini keperawananya itu pun ikut terancam,..Keperawanan yang tadi hampir terfikir olehnya untuk diberikan pada Frans,.. demi kembali mendapatkan rasa saying dan cinta dari kekasihnya itu ..

“ Jangan pak, saya masih perawan…Tolong pak jangan begini,.tolong lepaskan saya…” Mohon Steff.. Namun kembali, hanya tawa mereka yang menjadi jawaban dari mereka…

Terlebih lelaki yang mirip pedagang asongan tadi, ikut menjawab yang membuat posisi Steff kian terjepit,..
” Bukan-nya mahasiswi kaya non Jablay semua?? ” Kalimat itu disambut dengan tawa oleh para bajingan-bajingan itu..

Steff benar-benar berada dalam posisi terjepit,. Pikirannya melayang dalam kekalutan tak mengerti apa yang harus dilakukannya,.. sementara pikirannya melayang sesaat dalam keputus-asaan. Namun hanya sesaat, Steff kembali tersadar saat sebuah tangan hitam, mulai mengerayang di vagina-nya,

Sebuah Rasa yang belum pernah dirasakan olehnya sebelumnya,. Tangan-tangan itu dengan begitu kasar menjamahi tubuh Steffany. Namun perlakuan berbeda dirasakannya tepat di bagian vaginanya itu, ia tersentak kaget saat sebuh lidah hangat nan basah menyela di bibir kemaluannya itu,...

“ Aaah,,,pak ampun pah,,,Uggghhhhh” rintih Steff , Ia merintih ketakutan, meski ada sebuah perasaan nyaman dan rasa nikmat mulai menjalari dirinya, dan orang-orang itu tampak begitu menikmati bagaimana Steff mendesah-desah oleh rangsangan yang mereka berikan,..

Tiba-tiba Kenek tadi mendorong tubuh Steffany keatas kursi,. Sebelum kemudian berjongkok di hadapan vagina Steffany,.. Ada rasa malu di diri gadis itu, merasakan tatapan dari lelaki yang tak dikenalnya itu, seorang lelaki yang jelas-jelas memiliki maksud jahat pada dirinya,..

Tangan si Kenek langsung menempel di vagina Steff,.. merabai bagian kemaluan gadis itu,..
“ Tuan rumah dulu ya,.. “ sela si kenek sambil terkekeh, yang disambut riuh penumpang lainnya,..

“ Pak,. Pak jangan pak,.. “ Tangan Steff menutup kemaluannya itu,..
Namun si kenek langsung menyibak tangan gadis itu dan langsung menempelkan lidahnya di belahan kemaluannya,.

“ Wangi loh,.. “ Komentar si Kenek,.
Sementara mata Steff terbelalak, ia menekuk wajahnya, merasakan kenikmatan saat lidah hangat berpori itu menyentuh vaginanya itu, lidah si kenek bergerak menyapu seluruh permukaan vaginanya,.. Steff mendesah-desah tak tertahan, meski sedikit ada rasa sakit saat lidah si Kenek menyela masuk dalam vaginanya yang masih perawan,..

“ Ughhm,, hmmm pak udah pak..sppppp,.. “ Desah Steff

Lidah itu terus bergerak, menyapu clitoris Steff yang membuat gadis itu mendesah kian tak karuan, ia merasakan bagaimana tubuhnya mulai merespon, cairan vaginanya mulai mengalir keluar, sementara tubuhnya kian terbakar, terbakar oleh nafsu birahi yang dikekangnya selama ini, tubuhnya benar-benar merasakan kenikmatan lebih terbakar disbanding dosa-dosa yang dilakukannya sebelum ini,..

Tanpa sadar,.. Gadis itu benar-benar tak sadar saat membalas ciuman salah satu penumpang itu,.. ia membiarkan lelaki itu mencium bibirnya, bahkan membalas ciumannya,.. disela desahan Steff lidah keduanya bertautan, sementara penumpang lain memainkan sepasang payudaranya itu,…

Rangsangan-rangsangan itu membuat gadis itu kian melayang dalam nafsu birahinya,. Tubuhnya mulai bergetar-getar akibat rangsangan yang diterimanya,. Perlahan ia kian dekat dengan puncak kenikmatan itu, terlebih lidah yang tengah bermain di vaginanya itu kian liar, menyentuh dan menyedot-nyedot clitorisnya hingga punggung Steffany tertekuk,.. seluruh tubuhnya berderik seiring kenikmatan puncak yang dicapainya,..

“ Hmmmm, Ughhhh,.. “ Tubuhnya bergetar-getar, dengan punggung yang terangkat, lolongan panjang Steffany disambut oleh riuh penumpang lain yang menyadari organsme dahsyat yang dialami Steffany, sementara cairan cintanya merembes keluar dari vaginanya,.

“ Slurppp slurppp “ si Kenek menyedot habis cairan cinta yang keluar dari vagina Steff,..

Pandangan Steff baru pulih setelah desakan organsme yang membuatnya pusing sesaat,.. namun apa yang dilihatnya membuatnya tersadar dalam ketakutan,, kelima orang itu telah membuka celana mereka, penis mereka yang telah menegang menggelepar di hadapannya,. Tawa cengengesan para penumpang itu sungguh membuat Steff ketakutan setengah mati,..

“ Pak, tolong pak jangan,.. “ mohon Steff lagi-lagi
Kelima penis ini lebih besar dari satu-satunya penis yang pernah ia lihat,..

Tak ada jawaban dari mereka, malah salah satu dari orang yang berperawakan seperti tentara itu mendekati Steff,.. perlahan ia menyodorkan penisnya ke wajah Steffany

“ Ayo non, diisepin donk,.. “ kontan Steff menolaknya, namun orang itu tak kekuarangan akal, dibantu satu orang yang lain ia menangkap wajah Steff sambil memencet hidung Steff, memaksa gadis itu membuka mulutnya kehabisan nafas, tak menunggu lama, orang itu langsung menyodokan penisnya dalam mulut Steff,..

Penis itu seolah tak muat dalam mulut Steff, tak banyak bagian dari penis itu yang masuk dalam mulutnya, sementara air mata embali mulai menetes dari pelupuk mata gadis itu, penis itu disodokan oleh pemiliknya lebih kuat hingga masuk dalam mulut Steff lebih dalam,..

“ Isep,.. “ Bentak lelaki itu,..
Perlahan Steff menghisap penis itu, terutama karena takut oleh ancaman orang itu, perlahan juga penis itu kian lama kian amblas dalam mulutnya yang mulai terbiasa dengan penis itu,.. penis bau yang menjijikan berbalur dengan rasa asin dari air kencing yang tersisa di penis itu,..

Mual itu yang dirasakan oleh gadis cantik itu, namun tak ada yang bisa dilakukan oleh gadis itu sekarang,.. tak ada selain menuruti kemauan para bajingan ini,..

Yang lain tak mau kalah, meraih tangan mungil Steffany, merogohkannya ke penis mereka,..
“ Ayo dikocok donk,.. “ perintah orang-orang itu,.. Steffany tak lagi berani melawan, perlahan ia menggerakan tangannya, mengocok penis-penis itu perlahan, sesekali mulutnya mengoral penis yang berbeda karena ditarik oleh penumpang yang lain,,..

Seolah ia hanyalah seorang pelacur yang tengah dinikmati oleh para bajingan ini, ia harus mengocok dan mengoral penis kelima orang itu, sementara bus it uterus meluncur, meluncur kea rah yang rasanya tak dilewati olehnya tadi siang,..

Dari masih terduduk di bangku bus itu, Steff sudah berpindah tempat, kini bejongkok dijalur antara dua tempat duduk itu, dikelilingi oleh 5 orang bajingan itu Steff hanya bisa menuruti keinginan orang-orang ini, mulai dari menghisapi batang kemaluan itu, hingga menjilati buah zakar mereka,.. salah satu penumpang yang brperawakan Ambon yang penisnya lebih besar diantara penumpang yang lainnya itu lebih kejam diantara yang lain, sesekali ia memaksa Steff mendeeptroath penisnya hingga membuat gadis itu tersedak, apalagi mendeeptroath penisnya sama saja membenamkan wajah cantik gadis itu di bulu-bulu kemaluannya yang tebal,..

Penis si kenek yang tengah dioral oleh Steff kian lama kian mengenga, apalagi rasanya penis itu bergetar-getar dalam mulutnya, perlahan penis itu mulai mengeluarkan cairan, Steff menarik wajahnya saat penis itu hendak meledak,.. namun terlambat, gadis itu terlambat menyadari, meski penis itu tidak memuntahkan muatannya dalam mulut Steff,. Namun sperma kenek itu muncrat kewajah gadis cantik itu,..

“ Hmmm,.. “ Steff berusaha menghapus sperma itu dari wajahnya,. Namun belum sempat ia menghapus sperma itu, penumpang yang lain kembali memuntahkan spermanya di wajah gadis itu, hingga wajah Steff kembali berbalur sperma,..

Melihat yang dilakukan oleh kedua orang itu, yang lain ikut-ikutan menumpahkan spermanya di wajah Steffany, Steffany tak tahu harus melakukan apa,. Kecuali air matanya yang kembali mengalir,..

Terkecuali si Ambon, perlahan si Ambon mendekati Steffany dan memaksa Steffany kembali mengoral penisnya,.. perlahan Steffany mengoral penis itu dengan wajah yang penuh dengan lelehan sperma penumpang yang lainnya,.. lidahnya memelet keluar, perlahan ia menjilat kepala penis si Ambon sambil menjilati batang kemaluannya, perlahan si Ambon mulai melenguh merasakan lidah Steffany yang membalur seluruh permukaan penisnya itu,..

Belum lagi saat Steffany menghisap di buah zakarnya tubuh si Ambon gemetaran nikmat. Sementara tangan halus Steffany tak pernah Absen mengocok penis si Ambon,.. Si Ambon sendiri hanya bisa mendesah-desah nikmat, merasakan kenikmatan dari pemula seperti Steffany ini,..

Halusnya tangan Steffany yang mengocok penisnya perlahan, ditambah hisapan mulut Steff yang menyentil-nyentil buah zakarnya itu membuat si Ambon tak bertahan lama, namun tak seperti yang lainnya,.. Ia menahan wajah Steffany,.. membuat Steff merasa panik, terlebih penis itu mulai berdenyut-denyut dalam mulutnya, gadis itu sadar, sebentar penis itu akan segera mengeluarkan laharnya,.. dan sangat menjijikan bila ia harus menelan sperma itu,..

Ia berusaha berbagai cara untuk melepaskan diri, namun Si Ambon menekan kepalanya kuat-kuat,..
“ Jangan bergerak-gerak donk,. Nikmatin aja,.. “ Tawa si Ambon,.
“ Hummm, hmmmm, “ Steff mendesah berusaha melepaskan diri dari penis si Ambon itu, namun terlambat, si Ambon melolong hebat, sementara spermanya mulai tumpah dalam mulut Steffany,..

Si Ambon tak melepaskan Steffany begitu saja,..
“ Telen baru dilepasin,.. “ Steff menggelengkan kepalanya,..
“ Telen,.. “ perintah si Ambon
Steff pun mulai menuruti kemauan Si Ambon, perlahan ia menelan sperma itu, sedikit demi sedikit hingga seluruh sperma itu tertelan,.. jijik itu yang dirasakannya saat harus menelan sperma pekat itu,..

Steff langsung jatuh sesaat setelah si Ambon melepaskannya, lelah sekaligus mual sambil memegangi perutnya yang rata, dengan wajah yang penuh dengan ceceran sperma, ia pun dapat merasakan bagaimana sperma itu sebagian mendarat di rambut panjangnya yang indah, namun taka da waktu memikirkan penampilannya, sementara kelima orang itu mulai menggumulinya lagi,..

“ Nich, masih ada yang belum nich,.. “ Si kenek menarik bapak tua itu yang tadi sempat tak sadarkan diri,..
Bapak tua itu terlihat binggung, sementara si Kenek menurukan celana si Bapak tua hingga penis tua bapak itu menyembul keluar,tak besar namun penis itu telah menegang hebat,..

“ Ini nich, yang tadi jadi orang suci,.. “ Tawa si Kenek,..
Yang lain ikut menyoraki bapak tua itu,..

“ Ini nich, ayo isepin juga, mau dilepasin gak ?? “ Ancam si kenek,.. Steff mengganguk, sudah terlanjur kepalang untuknya, sekarang terlebihyang terpenting adalah menyelamatkan keperawanannya ini,..

“ Jangan dek, jangan,.. “ Pak Tua itu berusaha menghentikan Steffany,..
“ Maafin saya pak,.. “ Steff menurunkan wajahnya, perlahan tangan halusnya meraih penis bapak itu, perlahan mengocoknya, sementara lidahnya dengan perlahan mulai menyapu penis itu membuat penis itu kian menegang, penumpang lain menyoraki kedua orang itu,.. namun Steff berusaha cuek ingin menyelesaikan ini secepatnya,..

Tangannya meremas-remas buah zakar bapak itu sementara penis bapak tua itu dihisapnya dengan gerakan naik turun,.. penis itu kian menegang, dan mulai berdenyut denyut, Steff pun menghentikan hisapannya,. Perlahan ia mengocok penis itu, membuat Bapak tua itu kian melenguh keenakan,.. sebelum tak lama sperma muncrat dari penis bapak tua itu,..

“ Hahahaha, enak kan pak,.. “ ejek penumpang lainnya,..

“ Udah pak, lepasin saya,.. “ Pinta Steff,
“ Saya kan belum dek,.. “ Si supir kini muncul disebelah Steffany, dengan penisnya yang sudah menegang,.. “ tau kan musti apa,.. “ Kata si Supir,..

Steffany mengganguk, berusaha menyelesaikan ini secepatnya,.. perlahan ia meraih penis itu, namun si supir malah menggangkatnya ke bangku bus itu, sebelum merenggangkan paha Steffany keatas,..penisnya tegak di depan bibir kemaluannya,..

“ Mau apa pak ??” Steff terlihat begitu panik,..
“ Ya apa lagi “ tawa si Supir itu
“ Jangan pak saya mohon jangan,.. “ Steff menangis sambil berusaha menutup bibir kemaluannya dengan tangannya,

Si Supir menepak tangan Steffany, sebelum menuntun tangannya menembus bibir kemaluan Steffany

“ Emanknya lu suka banget ya gini ?? “ sambil meminum Tequila-nya
“ Iya, gak tahu kenapa, suka banget mungkin karena gak ada kerjaan kali ya, “ Angel mengambil gelas yang diminum oleh Jack, tidak mengizinkan temannya itu minum terlalu banyak,..
“ Beneran mau di sini aja ?? Gak mau buka room ?? “ Tanya Jack lagi
“ Iya, ngapain buang-buang duit, kan mahal kita aja cuma berdua “ Gadis cantik itu masih tampak bersemangat mengikuti alunan music, sementara Jack lebih banyak duduk,..
“ Yeh kalo sayang duit ngapain kesini,.. hehehe “ Usil Jack,..
“ Ich dasar,.. “ Angel memukul lengan Jack, bercanda,..” Ayo turun,..” Ajak Angel
“ Gak ah males,.. gue gak bisa,.. “ Tolak Jack,..
“ Ayo donk ah,.. Ayo,.. “ Bujuk Angel berulang-ulang hingga Jack tak dapat lagi menolak,..

Akhirnya keduanya turun ke lantai dansa, mengikuti alunan music yang memekakkan telinga

“ Gue gak bisa nich,.. “ Bisik Jack,..
“ Ah bohong, ayo yang penting begerak aja lagi,.. “ Angel tersenyum melihat Jack yang terlihat begitu kaku,..
“ Dah ah, gue balik aja ya,.. “
“ Duh temenin donk, masa pengen liat temennya yang cantik ini di godain orang hehehe,.. “ Angel mengoda Jack
“ Hmm, iya dech, tapi jangan lama-lama ya,..
Keduanya terlihat makin akrab, guratan senyuman dan tawa yang entah akan berakhir sampai dimana malam ini,..

#####

“ Tuch kan, dasar gue bilang juga apa, makanya jangan banyak-banyak minum “ Sementara Jack terlihat begitu mabuk di kursi belakang mobil-nya,..
“ Lu ke tempat gue aja dech kayaknya, gimana mau pulang coba,.. Ya ?? “
Jack diam tak menjawab, dunianya masih berputar,..

Tak lama keduanya sampai ke tempat Angel,sebuah Town House 2 lantai, yang disewakan perlantai,.untung tempatnya berada di lantai satu, hingga tak perlu susah-susah menaiki tangga..
“ Duh Sory ya Gel, gue pulang aja dech,.. “ Kesadarannya mulai pulih, setelah meminum teh hangat yang dibuatkan Angel,..
“ Duh jangan dech, lu tidur sini aja mending, tar ada apa-apa lagi, kan lu juga lagi sakit kan,.. “

“ Udah lu tidur disini aja,.. “ Angel membopong Jack sampai ke kamarnya,.. perlahan ia menurunkan Jack ke atas ranjangnya,.. ia membuka sepatu Jack sambil membuka beberapa kancing kemeja-nya,.. dari posisi itu ia bisa menatap jelas wajah Jack,.. entah mengapa, wajahnya terasa memerah,..ia menatap wajah pria di hadapannya itu, seolah tersenyum kecil sebelum tersadar dan berusaha memalingkan wajahnya,..

Gadis itu tercekat sesaat, sepasang tangan meraih telapak tangan kirinya,.. Angel melirik Jack yang setengah tersadar mulai terbangun, entah mabuk atau memang disengajanya,.. Jack memeluk Angel erat,.. sebelum mencium gadis itu,..

Angel terdiam, pelukan itu ciuman itu bagaikan sebuah kenangan yang terulang di dalam ingatan-nya,. Sebuah kenangan tak lebih dari 2 tahun yang lalu,.. ia terdiam, tak membalas ciuman itu,.. hanya diam meski membiarkan bibir mereka bertemu,…

Tiba-tiba Jack tersadar,.. ia menarik bibirnya yang tengah menyium Angel,..
“ Sory,.. sory bukan gue mau kurang ajar,.. “ Wajahnya terlihat serius,.. bukan seperti orang yang berpura-pura setelah ditolak oleh pasangannya,.sambil masih memegangi kepalanya yang pening,..

Angel pun menutup bibirnya dengan dua jari-nya, ia baru tersadar dengan apa yang terjadi barusan,, ia sendiri pun terlihat gugup karena membiarkan saja semua ini terjadi,..

“ Gapapa koq, kan kamu juga mabuk “ Jawab Angel sambil menurunkan tubuh Jack kembali membaring di atas kasur itu,..
“ Sory bangek Gel, sorry, gue pulang aja dech,.. “ Jack berusaha bangkit dari tempat tidur,..
“ Jack koq badannya panas gini ?? “ Sela Angel saat tak sengaja menyentuh kening Jack..
“ Ah gapapa koq,.. “
“ Ah pasti kamu sakit, udah lebih baik kamu istirahat aja sekarang ya,.. ok,.. aku mau keluar dulu dech ya,.. “
“ Gapapa Gel, gak takut orang ngomongin ?? “ Tanya Jack,..
“ Ga gak mungkin lah, gak ada yang liat juga, lagi kamu sakit gitu juga,.. ok,.. “
“ Thanx ya gel,.. “ Sementara Angel menarik selimutnya menutup tubuh Jack yang terlihat sedikit mengigil kedinginan,.. sebelum kemudian melangkah keluar dan menutup pintu kamarnya,.

Ia berdiri membelakangi pintu yang tertutup itu, wajahnya tampak binggung, entah apa yang dipikirkannya, hatinya dipenuhi rasa bersalah,..

#####

“ Jack, haloo,.. “ Angel memanggil-manggil dari ruang tamu, menunggu jawaban karena pintunya memang tak dikunci, mungkin disengaja sementara ia sakit, tetap saja ada rasa tak enak untuk masuk sembarangan seperti itu,..

Perlahan ia mendengar suara tawa, dari arah kamar tidur,.. Angel pun menuju dapur terlebih dahulu, mengambil piring dan sendok sambil menaruh makanan yang dibawanya ke atas piring, dan mengeluarkan minuman isotonic dari dalam palstik yang dibawanya tadi,..

“ Jack,.. “ Angel masuk kedalam kamar itu tanpa mengetuk pintu,..
Ia terkejut saat mendapati Jack yang tampak sedang bercanda dengan seorang gadis,..
“ Sory,… “ Angel merasa tak nyaman, bukan hanya karena tak enak hati karena masuk tanpa izin tapi juga tak nyaman dengan apa yang dilihatnya,..

“ Gel,.. ayo masuk, kenalin nich temen aku,.. “ Panggil Jack,..
“ Upss, sory ganggu ya ?? “ Angel terlihat tak enak,..
“ Oh udah panggil aku sekarang,.. “ tanya gadis itu pada Jack,..

Sindiran, mungkin itu yang lebih tepat untuk menilai apa yang dikatakan oleh gadis itu,.. Jack mengiyakan dengan gayanya yang khas, menggerakan kepalanya sekali,..

“ Gel, ayo kesini,.. “ , “ Bawa apa ?? “ Panggil Jack,..
“ Udah makan belum ?? Sory ya cuma bawa satu, kirain gak ada orang, untung Cuma beli satu, takut gak dimakan soalnya, takut udah ada yang bawain,.. “ Angel terdengar tak mau kalah, balas menyidir,..

“ Belum koq,.. “ , “ Coba liat beli apa,.. “ Tanya Jack sambil tersenyum,,..” Ini kenalin dulu,.. “
“ Angel,.. “ Angel terlihat sedikit mengalah, sambil memberi tangannya lebih dulu
“ Karen,.. “ Jawab gadis itu,..

“ Wah, kesukaan aku nich,.. “ Jack tersenyum melihat makanan yang dibawakan Angel,..

“ Hah orang sakit koq, malah dikasih nasi goreng ?? “ Sindir Karen,,..

“ Yeh justru karena sakit itu, musti dikasih makanan yang disuka,.. “ Terlihat jelas Jack yang sengaja membela Angel,..

“ Yeah, coba aja ya,.. Yawda dech, gue cabut dulu gak mau ganggu lu bedua,.. “ Kata Karen,.

“ Koq buru-buru banget,.. “ Angel tampaknya sengaja memanas-manasi,..
“ Iya koq buru-buru,.. “ Jack berkata seperti itu untuk mendinginkan suasana, ia memang serba salah diposisi seperti ini,.. terlebih hubungannya dengan Karen yang memang belum benar-benar selesai,..

“ Gak masih ada urusan lain gue,.. Ya.. Ok dech gue cabut dulu,.. “ Karen mengambil tasnya yang ditaruh di meja,..
“ Yawda gue jalan dulu,.. “ Karen kembali berkata, sebelum kemudian berjalan keluar dari tempat itu,..

“ Siapa sich yang tadi itu ?? “ Tanya Angel penasaran,..
“ Temen aku,.. kamu gak makan ?? “ Jack menjawab hati-hati, sambil berusaha mengalihkan topik,..
“ Koq temen gitu banget ?? Kayak agak gimana gitu,. “ Tanya Angel lagi,..
“ Dunno, mungkin baru kenal aja kali ma kamu,.. “
“ Huh,..Aneh,.. “ Angel tahu kalau Jack berbohong,.. mudah sekali menerka kebohongan itu dari reaksinya tadi,..

“ Jack,.. “ Suara lain memanggil,..
“ Iya, gue dikamar nich,.. “ Terdengar suara langkah kaki yang mendekat,..

“ Halo,.. “ gadis yang berdiri di depan pintu kamar Jack itu tersenyum ramah,.. membuat Angel pun tanpa sadar membalas senyuman itu,..
“ Halo juga,.. “

“ Jack, cowok gue kesini ?? “ Tanya gadis itu,..
“ Gak tuch, eh kenalin dulu nich,.. “
“ Angel,.. “ Ia memberikan tangannya terlebih dahulu,..
“ Jessica,.. ini yang lu certain itu ya Jack,.. Cantik banget ?? “ Jessica tersenyum sambil menggoda Jack,..
“ Makasih,.. “ Angel tersipu malu mendengar pujian itu dari gadis secantik Jessica,..

“ Yawda dech,.. gue ke tempat cowo gue dulu, dari tadi ditelepon gak diangkat, emank dia kuliah hari ini ?? “
“ Mungkin,.. “ Jawab Jack sekena-nya mengingat kebiasaan Edison yang sering bolos,..
“ Makanya gue binggung, kan kalo lu gak masuk, dia pasti ikut gak masuk,.. Ditelepon gak diangkat lagi,.. “
“ Tar dech gue yang teleponin, mank disebelah gak ada ?? “ Tanya Jack,..
“ Gak ada kayaknya, mobilnya gak ada sich,.. “
“ Ah, mobilnya sich emank dibawa sama adiknya kemaren,.. “,” itu sich udah pasti masih tidur, “ Jack menduga sambil tertawa,..
“ Iya sich, coba dech gue kesana dulu ya,.. “
“ Yawda sana,.. “ Balas Jack,..
“ Yuk gue tinggal dulu,.. “
“ Ati-ati ya,.. “ Angel tersenyum,..

“ Oh iya Jack, katanya ‘M’ lu mau dateng tuch, tadi gak sengaja gue keceplosan lu sakit,.. Sorry,.. hehehe “ Jessica tersenyum sambil berjalan keluar,.. Angel mengantar sampai depan pintu, sekalian mengunci pintu,..

“ Lu, jalan sama Jack ya ?? “ tegur Vina saat mereka berdua berjalan melalui koridor menuju pelataran Parkir,..

“ Hah ?? Denger dari mana ?? “ Angel, kaget mendengar yang dikatakan oleh Vina tadi,.. mungkin ia mau mengakui kalau sebenarnya antara dia dan Jack memang akan memulai satu hubungan yang lebih serius, namun ditanya seperti itu, entah mengapa Angel menjadi sedikit tak enak hati,..

“ Ya gak, denger selentingan-selentingan aja dari temen-temen,.. “ Vina tersenyum, membuat kecantikannya kian terpancar, andai gadis di sebelahnya bukanlah orang secantik Angel, pastilah orang disebelahnya itu akan tenggelam dalam kecantikan Vina yang begitu benderang,.. gadis itu begitu cantik dengan tubuh yang proporsional, kecantikannya membuat lelaki mana pun pasti mau melakukan apa pun yang diminta oleh-nya demi mendapatkan balasan sekedar menikmati kecantikan-nya itu,..

“ Ha ha ha, gak lah ci,.. emang aku sering jalan bareng sama anak-anak mereka, tapi ya sebatas itu aja, bukannya cici juga kenal kan sama mereka ?? “ Angel balik bertanya,..
“ He he, iya kenal sich, tapi ya begitu aja,.. paling kenal Ryan, sama Vic aja,.. “ Vina mengambil ponsel-nya yang berdering dari dalam Tas Louie-Vutton baru-nya,..

“ Halo ?? “ , “ Iya sebentar lagi, udah mau di depan pintu koq ya,.. “ Vina menjawab cepat telepon itu,..
“ Siapa ?? “ Tanya Angel,..
“ Frans, yawda aku cabut dulu ya gak enak,.. “ Vina tersenyum,..
“ Ah, pasti dech, yawda ati-ati ya ci,.. “ Angel melambai kearah Vina yang berjalan menjauh,,..

Angel membuka pintu Honda Jazz-nya saat ia melihat sebuah Bucket bunga , dengan bunga-bunga mawar Biru dan sebuah mawar berwarna putih ditengahnya, bagus sekali, tergeletak begitu saja diatas mobil-nya, ada sebuah kartu di Bunga itu,..

Angel tersenyum, ia sudah tahu pasti siapa yang berusaha begitu romantis-nya memberikan bucket bunga yang begitu indah ini untuk-nya,.. ia pun masuk ke dalam mobil-nya mengeluarkan Ponsel-nya dari tas, sambil men-stater mobil-nya ia tampak memencet tombol-tombol ponsel-nya mencoba menghubungi seseorang,..

Tak lama komunikasi itu tersambung,..

“ Halo, Jack,,.. makasih ya, bunganya bagusss banget,.. “ Angel senyum-senyum sendiri,..
“ Suka ?? Aku gak tahu, aku kan gak romantis jadi ya pilih aja yang menurut aku paling bagus,.. “ Jawab Jack,..
“ Suka, sukaa banget, kamu dimana ?? “ Angel, masih senyum-senyum melihat bucket bunga yang ditaruh dengan begitu hati-hati diatas jok sebelahnya,..
“ Di tempat parkir, aku kan nungguin kamu sampe dateng dulu, kalau gak tar diambil orang lagi,.. he he he,.. “
“ Ich dasar, dimana ?? kamu bawa mobil ?? “ Angel mencari-cari, masih belum jauh dari tempat parkir-nya tadi,..
“ Bawa-bawa koq,.. Aku juga masih ada kelas,.. “
“ Oh, kamu masuk gih, telet kan ?? “
“ Iya, ini juga lagi jalan,.. Gel, nanti malem ketempat aku, mau ya ?? “ Kali ini suara Jack terdengar sedikit tegang, seperti-nya penyakit gugup-nya itu kambuh lagi,..
“ He he he, jam berapa ?? iya nanti aku dateng .. “ Jawab Ella,..
“ Jam 7an aja,.. Ok???, aku masuk kelas dulu ya,.. “
“ Yawda belajar yang bener ya,.he he.. “ Angel menutup telepon sambil senyum-senyum sendiri,..

####

“ Wah gak bisa gitu juga dong Dhie,.. ini kan masalah duit, masa lu gampangin gitu aja,.. “ Dari suaranya terdengar kesal sekali,..
“ Aduh, gue bener-bener minta waktu dech, jam 5, sampe jam 5 nanti pasti gue bayar,.. “ Mohon orang disebelah-nya, begitu kurus berjerawat dan mirip seorang pengobat, sementara disebelahnya orang yang tinggi besar dengan wajah jelek bopengan,..
“ Ok, gue kasih waktu, jam 5 ya, utang lu 16,5 bayar lunas, lu tau lah kerjaan gue, ini duit kan musti dibagi sama yang lain lagi,.. “ Ancam orang itu,.. mereka tampak berbicara serius dipojokan yang jarang dilalui di kampus itu, terhubung dengan gedung parkir belakang,..
“ Iya Do, pasti gue bayar janji,, kasih gue waktu,.. “ Orang itu tampak pucat diancam seperti itu,..
“ Ok, gue tunggu,.. “ Lelaki tinggi besar itu pun berjalan pergi,..

” Do,.. “ Panggil seseorang yang datang dari sisi yang lain bangunan connector itu,..
“ Hey bos,.. baru dateng ?? “ Orang itu berubah, tak sesombong tadi,..
“ Iya, abis ngapain lu tadi ?? “ Edison ternyata, dan lelaki yang tadi mengancam itu Ando,..
“ Bisnis boss,.. ha ha.. “ Ando tersenyum,,..
“ Oh, yawda naik lah,..lantai 5 kan ?? “ Edison memencet tombol Lift, kebetulan mereka jam itu mereka sekelas,..

Seperti biasa pelajaran berjalan membosan-kan, bukan hanya untuk Ando yang bodoh, tapi hampir semua Mahasiswa di kelas, seperti biasa pelajaran Pak Marzuki selalu membosankan, ia terlalu sibuk membaca Slide-nya sendiri hingga terkadang tak perduli dengan beberapa Mahasiswa yang tertidur saat pelajarannya,…

Sementara Ando mengamati Jam, ia harap-harap cemas, sedikit rasa takut kalau Adhie sampai kabur, namun ia tahu keluarga Adhie cukup berada dan dia pun tahu dimana alamat rumah-nya dan cukup mengenal orang tua-nya, hingga resiko Adhie untuk kabur dan tak mau membayar hutang-nya lebih kecil,..

Lewat bebepa menit dari pukul 5, yang dijanjikan Adhie untuk membayar hutangnya,.. Ponsel Ando tiba-tiba bergetar, ia pun membuka SMS yang didapatnya,..Dari Adhie, namun ia sedikit kecewa dengan isi pesan dari Adhie itu,..

Tadi gue transfer 12.000 ,
Gue dah gak ada duit lagi,
Kecuali lu mau dibayar
Pake cara yang lain,.. gue di pojokan tadi..

Ando tampak gusar dengan pesan dari Adhie itu, ingin ia segera mendatangi Adhie dan menghajar-nya, namun tak ada seorang pun yang berani meninggalkan pelajaran Pak Marjuki, lebih baik tidur, karena bila keluar akan mengurangi nilai, sama seperti Edison dan Jack yang duduk beberapa baris di depan Ando, kedua-nya terlihat sibuk, sibuk bermimpi,..

Waktu berjalan begitu lambat,.. 15 menit lagi pukul 5.30 jam selesai pelajaran ponsel Edison bergetar di kantung-nya, membangunkan pemilik-nya itudari mimpi indah-nya,.. Alarm bukan telepon atau ponsel,.. setengah berkunang-kunang sehabis terbangun dari mimpi indah-nya, Edison membangun-kan Jack yang tidur disebelah-nya,..

“ Lapar nich Jack,.. “ Edison membangun-kan Jacksen,..
“ Hahh,.. oh iya, tar aja dech makan-nya ya,.. “ Jack melihat jam di tangan kiri-nya,..
“ Ahhh, payah luh,.. “ Setengah berbisik Edison memukul lengan kawan-nya itu bercanda,..
“ Bukan gitu bodoh, masa lupa jam berapa, nanti jam 7 musti udah siap semua,.. “ Jack menceritakan rencana-nya,..
“ Oh iya, lupa gue,.. “ Edison terlonjak kaget, ingat rencana sahabat-nya itu, sayang suara-nya sedikit terlalu keras, hingga mengundang Pak Marjuki untuk memelototi-nya,..

Edison cengengesan sambil menundukan wajah-nya, takut melihat mata Pak Marjuki yang sedang memelototi-nya itu,.. Edison melihat kebelakang, Ando terlihat begitu gusar, setengah berbasa-basi ia membisik kearah Ando,..

“ Kenapa luh ?? “ Tanya Edison perlahan,..
“ Gapapa Boss,.. “ Ando membalas-nya membisik

“ Edison Lee “ Suara berat seseorang dari arah depan mengagetkan Edison,..
“ Gak pak, saya pinjem Tipe-X tadi,.. “ Edison mengangkat tinggi-tinggi Tipe-X ditangan-nya itu,..
“ Kamu itu dari tadi gak memperhatikan saya ya !! “ Pak Marjuki terdengar begitu berang,..
“ Perhatiin pak,.. “ Jawab Edison rendah,..
“ Saya lagi absent panggil, bukan tanya kamu lagi apa , yang lain boleh keluar, kamu Edison saya mau bicara.. “

Jack menepuk kening-nya, memikirkan rencana-nya yang bisa batal, rencana yang membutuh-kan bantuan teman-temannya itu bisa tertunda karena kebodohan Edison yang harus menjalani hukuman sekarang, Para Siswa pun keluar dari ruangan kelas itu, termasuk Ando yang bergegas berjalan menuju pojokan tadi, tempat Adhie..

Jack pun bergegas mencari kunci mobil-nya, sambil memencet-mencet tombol di HP-nya, menelepon Vic..

” Vic, tolong ketempat gue donk, liatin udah dateng belum makanan-nya itu,.. “ Suara-nya terdengar cemas takut-takut kalau semua rencana-nya berantakan,..
“ Loh Cake-nya siapa yang ambil ?? “ Tanya Vic, heran karena perubahan rencana yang begitu mendadak ini,..
“ Gue yang ambil, Lee bikin masalah ama Pak Marjuki, paling disuruh kerjain Latihan sampe selesai, pake otak-nya itu bisa ampe malem,.. “ Jack sampai di Mobil Mazda-5 hitam-nya, dan bergegas menyalakan mesin mobil-nya itu,..
“ Ah, ada ada aja,.. yawda lu kesini aja,.. Nanti gue suruh si Ryan aja ambil Cake-nya biar gak lama, lagian Bon-nya kan di gue,.. “
“ Oh iya, mank si Ryan udah sembuh Vic ?? “ Tanya Jack, mengingat sudah 2 hari ini Ryan demam..
“ Udah mendingan, pasti mau-lah dia OK,.. “ Vic mematikan telepon Jack, dan bergegas menghubungi Ryan,..

#####

“ Ah, gue udah tahu pasti kayak gini ujung-nya kan, “ Suara Ando terdengar begitu Emosional,.
“ Gue udah coba Do, dan lagi gue emang niat bayar kan,.. Gue udah bener-bener abis Do,.. “ Adhie beralasan, cekukan hitam dimata-nya seperti orang yang kurang tidur beberapa hari kebelakang,..
“ Ya, terus lu mau bayar pake apa ?? HP udah lu jual, liat lu pake Hp sama jelek-nya kaya gue punya, terus mau bayar pake apa lagi ?? Ngutang ?? “ Ando memukul dinding disebelah Adhie,..
“ Gue kenal beberapa Mahasiswi +++ di kampus ini, gue bisa atur mereka buat lu,.. “ Adhie seolah menawarkan barang dagangan-nya,..
“ Hah ?? “ Ando tak percaya dengan apa yang didengar-nya itu, berulang kali selama 3 tahun ini ia mendengar selentingan kalau ada Mahasiswi +++ di kampus mereka, namun ia tak memiliki akses untuk kesana,..

“ Iya, malah beberapa mungkin lu pernah sekelas,.. “ Adhie melihat reaksi penasaran Ando, dan tak mau melewatkan kesempatan lepas dari jeratan hutang-nya itu,..
“ Yang bener luh ?? “ Ando terdengar antusias,.
“ Nich lu bisa liat foto-foto-nya,.. “ Adhie memberikan HP-nya yang berisi beberapa Foto gadis-gadis cantik, mata-nya terbelalak tak percaya, ia mengenal beberapa orang di Foto itu,.
“ Lu serius ?? “ Tanya Ando lagi,..
Adhie menganguk,..
Ando tampak serius melihat tiap foto itu, sebelum perhatian-nya terhenti di sebuah Foto, gadis di foto itu terlihat begitu cantik,.. dan Ando tampak begitu menyukai-nya,..

“ Yang ini ?? “ Tanya Ando..
“ Ini ?? “ Adhie binggung sendiri dengan pilihan Ando, Gadis itu memang cantik sekali, namun apa yang membuat Adhie begitu terkejut, reaksi itu ditangkap Ando yang langsung menanyakan pada Adhie,..
“ Bisa Gak ?? “ Tanya Ando langsung,.
“ Ok, bisa,.. “ Adhie setengah ragu untuk mengiyakan-nya,..
“ Hari ini,.. “ Ando menetukan waktu-nya,..

Lagi-lagi Adhie terlihat ragu,..
“ Bisa Gak ?? “ Tanya Ando lagi, membuyarkan lamunan Adhie
“ Ok, nanti gue SMS dimana tempat-nya OK,.. “
“ Bagus, dan semoga lu tepatin janji lu,.. “ Ancam Ando, sambil menggendong tas butut-nya dan berjalan pergi,..

 Angel turun dari Honda Jazz merah-nya, ia begitu cantik rambut yang dibiarkan terurai itu,.. polesan Make-Up sederhana, dan bibir mungil-nya yang berwarna merah, sedikit mengkilat karena Lip-Gloss transparant yang dipakainya,.. Matanya berkaca-kaca saat Vic menyambut-nya di depan pintu Town House Jack,..

Setelan Jas mewah yang dikenakan oleh Vic, memberikan nuansa sebuah jamuan mewah,. Beruntung entah bisikan dari mana yang membuat Angel memilih menggenakan sebuah Gaun berwarna putih itu, Gaun yang tidak terlalu Formal, terkesan Santai namun memancarkan keanggunan saat dikenakan gadis cantik itu,.

“ Buat kamu,.. “ Vic menyerahkan sebuah Bucket Bunga Mawar yang begitu indah untuk gadis itu,..
“ Makasih,.. “ Mata Angel berbinar menerima Bucket Bunga itu terlebih saat keduanya mulai melangkah masuk,.

Ruangan itu sengaja dibiarkan remang, hanya beberapa lampu kecil dan lilin-lilin yang memberi cahaya ke ruangan itu,.. sebuah meja makan bulat, dengan taplak putih dan 3 buah Lilin ditengahnya, sebuah lingkaran yang melingkari meja makan itu

Vic menarik salah satu bangku itu dan mempersilahkan Angel untuk duduk disana,.. perlahan Angel melangkah ke bangku itu, ia tersenyum pada Vic sambil mengucapkan terima kasih, perlahan terdengar suara alunan biola sebelum disusul oleh permainan gitar acoustic yang cukup indah, Angel melirik kearah suara itu,..

Jack dan Ryan memainkan sebuah lagu, sebuah lagu yang begitu disukai oleh gadis itu,.. satu lagu yang selalu ia inginkan untuk dinyanyikan oleh seseorang yang ia sukai, sebuah lagu yang ingin ia dengar sebelum seseorang menyatakan cinta untuknya,. Sebuah lagu yang pernah ia katakan sebagai sebuah candaan karena ia tahu Jack bukan seseorang yang bisa bermain alat musik,..

Terdengar alunan lagu dari gitar itu agak kaku, namun sekarang itu bukanlah sesuatu yang penting, sebuah suara dentingan piano ikut mengawal suara gitar yang masih terdengar agak sumbang itu,.. namun tetap saja yang terdengar di telinga Angel sekarang hanyalah suara petikan gitar yang agak sumbang itu,..

Haru sebuah tangisan haru menapak diwajah cantik Angel,.. air mata kebahagiaan mengalir jelas dari pelapuk matanya,,. Ia tersenyum dalam kebahagian sementara alunan kata,..

“ Saying I love you,.. “ Mulai terucap
“ It’s not the word I want to hear from you “
….
….
“ More than word, it’s all you have to do, to make it real “

Lagu klasik yang begitu disukai olehnya,.. Tak lagi sanggup duduk diam di atas bangku-nya,.. Terbayang olehnya perjuangan Jack dari 0 untuk bisa memainkan lagu itu meski masih jauh dari sempurna selama seminggu ini,..

“ Jack makasih ya,.. “ Gadis cantik itu memeluk Jack yang hampir kehilangan keseimbangan diatas kursinya,..
“ Duh Jatuh ni,.. “ Jack sedikit bercanda,..

Sementara Edison dan Ryan yang tadi mendampingi permainan Jack hanya bisa tersenyum melihat keberhasilan teman mereka itu,..

“ Kesana yuk, ada yang mau aku omongin,.. “ Bisik Jack,..
Angel mengganguk perlahan, ia tersenyum berjalan menuju kursi sementara Vic sudah siap dengan 2 gelas wine dan menaruhnya di atas meja,..

Jack menatap wajah Angel dalam,.. jelas dengan kebiasaan gugupnya sulit sekali untuk dia menguasai keadaan ini,.. Jantungnya berdebar keras, sementara Vic menendang kaki Jack untuk membuat-nya agak tenang

“ Gel, sory ya, mungkin gue terlalu nekad, emmmm terlalu berani.. “ Jack terdengar gugup sekali
Angel hanya diam mendengarkan dengan mata yang berkaca,..
“ Sory padahal kita baru kenal gak lebih dari satu bulan, sory … “

“ Nich-nich sory lagi nich,.. “ bisik Edison pada Ryan,

“ Sory banget kalau mungkin aku belum terlalu kenal kamu tapi udah berani begini,.“

“ Tuh kan Sory lagi,.. nich sekali lagi nih,.. “ Bisik Edison,..
Ryan hanya menahan tawa, sambil mengigit bawah bibirnya,..

“ Sory ya,. Tapi aku mau bilang kalau aku sayang sama kamu,.. “ Jack mengambil sebuah cincin dari kantung Jasnya,.. sementara wajah Angel terlihat memerah, matanya berkaca dengan air mata yang tak kuasa dibendungnya,..

Bibir mungilnya seolah ingin berbicara, perlahan bibir itu terbuka sementara tangannya mengapai telapak tangan Jack meremasnya,.. perlahan Angel menangis sambil berbisik,.. sebelum kemudian berdiri dan perlahan berjalan keluar..

Gadis itu cantik, tinggi dan memiliki tubuh ramping yang akan membuat mata para lelaki tak akan berhenti menyorotnya, ia punya segalanya yang diingkinkan oleh seorang wanita,.. usianya baru 18 tahun, seorang mahasiswi angkatan baru,..
Ia berjalan perlahan menuju kerumunan orang-orang di daerah taman kampus itu,.. disana berkumpul teman-temannya semasa SMA dulu,..dengan bahasa Indonesia yang masih kental dengan logat bahasa daerahnya, meski sudah tercampur dengan bahasa Jakarta, mereka bercanda sambil membicarakan pengalaman-pengalaman mereka di lingkungan baru ini,..
“ Duh cabut yu tar,.. “ Rajuk gadis itu,..
“ Duh gak dech La,. Masa tiap malem pergi gitu,.. “ Kata teman lelaki disebelahnya,..
“ Ah gak asik ah,.. “, “ Yuk Jhon,.. “ Dia merajuk pada temannya yang lain,..
“ Duh gak sanggup gue La, masa cabut terus tiap malem, mau makan apa gue tar,.. “
“ Ah, pada gak asyik ah, gue yang bayarin dech,.. “
“ Gak dech, lagi udah mau ujian gini, lu masih aja begitu,.. “ Kata cowok yang tadi dipanggil Jhon,..

“ Beneran, gue lagi BT aja, kalo gak juga gak kan pergi kali,..” Alasan gadis itu,..
“ Lu sich BT aja tiap hari,.. hahaha,.. “ Ledek temannya yang satunya
“ Aaaaah,.. pada ngeledekin aja,.. “ Ella cemberut karena keinginannya tidak kesampaian,..

“ Udah lu cabut aja ketempat biasa,.. lu tau temen gue si Benson, sama Adhie kan ?? “
Kata Jhonny memberi solusi,..
“ Yang mana ?? “
“ Itu yang waktu itu gue kenalin,..”
“ Oh iya, tadi dia orang ajakin gue,.. lu pergi aja,.. toh lu kan cuma butuh ada yang jagain kan”
“ Jagain apa dulu nich,.. hahahaha… “ celetuk salah satu teman-nya
Ella melirik ke temannya yang menggoda itu, ia memicingkan matanya menakut-nakuti temannya itu,..

“ Ah gue males ah,.. “
“ Yeh gue kan cuma ngasih info doank,.. sama kalau lu yang biasanya suka berubah pikiran itu tiba-tiba mau pergi ati-ati aja sama si Adhie itu, banyak yang bilang dia pemakai “ ingat Jhon,..
“ Ah pada gak asyik nich ah,.. “ Ella masih saja cemberut,..
“ Dah ah, jelek tau gak cemberut gitu,.. dah ah masuk yuk, lu juga ada kelas kan,.. “ Tanya John
Ella mengganguk mengiyakan, ia mengambil tasnya yang tadi ditaruh diatas kursi taman sambil merapikan rambut dan pakaiannya, ia mengikuti teman-temannya itu kembali masuk ke dalam kampus,..

#####

“ Duh gue kemana ya ?? Bosen banget nich,.. “ Pikir Ella didalam ruang kamarnya, kamar itu memberikan kesan lucu,.. dengan wallpaper yang berwarna ceria ditambah beberapa boneka Hello Kitty yang sengaja diletakan di pinggiran ranjang,..

Sambil mengutak-atik ponselnya, mencari nomor ponsel temannya yang bisa diajak pergi malam itu, namun semuanya mempunyai jawaban yang hamper serupa, mulai dari dah mau ujian sampai besok ada kuis, yang lebih konyol lagi ada yang bilang lagi sakit, padahal tadi siang masih bisa tertawa-tawa dikampus,..

Sebelum akhirnya ia teringat apa yang dikatakan John tadi siang,.. wajahnya tampak ragu, sambil mengerak-gerakan bibirnya berfikir apa yang akan dilakukannya, sebelum akhirnya ia bangkit berdiri dan menuju lemari pakaiannya,..

Perlahan ia membuka kaus yang ia kenakan, payudaranya yang indah terbungkus oleh bra yang berwarna putih, dengan garis-garis hitam, kembali ia meloloskan celana pendeknya hingga yang tersisa ditubuhnya yang indah itu hanya bra dan celana dalam dengan warna senada, ia memperhatikan bagaimana lekuk tubuhnya yang indah itu tercetak di balik cermin,. Ia tersenyum menatap pantulan dirinya sendiri,.. sebelum ia mengambil sebuah kaus ketat yang membuat payudaranya terlihat lebih besar, lebih indah dan padat dipadu dengan celana jeans ketat yang membuat tubuh itu kian terlihat indah,..

Sambil merapikan pakaian dan rambutnya, dengan baluran kosmetik halus di wajah dan bibirnya perlahan ia berbalik sebelum kembali memastikan penampilannya di kaca lemari yang berukuran besar sehingga mampu menampilkan seluruh pantulan tubuhnya,..

Setelah merasa puas dengan penampilannya, ia pun mengunci pintu kamarnya itu, keluar menuju Honda Jazz yang diparkirnya di luar rumah,.. ia menstarter mobilnya sambil masih menelpon John, kembali merayu agar mau menemaninya ke kegermelapan malam, meski kembali ditolak oleh temannya itu,..

Setelah melewati pemeriksaan tas ia pun memasuki ruangan gelap yang penuh dengan permainan sinar dan suara bising yang memperdengarkan music yang mampu membuat para pengunjungnya terhanyut dalam alunan dan menari seperti orang kesetanan,.. Ella mencari di tengah kerumunan orang-orang itu, ia memicingkan mata sampai seseorang menepuk bahunya dari belakang,..

“ Ella,.. “ tepuk orang itu,..
Ella berbalik di belakangnya ada Benson yang sepertinya sudah tahu kedatangannya,,.
“ Tadi John sms gue, dia kasih tau lu mau dateng, jadi gue tungguin, yu ke tempat gue,.. “ setengah berbisik
“ Owh gitu, Thanx ya Ben,.. “
“ Ga gapapa koq, yawda yuk,.. “ Ben berjalan di depan menunjukan tempat duduknya,..

Ada 2 orang lain disitu, yang satu-nya itu Adhie dengan penampilannya yang aneh, sama seperti di kampus dengan kemeja kotak-kotak, celana yang terlalu ketat di pahanya dan piercing-an yang membuat tubuh kurusnya itu kian menakutkan,..

“ Ini udah tau kan,.. Adhie,.. “ Ben coba mengenalkan temannya itu,..
“ Hay,.. “ Ella berusaha ramah dengan senyuman di wajahnya,..

“ Yang ini bukan anak kampus kita,.. Darrel namanya,.. “ Ben menunjuk temannya yang satu lagi, yang satu ini terlihat lebih normal,..

“ Ayo, duduk-duduk dulu,.. minum ?? “ Tanya Darrel,.
Ella hanya tersenyum sambil duduk di salah satu kursi yang ada di meja itu,..

Di dunia malam seperti ini memang seseorang bis amenjadi cepat akrab, meski sebuah keakraban palsu yang akan cepat pudar dalam kospirasi-konspirasi yang menusuk dari balik topeng teman,.. gelas demi gelas minuman yang mereka berempat habiskan, hingga satu persatu diantara Ben dan Darrel yang mulai menghilang dengan wanita malam yang mereka dapatkan ditempat itu hingga hanya menyisakan Ella dengan tatapan mata Adhie yang mencurigakan,..

Dentingan suara yang sebelumnya begitu keras yang mulai memudar, kegelapan yang kian gelap dan kesunyian yang membawa petaka,..

Perlahan gadis cantik yang masih begitu polos itu terbangun, kepolosan yang belum terbiasa untuk bertahan dari para pemangsa di belantara hutan gelap yang begitu kejam, ia terbangun dengan kepala yang berat, kepalanya terasa pusing,..

Perlahan tersadar di sebuah kamar, kamar yang begitu asing untuknya,.. ia terbangun dengan penuh ketidak tahuan, bunyi gemercik air dari ruang sebelah yang membangunkannya tadi, wajah cantik gadis itu tampak binggung, rona kekawatiran tercetak jelas diwajahnya namun ia masih berusaha berharap sesuatu yang baik dalam kekawatirannya,..

Mungkin Ben, atau Darrel, sesial-sialnya ya Adhie yang ada di kamar mandi,..

Namun semua itu pudar, semua harapan nya itu seolah meninggalkannya, saat seseorang keluar dari kamar mandi kamar itu,.. seseorang berusia setengah baya lebih dengan hanya handuk yang menutupi bagian bawah perutnya yang buncit itu, seseorang yang sangat asing untuknya, asing untuk dirinya, terlebih tatapannya yang itu seolah ingin menerkamnya sekarang, senyuman yang tak pantas dari seorang pria seumuran itu pada seorang gadis remaja seperti Ella

“ Permisi pak,.. “ , “ Saya permisi dulu,.. “ Ella mengambil tasnya, dan hendak melangkah keluar, meski menahan rasa sakit dikepalanya..
“ Loh mau kemana cantik,.. “ cengenges bapak itu,..
“ Saya salah kamar kayanya pak,.. “ Ella berusaha menepis tangan Bapak tua itu yang tengah mengekang tangannya itu,..
“ Gak koq, orang saya udah bayar mahal sama Adhie tadi,.. “

Taulah Ella sekarang, siapa orang dibalik semua ini,.. perlahan ia menarik tangannya,..
“ Maaf pak saya bukan barang dagangan,.. “ Ella berusaha sopan, sambil berusaha melewati bapak itu yang berdiri menghalangi pintu,..

“ Eitzzz, mau kemana ?? “ Si Bapak menarik tangan Karen,..
“ Lepasin Pak,.. “ Sementara Ella berusaha melepas kekangan tangannya,.. namun kepalanya masih terasa pening, entah apa yang diberikan Adhie tadi padanya, hingga membuat gadis itu merasa begitu pusing,..

Tubuhnya terhuyung, seolah tak lagi dapat melawan hingga membuat si Bapak Tua itu bisa begitu mudah menguasai dirinya,..

Bapak tua itu melempar Ella dengan mudah keatas ranjang, perlahan ia naik ke atas ranjang itu, berada disebelahnya,.. smeentara Ella masih tergolek lemah, menahan rasa pusing yang membuat kepalanya begitu berat,..

“ Ah,.. suka jual mahal, iya tahu dech memang cantik,.. cantik sekali malah,.. “ hanya itu yang terdengar oleh Ella di telinganya,.. sementara perlahan ia dapat merasakan hembusan dingin menyentuh tubuhnya, ia sadar Bapak Tua ini tengah melucuti pakaiannya,.. perlahan setengah dari kesadarannya yang mulai kembali itu membuat ia merasakan sentuhan tangan seseorang yang tengah meremas payudaranya itu, ia berusaha melawan, namun tubuhnya itu terasa begitu berat,..

Ciuman, seseorang menciumnya,.. lidah itu turun dari wajah sampai ke dada-nya, sebelum berhenti di kitaran puting payudaranya yang berwarna pink kecoklatan itu,. Perlahan jilatan itu mulai menyentil putingnya itu, Ella merasakan tubuhnya yang mulai ber-reaksi pada rangsangan itu, sementara jemari Bapak tua itu tengan mengelus perutnya yang begitu rata, sebelum mulai turun ke daerah kemalauannya yang masih tebungkus celana dalam,.

Wajah Ella sedikit berekasi,.. ia menggeleng merasakan sentuhan jemari gempal itu di bibir kemaluannya,.. perlahan jemari itu tengah bermain di bibir kemaluannya,.. membuat gari-garis di luar celana dalamnya, membuat sebuah garis yang mencetak jelas belahan kemaluannya itu,..

“ Awwwhmm,.. “ Ella mendesis,.. desahannya mengalir dari bibir mungilnya itu,..
Menyingkap sedikit celana dalam Ella, jemari bapak itu tengah menikmati sentuhan jemari-nya di clitoris Ella yang mulai membasah,.. sementara ia pun begitu asyik menghisap di payudara Ella,..

Perlahan ia melepas handuk yang menutupi bagian bawahnya itu, ia menarik tengan halus Ella, membimbing jemari Ella meremas penisnya,.. Sadar tak sadar Ella mulai menggerakan tangannya, mengelus penis itu perlahan,..

Hangat penis itu terasa hangat di tangan Ella, perlahan ia menggerakan tangannya mengocok penis itu perlahan,.. tak hanya Ella yang melenguh sekarang, bapak tua itu pun ikut melengguh, menikmati bagaimana jemari-jemari yang begitu halus itu meremas di penisnya,..

Pak Tua itu tak sabar lagi,.. Ia menarik Ella naik,.. Sementara ia bersender di pinggiran ranjang, perlahan ia menarik wajah Ella, seraya menyodorkan penis-nya itu dlaam mulut Ella,.. Ella masih sempat menolak sebelum kemudian pasrah dengan keadaannya,.. perlahan ia menjilat penis itu, membuat Pak Tua gendut itu merinding nikmat,.. perlahan penisnya mulai masuk dalam mulut hangat dan basah Ella, ia meraskaan kenikmatan yang luar biasa,..

Perlahan masih dibantu dengan tangan Pak tua itu yang menarik turunkan kepala Ella, perlahan Ella mulai lebih active menggerakan kepalanya itu,tak lagi hanya sekedar masuk, lidahnya ikut menyentil-nyentil penis itu sambil sesekali menghisap penis itu, membuat pemiliknya melenguh nikmat,..

Tangan pak tua itu tak lagi harus menopang kepala Ella, perlahan ia sedikit merunduk meski terganjal oleh lemak di perutnya itu, ia mencari vagina Ella, ia langsung mencari clitoris Ella yang telah basah itu, menyentuhnya,merabai clitoris itu sambil menekan-nekankan jemarinya masuk dalam vagina Ella,.

Ella melenguh-lenguh hebat merasakan jemari yang mulai tenggelam dalam vaginanya itu, sementara sebagian lain jemari itu sengaja ditinggal diluar, tepat didepan clitorisnya, tiap gerakan jemari itu membuat Clitorisnya ikut tersentuh, membuat kenikmatan yang dirasakannya itu kian hebat,..

Tubuh Ella mulai bergetar-getar merasakan kenikmatan itu, perlaha jemari yang tertambat dalam vaginanya itu kian cepat, kian dalam menyetubuhinya,.. hingga membuat tubuh Ella melekuk-lekuk nikmat, sementara lidah Pak Tua itu tengah bermain di payudaranya, tak melepaskan hisapannya barang sedetik,..

Sementara vagina Ella kian lama kian basah,.. jemari itu kian leluasa keluar masuk dalam vagina Ella,.. Ella mulai mendesah tak tertahan bukan lagi desahan-desahan kecil yang ditahan, namun sebuah desahan yang merupakan ekspresi kenikmatan yang maksimal

“ Dah siap ya ?? “ bisik Pak tua itu sambil mencabut jemarinya yang penuh dengan cairan cinta Ella,. Sebelum menyodorkannya pada gadis itu meminta Ella menjilati jemarinya hingga bersih,..

Perlahan Pak Tua gemuk itu mulai menindih tubuh Ella, perlahan penisnya ditekan masuk, dengan dibantu tangannya, namun tak mudah memasuki vagina Ella yang masih begitu sempit itu,.. Ella bukanlah seorang perawan, namun ia tak pernah melakukan seks sembarangan sebelumnya, sebelum ini hanya satu orang yang pernah menidurinya,.. mantan pacarnya semasa SMA dulu, itu satu-satunya penis yang pernah menyetubuhinya, namun kali ini semuanya berubah pak Tua ini dengan begitu mudahnya hendak menyetubuhi dirinya, semua karena kebodohannya sendiri dan jahatnya Adhie…

Perlahan penis itu mulai menekan masuk, dalam vagina Ella yang mulai basah itu, perlahan Ella merasakan bagaimana penis itu mulai masuk dalam tubuhnya,.. bercampur dengan dirinya,. Ia merasakan kepala penis itu menekan masuk membelah tubuhnya,.. sebelum kembali ditarik dan kembali dengan hentakan yang lebih dalam lagi..

Hentakan demi hentakan membuat penis itu tenggelam kian dalam,..
“ Uhhhm.. hmmm… “ Ella mendesah tak karuan, sementara tangan Pak tua itu masih begitu bersemangat mengerjai Payudaranya,.. meremas payudara itu, kian lama kian keras sejurus dengan penisnya yang bergerak kian cepat dalam vagina Ella,..

Rasa sakit yang tadi begitu menguasai dirinya itu kian lama kian pudar, mulai terbiasa dengan penis yang berada dalam vagina-nya itu membuat Ella mulai merasakan kenikmatan birahi,. Perlahan ia mendesah seiring dnegan gerakan penis yang keluar masuk itu,..

Pak Tua itu mengganti posisi,. Membaringkan Ella disampingnya, perlahan ia menyetubuhi Ella dari samping, sementara tangannya menempel di clitoris Ella menambah kenikmatan yang dirasakan oleh gadis cantik itu,..

Penis Pak tua itu tertambat kian dalam,.. Vagina Ella terasa demikian penuh, sementara penis itu mulai bergerak dalam vaginanya,.. tiap gerakan penis itu hanya membuat Ella kian melenguh lebih keras, lebih keras lagi,..

“ Uahhhmm , hmmm,.. “ Ella mendesah sejadinya,..
Penis itu bergerak lebih cepat-lebih cepat lagi dalam vaginanya,.. Pak tua ini ternyata lebih kuat dari apa yang diperkirakan olehnya sebelumnya,..

Tangan Pak Tua itu menarik tangan Ella, sehingga sebagian payudaranya terangkat, dari samping penisnya erus bergerak cepat keluar masuk dalam vagina-nya, Ella mendesah-desah nikmat, sementara payudara-nya bergoyang kesana-kemari,..

Pak tua itu menyetubuhinya kian cepat, sementara sesekali menarik rambut panjang Ella, membuat gadis itu mendesah-desah tak karuan, sebelum kemudian Ella kembali mencapai puncak kenikmatannya,..

Pak Tua itu membimbing Ella mengganti posisi,. Ia memaksa Ella dalam posisi Doggy, hingga memudahkannya melakukan penetrasi dari belakang, namun Ella terlanjur lelah, bokongnya menegak keatas, namun wajahnya terbenam di pinggiran ranjang itu, tangannya meraih pinggiran ranjang, menjaga keseimbangannya agar tak terjatuh dari atas ranjang saat pak tua itu mulai menyetubuhinya,..

Penis itu bergerak kian cepat dalam vaginanya,. Sementara tangan pak tua itu meraih payudara Ella yang berputar-putar, Ella kian mendesah tak tertahan, sementara Pak Tua itu masih begitu bernafsu menyetubuhi Ella,..

Sebelum akhirnya penis dalam vagina Ella itu mulai berdenyut, Pak tua itu menggenjot Ella kian cepat, merasa hendak mencapai klimaksnya segera, ia memacu penisnya dengan seluruh tenaganya yang tersisa,.. sebelum kemudian dia menekan penisnya itu dalam-dalam dan memuntahkan spermanya,..

Ella tersentak kaget saat merasakan lelehan hangat sperma pak tua itu dalam vaginanya,.. lelehan sperma yang terasa mengisi penuh liang rahimnya itu, sementara dengan nafas yang putus-putus Pak Tua itu mencabut penis dari vagina Ella,.. membalikkan tubuh Ella sementara meminta Ella membersihkan penisnya yang bercampur antara spermanya dengan cairan cinta Ella,..

“ Ayo donk, dibersihin,.. “ Pinta Pak Tua itu,..
Lelah Ella tak banyak melawan, ia menjilati penis yang telah setengah layu itu, perlahan ia menjilati penis Pak tua itu sampai bersih sbeelum kemudian pak tua itu turun dari ranjang, menuju kamar mandi,..

Perlahan terdengar bunyi air dari kamar Mandi,.. sementara tubuh indah Ella terbaring diatas ranjang polos,…perlahan gadis cantik itu menutup matanya,..

#####

Pandangannya kosong menerawang, saat seseorang mengetuk pintu kamar hotel itu,.. Perlahan Ella turun dari ranjang itu dengan pakaiannya yang tak karuan ia mengintip dari lubang pintu kamar,.. Orang yang tiba-tiba begitu dibencinya itu berdiri di depan kamar,.. tatapan mata Adhie yang sendu bagaikan seorang pecandu narkoba itu,.. Ella membuka pintu itu,.. sementara Adhie melangkah masuk,..

Dengan penuh kemarahannya gadis itu memukul Adhie,.. diserang dari belakang Adhie tersungkur ke lantai, ia berusaha melindungi dirinya, sementara Ella mengunci pintu dan kembali memukuli Adhie,..

“ Shit,.. “ Adhie balas menampar Ella, gadis itu terjatuh kelantai sementara Adhie bangkit berdiri dan mengangkat Ella melemparnya ke atas ranjang dan menindihnya,..

Adhie menampar Ella, sebelum kemudian mencium bibir gadis tu, Ella berusaha melawan ia mencoba mendorong tubuh kurus Adhie itu, namun tenaga Adhie masih lebih unggul darinya,.. Adhie terus menciumi wajah gadis cantik itu, sementara tangannya mengekang sepasang tangan Ella, mencegah gadis itu menampar ataupun memukulnya,..

“ Dhie lepasin gue dhie,.. “ Ella menjerit sebelum tertahan oleh tangan Adhie yang menutup wajahnya,.. Bajingan itu meremas-remas payudara Ella sebelum mulai melucuti pakaian Ella,

Ella yang berusaha melawan kembali mendapat sebuah tamparan di wajahnya, kali ini sakit, sakit sekali Ella terdiam tak lagi berani melawan,..

Adhie berdiri, mengambil ponsel dari kantungnya
“ Liat nich !!! “ Bentak Adhie sebelum kemudian memperlihatkan foto Ella yang tengah tertidur, sebelum kemudian foto-foto yang lainnya memperlihatkan tubuh indahnya itu tanpa selembar kain-pun,..

Raut wajah keputusasaan terpancar jelas diwajahnya,.. Ia menatap Adhie dengan tatapan kemarahan,.. Adhie hanya tersenyum simpul, menatap Ella sebelum kemudian duduk disebelahnya, meraih dagu gadis itu dan mencium bibir Ella,..

Tak perlu kata-kata ancaman, Ella sudah cukup mengerti ancaman Adhie ini,.. ia diam namun berfikir, berfikir keras bagaimana merebut foto-foto itu dari Adhie sekarang,..

Adhie menyelipkan jemarinya, meremas perlahan payudara Ella,..
Ella tak dapat lagi melawan, pikirannya kalut antara menyesali kebodohannya, sekaligus benci dengan orang yang tengah menggerayanginya itu,..

Menatap langit-langit kamar, perlahan ia merasakan bagaimana Adhie mulai mengerjai dirinya,.. Ella tak lagi mau melawan, seluruh semangat-nya sekarang, setidaknya untuk saat ini,.. perlahan ia merasakan penis Adhie yang mulai ditekan masuk dalam kemaluannya itu,..

Ella hanya berdoa agar semua ini tak berjalan lama,..ia tahu tak ada yang bisa dilakukannya,.. setidaknya untuk saat ini,..

#####

Ella gadis cantik tampak menerawang, dari balik jendela kamarnya menatap gelap langit malam itu, tak banyak bintang yang bersinar, sementara perlahan ia mulai duduk, duduk diatas ranjangnya, sebelum menekuk wajahnya,.. menyadari kebodohannya selama ini,..

Ia terus berfikir keras bagaimana melepaskan diri dari jeratan Adhie yang terus memperalatnya, 6 bulan berlalu.. ia namun ia masih belum menemukan jalan, mencari cara yang bisa ia lakukan untuk melepaskan diri dari lingkaran iblis ini,..

Ponsel gadis itu berdering, ia menatap layar ponselnya,..Adhie yang menelepon,..
Setengah malas ia mengangkat panggilan itu,..

“ Malam ini di Hotel ***** “
“ Gak bisa gue Dhie, ga bisa,.. “ Jawab Ella setengah marah,..
“ Harus, kalau gak lu tau sendiri akibatnya,.. “
“ Gue bener-bener gak bisa Dhie “ Mohon Ella di balik telepon itu,..
“ Ya kalo gak bisa lu tahu kan akibatnya,.. “ Adhie menutup sambungan telepon itu,.. sebelum tak lama sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Ella,.. berisi petunjuk lebih jelas untuk mendatangi ‘tamu-nya’ malam ini,. Dan Ella tahu tak ada yang bisa ia lakukan untuk menghindari ini semua, entah sampai kapan..

Perlahan gadis cantik itu memasuki pintu hotel itu, ia menuju lift dan memencet tombol angka 14, sama seperti apa yang diperintahkan Adhie di pesan singkat yang dikirimnya tadi,.. seperti biasa tubuhnya bergetar hebat, jantungnya berdebar kencang, dipenuhi rasa marah, malu kan keputus asaan,.. sekali lagi ia harus melakukan semua ini,..

Masih dengan kacamata hitam yang selalu ia gunakan untuk menutupi wajah cantiknya, menutupi identitas dan harga dirinya,.. sementara tatapan mata beberapa lelaki hidung belang yang melihat dirinya, dengan tatapan mata yang merendahkan, sesuatu yang harus ia anggap biasa dengan keadaanya saat ini,..

Perlahan ia melangkah keluar di lantai yang ditujunya, perlahan ia melangkah menuju kamar yang dijanjikan, dari penampilan lantai itu yang lebih exclusive disbanding lantai-lantai lain di hotel itu, pastilah lantai ini diperuntukan khusus untuk para pengunjung yang memang mempunyai uang berlebih yang melimpah,..

Pantaslah Adhie sampai memaksanya malam itu, perlahan ia mengetuk pintu kamar itu 1401,.. seseorang membuka pintu kamar itu, seseorang yang sama sekali tak diduganya,..
Pemuda buruk rupa tersenyum di depan pintu kamar itu, ia tersenyum dengan pandangan bodoh yang melecehkan,.. “ Ando “

Mata Ella tertuju tajam kearah pemuda hitam dihadapannya itu, matanya penuh tanda tanya, sementara pikirannya berfikir keras, menerka apalagi sebenarnya yang direncanakan oleh bajingan Adhie itu, terlebih Ella yakin, Orang yang berdiri didepannya ini bukan-lah orang yang sanggup untuk “membayar” tarif Ella,.

Ella masih tertegun di depan pintu kamar hotel itu, terlebih tak tanggung-tanggung, kamar ini bukanlah kamar hotel sekelas Standard atau Deluxe, tapi sebuah kamar sweet room, meski hotel ini bukan sebuah hotel bintang 5, hanya bintang 3 namun tetap saja tarif kamar ini menyentuh angka jutaan,..

Pikirannya bertambah kalut, Ella bukanlah seorang gadis miskin yang hanya tertarik pada uang ataupun seks, memang benar kini ia telah terjerumus dalam lembah nista, namun semua itu pun akibat jebakan dari Adhie, bajingan yang memanfaatkan semua kebodohannya saat itu,..

“ Selamat datang,.. ayo masuk,.. “ Ando berusaha ramah, namun melihat wajahnya yang menyeramkan itu cukup membuat seseorang menyadari niat buruk di balik semua ini,..

Otaknya mulai bekerja, namun hanya menambahkan banyak tanda Tanya, mulai dari Adhie yang begitu bodoh sampai salah mendapatkan klient, rasa marahnya karena dibohongi oleh Adhie,ataupun dari mana orang semiskin Ando bisa mendapatan uang untuk sekedar membayar kamar ini saja,.. Adhie ?? orang itu pun sama kere-nya dengan Ando sekarang..

“ Halo, Ella .. “ Wajah Ando terkekeh, sementara kata itu mengalir keluar dari mulut bau-nya, nadanya seolah dia orang terkaya sedunia, dengan matanya yang penuh dengan kesombongan, dan pandangan meremehkan orang lain..

“ Ough, Sory gue salah tempat.. Gue kira ini tempat temen gue,. “ Ella berusaha menghilangkan semua ketegangannya, dia tau, ini kamar 1402 yang dijanjikan, namun jelas ia tak mau menghancurkan namanya dikalangan anak-anak kampus, terlebih ia tak yakin kalau memang Ando yang ‘menyewanya’

Gadis cantik itu pun berputar, sementara mulai melangkah meninggalkan kamar ini, baru tiga langkah saat Ando mengatakan,..

“ Kamar 1402, sesuai perjanjian sama Adhie kan, he he he.. “

Ella langsung berdiri mematung, habislah, ternyata memang Adhie yang lagi-lagi menjebaknya, namun apa sebenarnya yang diinginkan oleh mereka ?? Apa yang direncanakan oleh Adhie, kalau hanya sebuah kemarahan karena penolakannya mengikuti kemauan Adhie beberapa hari lalu, jelas keterlaluan sekali cara Adhie melampiaskan kekesalannya,..

Otaknya kembali berfikir keras, kembali berfikir untuk bagaimana caranya agar Ando tak menyadari ‘profesi’ Ella yang terpaksa dilakoninya ini,..

“ Hah ?? “ Tanya Ella dengan polos sambil berbalik kearah Ando,..

Ando menjadi salah tingkah, ia tak ingin menggunakan kekerasan di tempat seperti ini, namun ia binggung harus melakukan apa, sementara juniornya sudah begitu menegang melihat tubuh mulus Ella yang hanya terbalut oleh pakaian super tipis, dan celana rok pendek,..

Sebodoh-bodohnya Ando, ia bukan orang yang tak bisa melihat sebuah kamera pengawas di ujung lorong itu, sebuah tindakan kekerasan jelas bukanlah cara penyelesaian yang baik,.. dengan otaknya yang terbatas itu, Ando mulai berfikir berbagai cara untuk memancing Ella masuk terlebih dahulu,..

Ando sadar, yang harusnya berada di posisi lebih lemah adalah gadis itu, namun bagaimana caranya agar ia bisa menekan gadis itu,..hingga terlintaslah cara terbaik yang dipikirkannya, sedikit bertaruh memang, namun hanya cara itu yang bisa dipikirkannnya dengan waktu sesingkat ini,..

“ Ough, salah ya, gue kira Ella itu cuma seorang pelacur high class, ya Ella yang selalu ingin terlihat sempurna dimata lelaki-lelaki di kampus, ternyata gak lebih dari seorang pelacur, “

Ella diam, mencoba bersabar, meski rasa marah, kesal dan malu-nya hampir meledak

“ Coba anak-anak kampus tahu,.. “


Ella masih tetap berusaha sabar,..

“ Atau mereka musti tahu,.. “ Ando tertawa,..

“ OK, mau lu apa sebenernya,..Mau peras gue ?? Lu mau apa ?? Gue pasti mampu Menuhin keinginan lu,.. “


“ Jadi harga diri lu bisa dituker sama rupiah ?? Berarti lu memang pelacur ya ?? “ Ando tertawa,

Merah padam Ella berusaha bersabar, hanya itu yang bisa dilakukannya,..

“ Masuk ?? “ Tanya Ando,. Sambil membuka pintu lebar-lebar,..
Tak ada yang bisa Ella lakukan lagi selain berbicara baik-baik dengan Ando sekarang,..
Perlahan ia melangkah masuk,..

“ Duduk,.. mau minum ?? “ Tanya Ando sambil menuang Martini ke gelasnya,..
“ Thanx,.. Ok langsung aja,. Gue tanya lu mau apa untuk menutup mulut lu itu “
“ Gak banyak,.. Cuma sesuatu yang pantas dengan tarif semahal lu,.. “
“ Shit, apa sih sebenernya mau lu,.. lu pikir lu siapa ?? “

“ Penyewa “ sambil menunjuk dirinya,.. “ Dan pelacur sewaan-nya,.. “ Ando menunjuk Ella,..
Perih rasanya dihina seperti itu,.. Ella bangkit berdiri,. Seolah tak perduli dengan semua ancaman Ando tadi,.

“ Mau kemana manis ?? “ Ando menarik lengan Ella,..
“ Lepasin bajingan !!! “ Ella menampar Ando,..
“ Ok boleh, silahkan pergi tapi ,.. “ Ando membisik di telinga Ella,..

Air mata Ella mengenang di pelupuk matanya,..
“ Ok, jadi mau lu apa, terserah lu,.. “ Entah apa yang dibisikan Ando,.. kata-kata gadis itu seolah ungkapan menyerah, merelakan dirinya pada bajingan itu,..

Ando tersenyum, sebuah senyuman kemenangan, tak lama ia sudah menempelkan bibirnya yang tebal di bibir Ella,..Tak ada lagi perlawanan dari gadis cantik itu, ia memasrahkan Ando menciumnya, meski ia tak membalas ciuman itu, perlahan tangan Ando meremas payudara Ella, membuat gadis itu meringis kesakitan yang membuat Ando tertawa penuh kemenangan..

“ Ok, sekarang gue kan tamu lu,.. gue pengen lu layanin gue seperti yang lain,.. “ Rasanya tak ada lagi yang keluar dari mulut Ando selain kata-kata hinaan yang membuat telinga Ella kian memerah,..

“ Yawda lu duduk aja sana !! “ Ella terlihat marah dengan ucapan Ando,..
“ Hahaha, begitu aja Marah,.. “ Sementara Ando pun duduk di Sofa di pojokan kamar itu,..

Ella berjalan kearah kamar mandi, ia menatap kaca cermin yang memantulkan wajah cantiknya, wajah cantik dengan genangan air mata yang mulai membasahi wajahnya,.. ingin rasanya ia segera keluar dan mencari Adhie membunuh Lelaki itu yang telah menghancurkan hidupnya, namun ia tahuitu bukan lah jalan keluar yang dapat menyelesaikan semua masalah ini sekarang,. Mungkin dulu saat masih belum ada Ando yang tiba-tiba muncul di hadapannya, yang bisa menghancurkan hidupnya kapan saja sekarang,..

“ Wey,.. koq lama “ Teriak Ando di depan sana,..
Ella berusaha menapik air matanya, berusaha terlihat tegar, ia tak mau terlihat lemah yang membuat Ando kian menjadi menghina dirinya,..

Ia keluar sambil membawa handuk,.. Ella menatap benci pada Ando yang seolah tak perduli dengan tatapan mata Ella itu,..

Perlahan Ella berlutut,.. menaruh handuk yang dibawanya itu di kedua paha Ando,.. sambil perlahan membuka pengait celana Jeans yang dipakai oleh Ando,..Perlahan ia menurunkan celana itu, sekaligus celana dalamnya,..

Ando tersenyum, seolah sudah mendapatkan kemenangan, mendapatkan semua yang ia inginkan sekarang,..

Tangan Ando mulai usil memainkan payudara Ella, namun tak ada yang dapat dilakukan gadis cantik itu untuk melindungi tubuhnya, ia tahu ia hanya seorang wanita bayaran sekarang,. Ia pun membiarkan Ando memainkan payudara-nya itu sambil mulai mencari pengait bra-nya,..

Kali ini Ella tak membiarkan Ando semudah itu mempermainkannya, seolah melepaskan sepatu yang dikenakan oleh Ando, ia menggantinya dengan sandal hotel yang kebetulan berada di dekatnya,.. Ando sepertinya menyadari tangan Ella yang sengaja menepis tangannya itu, wajahnya terlihat kurang senang,..

Ia menarik Ella naik, dengan paksa ia mencium gadis itu,
“ hmmm,.. “ Ella berusaha melepaskan diri dari pagutan Ando, namun Ando menahan wajahnya dengan kedua tangannya sehingga tak membiarkan gadis itu melepaskan diri dari ciuman-nya..

Ando menarik pakaian yang dikenakan oleh Ella, melepas bra yang menutup sepasang payudara-nya sebelum kemudian melumat sepasang payudara itu dengan mulutnya,..

“ Ehmmm,.. “ Ella mendesah hebat karena remasan tangan Ando yang begitu kasar sebelum kemudian memainkan putingnya dengan penuh nafsu, tak hanya sekedar memainkan payudara itu dengan tarikan-tarikan kasar, tapi terkadang ia memutar puting payudara Ella yang membuat gadis itu mengigil menahan rasa sakit dan kenikmatan yang menggempur dirinya,..

Ando menundukan kepala Ella kebawah, sebelum menyibak handuk yang menutupi kemaluannya, penisnya yang begitu besar dan tegak kini hanya beberapa centi dari wajah Ella,.. Wajah yang tengah terkejut melihat penis yang begitu besar dan panjang itu,..

“ Tau kan musti apa,.. “ Ando meledek,..
Ella diam,..
Ando terlihat kesal,. Ia menampar-nampar penisnya itu di wajah Ella,..

Ando tampak begitu menikmati bagaimana ia menghina gadis ini,.. perlahan Ella meraih penis itu, ia mencium penis itu dengan matanya yang memerah, Menahan rasa kesal diperlakukan seperti itu,..

Perlahan ia mengerakan tangannya naik turun, mengocok penis Ando yang begitu besar itu,..
“ Isep donk, gimana sich,.. “ Ando terus berkomentar, meminta segala sesuatunya lebih dari sekedar yang diberikan Ella, dengan bahasanya yang kasar dan merendahkan,..

Ella mencium penis itu perlahan sebelum dengan lidahnya membalur sepanjang penis Ando hingga membuat Ando mendesah nikmat menikmati lidah Ella yang dengan perlahan menjilati seluruh permukaan penisnya itu…

Jemari mungilnya mulai mengocok penis Ando, sementara ia menjilati penis itu dengan telaten,.. penis itu begitu keras dan kekar dengan urat-urat yang menonjol disekujur permukaan penis itu,. Tak pernah Ella melihat penis sebesar ini sebelumnya,.. ia mengocok penis itu perlahan,..

Ando sendiri mendesah-desah tak karuan merasakan sentuhan tangan dan lidah Ella dibagian kemaluannya, itu rasanya dunia berada ditangannya, duduk disebuah kursi mewah dengan seorang gadis cantik tengah mengoral penisnya,..

“ Pindah aja ke ranjang,.. “ bisik Ando,. Sambil berdiri dan membaringkan tubuhnya diatas ranjang,..

Ella mendekati tubuh Ando yang tengah berbaring di ranjang besar itu, perlahan ia menciumi dada Ando yang kekar itu,.. mencium bagian dadanya, menjilati puting kecil lelaki itu dengan telaten ia menggerakan lidahnya menyapu daerah dada Ando sambil mengerakan jemarinya meremas kemaluan Ando, dan mulai mengocok-ngocok penis itu,..

Tangan Ando tak pernah berhenti bekerja mulai dari menapak di bokong Ella, sedikit menampar-namparnya membuat Ella sedikit menahan marah menahan rasa sakit dari tamparan Ando di bokongnya itu,..

“ Sakit Do,.. ngerti .. “ Ella berang, dan meminta Ando menghentikan kekasarannya itu,..Ando hanya terkekeh saja sambil tertawa,..

Naik keatas perut Ando, perlahan Ella merambat naik, mengangkangi penis Ando meraih penis kekar itu sebelum kemudian menyentuhkan kepala penis itu ke bibir kemaluannya,.. tak lagi ada yang dapat dipikirkan oleh gadis cantik itu selain mereguk kenikmatan lebih dahsyat lagi dari sebelumnya,..

Perlahan ia naik,.. menekan kepala penis itu dalam vaginanya, sebelum menurunkan tubuhnya,.. penis Ando mulai tenggelam dalam lubang kenikmatannya,.Penis itu kian dalam terbenam, sementara Ella sampai harus mengigit bibir bawahnya, menahan rasa perih sekaligus kenikmatan yang dirasakan olehnya dari batang penis Ando ini,..

Perlahan Ella turun, hingga penis itu mecapai titik maksimumnya,.. air mata menumpuk di matanya,menahan perih namun ada kenikmatan yang tersembunyi didalamnya, dan Ella benci bila harus mengakuinya,..

Tangan Ando meraih tangan Ella,.. seolah berpegangan tangan, sementara Ella terus menggerakan tubuhnya naik turun menyetubuhi Ando,.. ia mendesah-desah tak karuan merasakan penis itu yang menusuk begitu dalam, dan terasa begitu keras dan kaku,..

Perlahan Ando menarik tubuh Ella, ia mencoba mencium gadis itu, meski Ella menolak ia terus memaksa Ella menciumnya,. Berulang kali hingga Ella tak lagi dapat menghindar, terpaksa ia mencium lelaki itu, lidah mereka saling bertaut, liur yang bercampur ditambah lagi ciuman mereka yang kian lama kian panas,.. saling berciuman sementara Ella kembali berusaha memalingkan wajahnya,. Menghindari ciuman Ando,.

Ia mencabut penis Ando dari vaginanya, sebelum kemudian membelakangi Ando, ia tampak begitu jijik mencium Ando, sementara ia kembali membimbing penis Ando ke mulut vaginanya,. Perlahan penis itu kembali menekan masuk membuat Ella kembali mendesah tak karuan,..

Penis itu kembali menekan dalam,.. perlahan Ella kembali menggerakan tubuhnya naik turun, tangan Ando menumpu di bokongnya, membantu Ella bergerak lebih cepat lagi menyetubuhinya, sementara keringat Ella mulai mengucur, tubuhnya terasa begitu lelah dan panas, terlebih penis Ando yang terasa begitu hangat dalam vaginanya,..

Ella meremas sendiri payudaranya tanpa sadar, desahannya kembali terdengar sementara Ando pun terlihat begitu bernafsu memandangi punggung Ella yang begitu putih halus, terlebih saat leher Ella terlihat olehnya, membuat pemandangan yang begitu erotis,. Ia tersenyum sendiri penuh kemenangan, namun itu belum membuatnya puas

Ando memutar tubuh Ella, penis di dalam vagina Ella membuat gadis itu merasa bagaikan diaduk-aduk, kini wajahnya tepat berada di sepasang payudara Ella yang menggantung bebas,. Ando melumat payudara itu, sementara tangannya tak berhenti mengerjai puting di sebelahnya,..

“ Plak-plak-plak,.. “ Tak henti Ando menampar bokong Ella tiap kali gadis itu merasa letih dan menghentikan gerakan tubuhnya menggenjot penis Ando,.. Ando tak suka tiap kali Ella berhenti memberikannya kenikmatan,..

“ Ughhh, hmmm,.. “ Desahan Ella tertahan oleh ciuman Ando yang membabi buta,. Melumat seluruh permukaan mulutnya yang mungil, sementara tangan Ando bekera mengerjai seluruh permukaan payudara Ella, membuat seluruh payudara gadis itu memerah karena remasan tangan Ando,

“ Awhh,.. hmmm,.. “ Lidah Ando yang menyapu liar sambil mengenyot kuat-kuat di payudara Ella membuat gadis kian tak berdaya, perlahan Ando pun mulai ikut menggoyang pinggulnya hingga Ella kian terdesak,.. vaginanya terasa begitu mendapatkan rangsangan, penis itu tertancam dalam, namun bergerak begitu cepat, sementara vaginanya seolah dapat merasakan seluruh permukaan penis Ando, mulai dari kepala penis itu dampai urat-urat yang menjalar di penis itu,..

Ando menurunkan Ella dari pangkuannya,.. sementara Ella dengan wajahnya yang kuyu dan tubuh yang penuh keringat itu tak berdaya dalam rangkaian tangan Ando yang tengah merentangkan pahanya,.. perlahan Ando menekan penisnya masuk, kembali siksaan itu dirasakan oleh Ella, bagaimana tidak penis sebesar itu kini kembali menekan masuk dalam vaginanya, perlahan Gadis cantik itu kembali mendesah tak karuan merasakan penis Ando yang kembali masuk mulai dari kepala penisnya yang besar hingga tertekan masuk lebih dalam lagi,…

Ella melenguh sesaat penis Ando kembali bergerak keluar masuk dalam vaginanya,. Perlahan penis itu kian menambah kecepatannya,.. Ella meremas-remas selimut yang ada disekitarnya,.. membuat ranjang itu kian berantakan sementara penis yang ditekan keluar masuk dengan demikian kuatnya itu membuat tubuh Ella sedikit bergeser-geser terdorong,..

“ Ughh,.. awww,.. “ , “ Do sebentar do,.. “ Ella kelelahan,..
“ Gak bisa, tanggung nich gue,.. ehhh,.. “ Ando malah kian cepat memompa Ella, seolah setengah meloncat, ia menghujamkan penisnya kian dalam,..

Penis itu seolah menancap begitu kuat, Ella hanya bisa mendesah membiarkan penis itu menancap dalam vaginanya begitu dalam,.. sementara tubuhnya kembali bereaksi, tubuhnya kembali mulai bergetar-getar sebelum kemudian ia melolong hebat saat mencapai organsme-nya yang kesekian kali,..

Vagina Ella menjepit penis Ando begitu ketat, Ando sendiri mulai tak tahan merasakan jepitan otot-otot vagina Ella yang demikian kuatnya,.. namun ia masih bernafsu menggempur-kan penisnya dalam vagina Ella, ia begitu menikmati bagaimana ia membuat gadis itu mendesah-desah tak berdaya dalam persetubuhan ini,..

Ella mendesah tak karuan saat mencapai organsmenya lagi, kali ini Ando makin cepat memacu tubuhnya,.. dalam organsmenya itu ia masih harus menghadapi penis Ando yang begitu liar maju mundur dalam vaginanya, belum lagi tangan Ando yang ikut memainkan clitorisnya itu membuat kenikmatan yang dirasakan olehnya itu kian tak terbendung,..

Dan akhirnya pertahanan terakhir itu jebol juga,.. seluruh otot vaginanya meremas penis Ando sejadinya,.. sementara Ando melolong hebat spermanya tumpah dalam vagina Ella, gadis itu tercekat merasakan begitu banyaknya sperma yang tumpah dalam rahimnya itu, sementara tubuhnya bergetar hebat merasakan siraman sperma Ando hingga membuatnya mencapai multiple orgasme, yang menghabiskan seluruh tenaganya yang tersisa,..

Ando ambruk menimpa tubuh Ella, sementara gadis itu pun sudah begitu kelelahan, penis Ando masih tertambat dalam vaginanya,.. namun ia tak memikirkan hal itu lagi, ia sudah terlalu lelah

“ Loh, Pak Samsul gimana sich ?? “ Suara itu terdengar begitu kesal,.. “ Kemarin bapak bilang, kartu perpustakaan saya bisa selesai hari ini, sekarang besok-besok lagi,. “

“ Gimana sich Pak, kerja yang bener donk Pak,.. “ menggerutu.

“ Ya maaf dek Karen, semua kan ada prosedurnya, ternyata lebih berbelit dari yang kita pikirin, apalagi deadline Dek Karen buat skripsi udah dekat, jadi bentrok sama pembuatan kartu Skripsi dek Karen,.. “ Penjaga perpustakaan berambut tipis, dengan perawakan pendek itu menjawab,..

“ Ini udah keberapa kalinya Pak, bapak bilang lusa, besok, nanti sore,.. Tahun depan pak sekalian!!!… “ Gerutu gadis itu lagi,..

“ Ya gak akan selesai kartu skripsi saya pak kalau bapak tahan kartu perpustakaan saya terus Pak, memangnya saya gak tahu prosedurnya Pak,.. “

“ Bawa keluar skripsi untuk fotocopy aja gak boleh, terus saya musti kerjain gimana pak,.. “ , ” Memang bapak mau bikinin ?? Bisa ?? Gak kan,.. “ Cetus sekali Karen melanjutkan kata-katanya,..

“ Ya saya cuma bekerja sesuai prosedur Non, Skripsi non ya non yang pikirinlah, ini udah jam makan siang non,.. “ Sambil berlalu pergi,..

“ Sial emang tuch orang,.. “ Karen mengumpat dalam hati,.. Ia membuka tasnya, mengambil HP-nya dari dalam Tas-nya,. Ia mencoba menghubungi seseorang,..

“ Deb,.. dimana ?? “ Begitu panggilan itu dijawab,..
“ FoodCourt, kenapa ?? Mau kesini ?? “ Tanya Debby.
“ Yawda gue kesana, kesel banget nich gue,.. “
“ Kenapa sich, belum beres juga ya ?? “ Debby menebak,.. “ Ya, gue tunggu disini dech, gue juga lagi makan nich,.. “
“ Iya,.. ngeselin banget gak luh,..Yawda, gue jalan kesana sekarang “
“ Ok,.. “ Karen menutup sambungan teleponnya dan langsung keluar dari gedung perpustakaan,..

Aroma masakan yang sedang dimasak begitu menyengat begitu Karen menapakan kakinya ke ruangan FoodCourt, ramai tapi dia langsung berjalan menuju tempat sudut dilantai dua,.. tempat dia dan teman-temannya biasa,..

“ Huuh, gila kesel banget tau gak sich lu,.. “ Karen menarik bangku, sebelum mendudukinya,..
“ Iya biasalah, sengaja kayaknya,..Udah pesen ?? “ Debby mengunyah makanan-nya,..
“ Kenapa sich Ren ?? “ Tanya Ben, pacar Debby yang duduk disebelah Debby,..
“ Biasa Ben, masa Data buat Kartu Perpustakaan gue kepending terus, gue butuh banget lagi,.. “ , “ Enak gak yang lu makan Debb ?? “
“ Nich cobain dech,.. “ Debby memberikan sendoknya, sementara Karen mencicipi Sapo tahu Debby,..
“ Beli dimana ?? “ Tanya Karen, setelah mencicipi sedikit kuah Sapo Tahu itu,..
“ Itu di pojok, ada yang baru, namanya lupa,.. “
“ Ohh,.. Iya Ben, gimana ya, skripsi gue nich,.. “ Karen kembali ke topik yang membuatnya begitu kesal itu,..
“ Ya terpaksa, mau gimana, lu gak bisa juga pinjem kartu orang kan,.. terpaksa lah,.. “ Ben memberi solusi yang tak jelas,..
“ Terpaksa apa sich ?? Ga jelas dech lu,.. “
“ Terpaksa ya lu catet lah sedikit-sedikit dari situ,.. kan selama diruangan skripsi gak papa lu catet juga,.. “ Sekarang jelas apa yang dimaksud Ben,
“ Iya sich, tapi gila aja, gimana segitu banyak Ben,.. “ Memikirkannya saja sudah membuat Karen lemas,..

” Ya mau gimana lagi,.. kan yang penting analsis-nya aja kale,.. “
“ Huuuh,.. cape dech,.. tapi mau gimana lagi ya,.. “ , “ Gue beli makan dulu dech “

Tak lama Karen kembali sambil membawa sebuah balon dengan tulisan angka, tanda pemesanan
“ Lucu banget sich,.. hahaha,.. “ Karen berkomentar sambil menunjukan pada Sherly dan Ben,..
“ Iya tapi agak norak ya,.. hehehe,.. “ Sherly mengamini,..
“ Huuh,. “ Karen menganguk setuju,.. “ Lu gak kerja Ben??,.. “ Tanya Karen,..
“ Iya bentar juga gue balik,..tunggu temen lu,.. “ Ben melihat jam di lengannya,..
“ Temen ?? Siapa ?? “ Tanya Karen,..
“ Ryan,.. dia kan apply ke tempat gue,..“
“ Oh jadi dia,.. “
“ Iya,.. Ryan aja udah Bab-4 tuch, keburu gak lu selesain skripsi lu ?? “ Debby bertanya pada Karen,..
“ Ah iya,.. Gak tahu dech,.. gue masih analisa Bab 3, tau dech,.. “ Wajah Karen kembali kesal, memikirkan Skripsi-nya,..

“ Ren,.. Gimana skripsi lu ?? “ Tanya Ryan yang muncul tiba-tiba dari belakang,..
“ Eh lu Ry,.. Gak tau dech, semester depan kali baru selesai,.. “ jawab Karen,. Wajahnya tambah ditekuk,..
“ Kartu belum selesai ya ?? “ Ryan menyedot Frapuccino-nya, sambil duduk si bangku sebelah Karen,..
“ Iya nich, pasrah dech gue,.. “
“ Jangan gitu lah, pasti bisa beres, masih ada gelombang 4, nanti kita samaan aja dech,.. “ Ryan merasa tak enak hati,.. karena waktu Karen kehilangan Tas-nya itu sedang bersamanya,.SIM, STNK,Credit Card,.. ATM, KTP,. Semua gak sampe 1 minggu diurus bisa selesai, tapi bikin Kartu Perpustakaan sudah 1 bulan setengah belum juga ada hasilnya,..

“ Jangan Ry, aneh-aneh aja lu,.. “, “ Makasih Mas,.. “ Kata Karen saat Sapo tahu seafood pesanan-nya diantar,..
“ Ya gue gak enak aja, “ Kata Ryan,..
“ Jangan gak enak gitu ah,.. Eh gue makan ya,.. Ry, Deb,.. Ben.. “

“ Mau jalan kapan Ben ?? “ Ryan bertanya sementara Ben sedang asyik menggoda Debby
“ Sekarang Ry ?? “ Tanya Ben, sambil berhenti menggoda Debby,.
“ Ya lu terusin aja dulu kalo belum puas,.. hehehe “ Ryan kembali menyedot Frapucinno-nya
“ Ah, nyindir aja lu,.. “ Ben tersenyum,..
“ Yeh mank bener,. “ Ryan ikut tertawa,..

“ Yawda, pergi sekarang gih, nanti telat lagi,.. “ anjur Debby,..
“ Yawda, sekarang ?? “ Ben bertanya pada Ryan,..
“ Ya, boleh aja “
“ Ya udah sekarang aja,.. Aku pergi dulu ya Yang,.. Ren… “
“ Ati-ati ya,.. “ Debby mencium Ben, seperti tak perduli dengan begitu ramai-nya FoodCourt,..
“ Beh,.. sensor donk,.. bikin iri aja,.. hahahaha,.. “ Ryan menyindir, sementara Karen tersenyum kecil melihat kelakuan Debby dan Ben.
“ Ah bawel dech,.. “ Debby tersipu malu,.
“ Udah, jalan karang dech,.. “ Ben berdiri dari kursinya, diikuti Ryan,..

Kedua orang itu meninggalkan Karen dan Debby berdua,.. sementara Karen masih tampak gusar sambil menyantap makanan pesanannya tadi,. Debby hanya tertawa-tawa kecil, sekedar membuat temannya itu sedikit santai dan menghilangkan kekesalan-nya,..

“ Yawda dech, dah jam segini, gue ke perpus dulu dech ya,.. “
“ Mau ditemeninin ?? “ Tanya Debby
“ Dah gak usah, lu kan juga ada kelas kan ?? “
“ Iya sich, tapi gapapa kalo lu mau ditemenin,.. “ Debby meyakinkan,..
“ Udah gapapa koq,.. ok, gue cabut dulu dech ya,.. “ Karen mulai berjalan meninggalkan Debby yang kebetulan masih menunggu temannya di FoodCourt, janjian masuk kelas samaan,..

Dari kejauhan, Karen mengintip pintu perpustakaan yang masih tutup,.. wajahnya kembali berubah BT,. Namun ia masih berjalan mendekat memastikan perpustakaan itu masih tutup,..

Dengan wajah kesal Karen menatap pintu perpustakaan yang masih tertutup itu,..
“ Hah, emank paling-paling ya,.. kalo tutup aja tepat waktu, giliran buka ngaret,.. “ Sesaaat ia teringat hari ini hari Jum’at, pastinya perpustakaan akan semakin terlambat buka-nya,..

“ Duh, mati dech gue,.. kemana dulu dech gue mendingan,.. “ Pikir Karen, pastinya bukan urusan 10-20 menit untuk menunggu perpustakaan ini kembali buka,..

Perlahan ia menuju lahan parkir, menuju mobilnya, entah menunggu hampir setengah jam sampai akhirnya perpustakaan itu kembali dibuka,.. Ia pun turun dari mobilnya, dan menuju ke dalam perpustakaan,..

“ Brukkk,.. “ Tas dan beberapa catatannya terhambur keluar, seseorang menabrak Karen,..
“ Sory-sory maap,.. “ Lelaki itu membantu membereskan barang-barang Karen yang jatuh,..
“ Sory-sory jalan pake mata, udah tahu orang lagi ribet gini malah ditabrak !!! “ hardik Karen sambil memunguti kertas-kertasnya yang terhambur,..
“ Maaf,.. “
“ Udah lah sana,.. Dasar lu,.. Udah-udah jangan ada yang lu pungut tar yang ada ilang lagi barang-barang gue,.. “

Karen terlihat begitu emosional , kemarahannya mengebu-ngebu sementara lelaki itu hanya diam saja dimarahi oleh Karen seperti itu,.. Ia pun lantas meninggalkan Karen yang sedang memunguti barang-barangnya…

“ Ada aja, kalau lagi sial,.. “ Omel Karen,..

Setelah memastikan tak ada yang tertinggal di lantai, Karen pun kembali berjalan memasuki pintu perpustakaan,.. Setelah konfirmasi nomor Mahasiswa-nya ia pun memasukan Tas-nya ke dalam loker, sambil mengeluarkan file dan pulpen-nya,..

Ia berjalan begitu saja melewati meja Pak Samsul, malas ia kembali bertanya tentang kartu perpustakaan-nya itu, pasti jawabannya sama, “menunggu”… mereka hingga sampai di ruang arsip skripsi, saat pak Samsul kembali menghentikannya,..

“ Maaf Dek, gak boleh bawa bolpen dan Kertas kedalam,.. “
“ Heh, iya ?? Oh jadi ini gak boleh itu gak boleh ya ?? “ Bentak Karen,,..
“ Setahu saya yang gak boleh itu bawa Flashdisc dan lapotop pa,.. dan saya gak bawa itu,.. OK,.. jangan cari gara-gara dech pak,.. “ Terasa kalau kedua petugas perpustakaan itu memang sengaj mencari-cari masalah,..

“ Tapi memang itu aturan dari atas Dek “ Kata Pak Samsul menjawab,..
“ Yawda itu urusan orang-orang atas lah, bukan urusan Bapak juga kan, kan bapak Cuma orang-orang bawah,.. “ Jawab Karen sekena-nya,..

“ Gak bisa gitu juga Dek,.. memang kita cuma orang rendahan,. Tapi itu kan pasti ada sanksinya juga buat kamu,.. “ Jawab Pak Samsul, dalam nada bicaranya ada kesan tersinggung, dan ingin balas mengancam,..
“ Oh, iya boleh koq, malah bagus,. Sekalian nanti saya cerita tentang prosedur untuk buat Kartu Perpustakaan yang berbelit-belit, ditambah lagi Perpustakaan yang selalu terlambat buka, tapi istirahat lebih cepat, benar gak Pak ?? “

Pak Samsul merasa kalah angin sekarang, wajahnya seperti kurang senang namun tak ada lagi yang bisa dilakukannya,.. ia pun akhirnya mengizinkan Karen untuk masuk ke dalam ruang Arsip sambil membawa Kertas dan Pulpen,..

“ Tolong jangan sampai ketauan,.. “ pesan Pak Samsul sambil berbasa-basi, sementara Karen sudah naik ke atas, lantai dua ruang arsip dan mengakses computer LAN di perpustakaan itu, memasuki data digital Skripsi tahun-tahun sebelumnya yang memiliki topik hampir sejenis dengannya,..

Entah berapa lama waktu yang dihabiskannya untuk mencatat point-point termasuk rumusan yang bisa ia aplikasikan lagi untuk Skripsinya, sampai matahari mulai tenggelam ditambah lagi sunyi senyap ruang perpustakaan membuatnya tertidur sesaat,..

Lampu-lampu perpustakaan itu sebagian besar sudah redup,.. Karen terbangun saat sebuah panggilan telepon membangunkannya,.. Mama,.. itu yang mucul di layar ponsel Hp Karen,.. Ia langsung mengangkat panggilan itu sambil memberitahukan kalau ia akan pulang terlambat,.. memang sudah menjadi kebiasaannya memberi kabar pada Mama-nya yang tinggal hanya berdua dengannya tiap kali pulang terlambat,.. pasti membuat Mama-nya itu khawatir, karena Karen lupa mengabari keterlambatannya,.. ia melihat masih ada beberapa point penting lain yang belum dicatatnya, ia pun bergegas menyelesaikan semua itu,..

Sambil membereskan Catatannya, tanpa ia sadari dua pasang mata sudah mengawasinya sendari tadi,.. Karen bangkit berdiri sambil membalik-kan tubuhnya menuju tangga turun keluar perpustakaan saat dua orang yang sendari tadi mengawasinya itu mengahalangi jalannya,..

“ Sory pak, mendingan minggir dech,.. “ kata Karen melihat jam yang sudah setengah 9 lebih,..
“ Aduh, udah beres ya Dek Karen ?? Padahal baru mau kita temenin bener gak pak ?? “ Kata Pak Samsul, sambil tersenyum, senyuman yang menjijikan,..

“ Iya Pak,..Makanya permisi Pak,.. “ Karen berusaha sedikit lebih sopan, melihat senyuman licik Pak Samsul tadi,..
“ Loh Dek, koq bawa pulpen sama kertas sich kan tidak diizinkan disini,.. “ Kata lelaki gemuk disebelah pak Samsul, senyumannya sama-sama penuh dengan kelicikan,..

“ Gak ada aturan gitu Pak, saya tahu koq,.. “ Dahlan nama lelaki itu, dari Badge nama di dada-nya,.. kalau tidak salah dia ketua perpustakaan ini,..
“ Loh tidak diizinkan koq,.. “ Kata Pak Dahlan, ketahuan sekali ia berbohong,..

“ Yawda pak, saya minta maaf saja,.. sekarang saya permisi dulu,.. “ Karen berusaha menerobos turun,..

Namun Pak Dahlan tiba-tiba memeluk dirinya dari belakang, ia mencoba mencium Karen yang berusaha berontak,..
“ Duh koq buru-buru banget,.. “ Tawa Pak Samsul,..
“ Lepasin Pak, mau apa,.. “ Karen berusaha melawan,..

“ Duh, kita kan pengen nyobain model kayak Non juga,.. “ Bisik Pak Dahlan, tepat di telinga Karen,..

“ Lepasin, sinting ya kalian semua,.. “ Ia berusaha menendang Pak Samsul yang berusaha mendekainya,.. sementara Pak Dahlan dari belakang malah sudah meremas dada-nya,..

“ Oughh Pak,,.. lepasin !! “ Karen menghindar dengan cepat sementara Ia malah kembali jatuh dalam pelukan Pak Samsul,. Ia bagaikan seseorang yang terjebak dalam kepungan dua serigala hutan,..

Sedikit celah dilihat oleh gadis itu, tepat menuju Tangga turun perpustakaan itu,.. Karen mengambil tasnya yang terjatuh, menunggu kedua orang itu lengah sebelum kemudian berusaha menerobos turun,..

Namun hanya tinggal 2 langkah lagi menuju tangga,.. sepasang tangan menghentikan langkahnya,..
“ Pak lepasin Pak, “ Karen menengok melihat tangan Pak Samsul yang mencengkram erat tubuhnya,..
Kali ini tampaknya kedua orang itu telah habis kesabaran dengan perlawanan Karen,..

“ PLAKK !! “ sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Karen,.. sementara Pak Samsul langsung mendorong Karen ke atas Meja, sbelum kemudian menerkamnya,..

“ Pak,.. jangan pak, lepasin saya, !! “ Karen memberontak sebisanya,.. ia memukul-mukul,.. namun seolah tak ada pengaruhnya pada pegawai perpustakaan yang sudah begitu bernafsu itu,..

Tangan itu membuka paksa kemeja yang dikenakan Karen, dua kancing kemejanya terlepas terjatuh ke atas lantai bersamaan dengan air mata ketakutannya,.. Berbalut Bra biru yang menutupi tubuhnya,.. tak lama tangan Pak Samsul sudah menarik turun cup branya kebawah, membiarkan payudaranya itu mengacung keluar,.. tangan Pak Samsul bekerja cepat meremas payudara itu, memainkan putingnya hingga membuat Karen menahan perih,..

“ Boss dulu donk Sul,.. “ Tiba-tiba Pak Dahlan berucap,..
“ Siap boss,.. “ Pak Samsul, mundur, memberikan kesempatan pada atasannya itu,..

Seolah menginterogasi Pak Dahlan bertanya pada Karen,..
“ Dek Karen ini model kan ?? “ Tanya Pak Dahlan,..
Karen mengganguk menjawab, sambil membenarkan posisi Bra dan menutup kemejanya,..
“ Lepasin saya Pak,.. Saya bisa kasih apa yang bapak mau,.. tolong jangan begini pak,.. “ Karen berusaha bernegosiasi,.. menyelamatkan kehormatannya,..
“ Memang berapa yang musti dibayar untuk semalam tidur sama model ?? “ Pak Dahlan bertanya sambil terbahak,..

Wajah Karen langsung memerah menahan rasa kesal,.. sebuah hinaan yang teramat sangat menjijikan terdengar di telinganya.. belum pernah ia dihina seperti ini sebelumnya,.. Memang untuk karier-nya ia beberapa kali harus “menjual” tubuhnya tapi bukan untuk untaian rupiah,..

Ambisinya untuk menikmati hidup yang lebih baik membuatnya gelap mata seperti itu, itu juga yang membuatnya dipenuhi rasa bersalah pada Pacarnya dulu, hingga kemudian memutuskan berpisah tanpa memberitahukan kenyataan ini sebenarnya pada siapa pun,..

Namun tawa dua orang didepannya ini seolah mereka menggap dirinya ini seorang pelacur murahan,..
“ Cukup Pak,.. “ Karen membentak, merasa sakit hati,..
Namun lagi-lagi Pak Samsul menampar wajahnya,.. tampaknya orang ini begitu kasar dan mudah memukul orang,.. menahan rasa sakit di wajahnya, Karen menekuk wajahnya, menahan rasa sakit dan tangisnya, namun berusaha menyembunyikan itu,..

“ Samsul, gak boleh begitu !! “
Pak Dahlan seolah memarahi Pak Samsul,.. sebelum mendekati Karen, namun tangannya mulai kurang ajar dengan menyelip diantara Bra-nya, meremas payudaranya dari dalam,..

Karen masih memiliki keberanian untuk menepak tangan Pak Dahlan,.
“ Pak,.. “ Tegas Karen,..
“ Wah kurang ajar,.. “ Pak Dahlan tampak marah sekali,.. ia menimpa Karen dengan perutnya yang buncit itu, tergencet diantara meja dan tubuh gemuk Pak Dahlan, membuat Karen bergitu tak berdaya,.. Sementara Pak Dahlan mulai menciumi wajah Karen, tangan-nya ikut meremas kasar payudara Karen,.. Kali ini Karen tak lagi setengah-setengah melawan, ia menampik tangan itu sambil berusaha melepaskan diri,..

“ Pak cukup,.. “ Namun sebuah tamparan mendarat diwajahnya, tak cukup begitu seseorang menarik rambutnya,..
“ Ngelawan hah,.. ngelawan !! “ bentak pak Dahlan,..
“ Awww,.. sakit pak,.. sakit lepasin saya,.. gak lagi pak,.. “ Karen menagis menahan sakit,..

“ Bagus gitu dari tadi,. Susah banget,.. “ , “ Cuma minta diisepin aja susah,.. apa mau kita berdua perkosa aja apa Hah !! “ bentak Pak Dahlan
“ Iya Pak iya,.. “ Karen pun menurut pada Pak Dahlan, Pak Dahlan memaksanya bersimpuh turun, berjongkok sementara Pak Dahlan duduk di atas kursi selayaknya seorang raja yang memerintah Budaknya,..

Perlahan Karen membuka resleting Pak dahlan, sementara Pak Samsul yang berdiri dibelakanganya hanya terkekeh kecil, melihat apa yang dilakukan oleh gadis cantik itu,..

Perlahan Karen mulai mengoral penis Pak Dahlan perlahan, ia menghisap penis itu sambil sesekali memainkan buah zakarnya,.. ia berusaha semampunya berusaha menyelesaikan ini secepatnya, perlahan tangannya ikut bergerak naik turun, sepanjang penis Pak Dahlan itu,..

Sesekali tangannya turun ke buah zakar Pak Dahlan sambil terus menghisap penis Pak Dahlan,..Karen melumat penis itu bagaikan seseorang yang lapar,.. pak Dahlan melengus-lengus nikmat merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan ini sebelumnya,.. Bagaimana jemari-jemari lentik Karen meremas-remas buah zakarnya sementara penisnya dihisap begitu dalam oeh Karen,, membuat Pak Dahlan begitu keenakan,..

Karen memilih seperti ini daripada harus disetubuhi oleh dua orang ini, ia ingin menyelesaikan ini secepatnya, dengan harapan setelah mereka berejakulasi oleh tangan dan mulutnya, mereka akan melepaskan dirinya,..

Pak Samsul yang melihat pemandangan begitu erotis ini, sudah tak sabar lagi, ia pun melangkah mendekat, tak lagi perduli ia memelorotkan celananya, penisnya yang lumayan panjang itu mengacung tegak, ia pun menarik Karen,..

“ Pak,.. saya juga mau,.. “ Samsul meminta pada atasannya itu,..
“ Hahaha,. Sory Sul,, gila enak banget, lu coba dech “ Kata-kata yang terdengar begitu keterlaluan sebenarnya,..

“ Tuch udah boleh, ayo neng,.. “ Pak Samsul menarik satu tangan Karen meminta Karen mengocok penisnya,..
Karen pun meraih penis itu, perlahan ia mengocok penis itu, Pak Dahlan yang tadi duduk di bangku pun ikut berdiri,. Sehingga posisi Karen terjepit diantara keduanya,.. Ia mengocok kedua penis itu dengan tangannya, sambil bergantian mengoral penis itu, membuat kedua orang itu melenguh-lenguh keenakan,..

“ Gila lama banget sich,.. “ pikir Karen, sementara ia mulai merasa lelah dan mual, mual dengan penis mereka yang berbau pekat itu,..
Ia mengoral penis Pak Dahlan lebih banyak dengan harapan Pak Dahlan akan segera keluar,.. ia menghisap penis itu dengan semua cara yang ia tahu,.. hingga membuat lesung pipinya begitu cekung masuk,..

“ Uggghh awwww,.. “ Penis itu berdenyut-denyut di mulut Karen, Gadis cantik itu pun segera menarik kepalanya,.. melepaskan penis itu dari mulutnya,.. namun tangan Pak Dahlan menahan kepalanya,.. Karen menatap Pak Dahlan, sambil berusaha melepaskan diri,.. dari penis Pak Dahlan mulai tumpah sperma hangat yang menjijikan itu,.. Karen menahan mual sementara Pak Dahlan malah memaju mundurkan pinggulnya,. Hingga Karen tak dapat lagi menghindar,.. menahan rasa mual sementara Pak Dahlan kembali melolong hebat sebelum spermanya itu tumpah didalam mulut Karen,..

“ Crett Crett,.. “ Akhirnya sperma Pak Dahlan muntah di mulut Karen,.. Karen kembali memberontak sebelum akhirnya Pak Dahlan melepaskan gadis cantik itu,..
Menahan air matanya yang mengalir, Karen memuntahkan sperma yang masih ada dalam mulutnya itu,..

“ Sialaaan banget sich Pak, !! “ Karen menghardik mereka, sementara ia masih berusaha memuntahkan sperma yang sempat tertelan,,..
“ Kirain doyan neng,.. “ Pak Dahlan menjawab sambil cengegesan, sebelum kemudian duduk di kursi dekatnya,..
“ udah ah neng,.. ayo sekarang yang saya,. “ Pak Samsul yang tengah tanggung menarik Karen keatas,.. sebelum menyodorkan penisnya dalam mulut Karen,.. Karen menahan rasa kesalnya sebelum kemudian kembali menghisap penis Pak Samsul,..

Pak Samsul lebih beringas dari pak Dahlan yang hanya sekedar menikmati apa yang diberikan oleh Karen, Tangan Pak Samsul tak pernah diam mengerjai dada Karen, menjepit payudaranya itu dengan tangannya, sambil sibuk memainkan puting payudara Karen itu, perlahan ia menarik-narik sambil meremas payudara itu,.. tiba-tiba Pak Dahlan berjongkok di belakang Karen,

Tangannya melepas Celana Karen, sambil menyelipkan jemarinya ke kemaluan Karen,.. Ia mengusap bagian vagina Karen yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu sebelum bergerak lebih bawah, menyentuh bibir kemaluan Karen itu,..

“ Mau apa pak ?? “ Karen berusaha melawan,..
“ Udah dibikin enak dech pokoknya,.. “ Sementara Pak Samsul kembali menarik wajah Karen yang meninggalkan penisnya itu,.. membuat Karen tak lagi dapat berkata-kata,..

Ia kembali harus menerima terjangan penis pak Samsul sementara ia mulai merasakan tangan Pak Dahlan yang tengah memainkan clitorisnya itu,. Pertama terasa perih karena Pak Dahlan memaksa jemarinya itu bemain dalam vaginanya yang masih kering itu, namun perlahan cairan cintanya mulai mengakir dari bibir vaginanya itu, Pak Dahlan mencuit sedikit cairan itu sebelum kemudian kembali mengerjai clitoris Karen,..

Semua itu membuat Karen mendesah tak karuan,,.. ia mendesah-desah diantara hisapan penis pak Samsul,.. ia mendesah hebat tiap kali jemari Pak Dahlan, menyetuh tepat di bagian sensitivenya itu,..

“ Duh gila gak tahan Boss,… saya pake duluan ya,.. “ Pak Samsul mencabut penisnya sambil mendorong Karen ke lantai,..
“ Iya-iya boleh aja, gue juga masih lemes nich Sul,,.. “ Pak Dahlan cengengesan,.

“ Pak, Pak, tadi kan janjinya gak gini,.. “ Karen protes, sekaligus ketakutan karena kedua orang ini hendak memperkosanya sekarang,..
“ Itu kan tadi non,.. “ Pak Samsul menjawab enteng,..

Karen berusaha menghindar, namun tangan Pak Samsul kembali menangkapnya,.. ia menindih tubuh Karen, sementara tangan-nya berusaha menurunkan seluruh celana Karen,

Setelah berhasil ia langsung menekan jemarinya itu dalam vagina Jaren, perlahan ia menekan tenggelam jemarinya dalam vagina Karen, membuat gadis itu menjerit menahan rasa sakit berbalut nikmat,..

“ Awwwwhhh,.. Pak Sakit pak,.. “ Namun tak ada reaksi balasan dari pak Samsul selain malah makin dalam membenamkan jemarinya itu dalam vagina Karen,.. perlahan tangannya itu bergerak naik turun, Karen mendesah-desah tak karuan, sementara vagina-nya mulai basah, Pak Samsul tak menunggu lama lagi untuk menekan penisnya dalam Vagina Karen,..

Karen berusaha mendorong Pak Samsul, ia masih ingin mempertahankan kehormatannya itu, namun Pak Samsul jauh lebih kuat, penisnya ditekan masuk,.perlahan kepala penisnya itu mulai masuk dalam vagina Karen, sebelum kembali ditarik dan sebuah hentakan Pak Samsul membuat penisnya tenggelam kian dalam,..

“ Awww,.. “ Karen menjerit, merasakan penis yang mulai masuk dalam tubuhnya itu,.. ia menggeliat menahan perih, sementara pak Samsul kembali menarik penisnya sebelum kembali dengan hentakan yang lebih kuat menekan penisnya masuk lebih dalam lagi,..

Penis itu tertancam utuh,.. Karen menahan perih sementara mulutnya tak berhenti kembang kempis, air mata mengalir dari pelupuk matanya itu,..

Sementara Pak Samsul mulai menciumi wajah Karen, sambil menggerakan pinggulnya naik turun, memainkan penisnya yang tengah tenggelam dalam vagina Karen

“ 37.500 “ Suara pelayan fotocopy itu, memanggil Ando yang sedang melamun sambil memperhatikan mobil yang melintas,..
Ando mengeluarkan pecahan uang 20.000an dari dompet-nya, membayar Fotocopy-an yang cukup tebal, ia melihat jam di Hp-nya yang sudah ketinggalan zaman itu,..
Pukul 7.25,.. Ando tampak panik menunggu uang kembalian, Ia ingat masih harus mengembalikan satu buah buku pelajaran ke perpustakaan kampus, jaraknya sekitar 15 menit dari tempat Fotocopy ini, ia terpaksa memilih tempat fotocopy ini karena masih jauh lebih murah dari tempat Fotocopy dekat kampus, uang 5-10.000 cukup berharga buat Ando,..

Ando menaiki Sepeda Motor Edison yang dipinjam-nya, ia menyalakan Motor itu dan bergegas meninggalkan tempat itu, tak berapa lama Ando memasuki komplek kampus, dan bergegas menuju gedung perpustakaan,..

Masih menyala, beberapa lampu di gedung perpustakaan itu terlihat masih menyala, Sedikit tenang perasaan Ando, karena memang buku yang dipinjam-nya ini adalah buku pegangan wajib, sehingga tidak boleh terlambat dikembalikan,..

Ia memarkir motor-nya tak jauh dari pintu masuk perpustakaan, bukan tempat parkir sebenarnya, namun jam-jam sepi seperti ini siapa yang akan perduli, Kampus ini menyediakan sebuah perpustakaan modern dan cukup lengkap, bangunan-nya 3 lantai, dengan 2 tangga didalam dan satu diluar, beberapa jendela besar sebagai tempat masuknya matahari menembus rindang-nya pepohonan di sekeliling perpustakaan itu membuat Perpustakaan ini terlihat begitu mewah, harus-nya perpustakaan ini buka 20 jam sehari, namun karena sebagian besar Mahasiswa-nya dari golongan mampu, membuat mereka cenderung membeli buku pelajaran sendiri ketimbang meminjam di perpustakaan dengan Prosedur yang bertele-tele,.. Ando mencoba memasuki pintu perpustakaan itu, terkunci, Ando berubah pucat, terlebih perpustakaan itu telihat lebih remang dari tadi,.. Ia berusaha mengintip karena di Lantai 2 masih ada lampu yang menyala,.. ia beralih menuju tangga luar perpustakaan,..

Perlahan ia menaiki tangga besi itu, matanya begitu terkejut saat melihat seorang gadis yang begitu cantik sedang ditunggangi oleh 2 orang berseragam perpustakaan,.. Gadis itu Karen, gadis yang baru saja menabrak dan mencacinya di depan banyak orang tadi siang, keangkuhan-nya saat menabrak Ando tadi tak bersisa, yang ada kini Karen tampak pasrah digumuli dua orang itu, tangan orang yang satu, yang diyakini Ando sebagai Pak Samsul berada di bawah Karen sementara tangan-nya meremasi payudara Karen yang padat berisi, puting payudara-nya ditarik-tarik membuat Karen mendesah-desah dan membuat mata-nya merem melek keenakan,…

Sementara satu-nya lagi, seperti Pak Dahlan yang terlihat dari perut-nya yang buncit tampak begitu menikmati bagaimana Mahasiswi sekaligus model itu mengoral penis-nya, penis-nya menancap di antara emutan bibir Karen, tangan kiri Karen pun terlihat begitu selaras dengan lidah-nya mengocok penis Pak Dahlan, Tangan Pak Dahlan menempel di kepala Karen seolah mendorong-dorong kepala Karen untuk menghisap penisnya lebih dalam lagi,..

Tubuh Karen terlontar naik turun, ternyata penis Pak Samsul sedang bergerak naik turun menyetubuhi Karen, penis-nya yang lumayan besar itu keluar masuk dalam vagina Karen cukup cepat, Seperti-nya Karen sedang mendesah-desah keenakan diantara kepungan dua lelaki itu,.. terlebih mereka bermain di tangga besi berwarna hitam yang memmbuat pemandangan itu terlihat begitu erotis, nafas Ando naik turun, penisnya mengeras hebat, tangan-nya meremas-remas kemaluan-nya yang sudah begitu menegang, seolah ikut larut dalam persetubuhan ini,..

Meski jantung-nya berdegup kencang, berpacu dengan rasa takut ketahuan saat mengintip, namun pemandangan Erotis Karen yang sedang menunggangi Pak Samsul sambil mengoral penis Pak Dahlan, tentu membuat Lelaki manapun tak ingin ketinggalan menyaksikan-nya, atau bahkan ikut turun dalam pergumulan ini,..

Karen melenguh-lenguh nikmat, mulut-nya tak henti menceracau, sementara penis Pak Samsul terlihat tenggelam makin dalam, terlebih saat tubuh Karen tiba-tiba menggelinjang nikmat, tubuh-nya bergetar-getar Erotis, rambutnya yang panjang terurai tersapu kesana-kemari, sementara tangan Karen terlihat seperti mencakar paha Pak Dahlan,..

Pak Samsul mendorong tubuh Karen kearah pegangan tangga, tangan Karen meremas anak tangga, saat penis pak Samsul didorong pemilik-nya melesak masuk dalan vagina-nya, Karen merem melek menikmati penis berukuran lumayan itu kembali menerjang masuk dalam vagina-nya, sambil melenguh-lenguh nikmat terlebih tak ada lagi penis pak Kasman dalam mulut-nya Wajah Karen menegadah keatas karena rambut-nya yang panjang itu ditarik dengan kasar oleh Pak Samsul,..

Pemandangan yang begitu erotis membuat Ando tak sadar tengah menyelipkan tangan-nya mengocok-ngocok penisnya dalam celana Jeans butut-nya,..Tangan Pak Samsul yang sedang meremas-remas payudara Karen diibaratkan tangan-nya sendiri yang meremas payudara yang begitu menggoda itu,..

Sementara remasan-nya tangan-nya sendiri seolah vagina Karen yang sedang meremas dengan dinding vagina-nya, tangan-nya megocok kemaluan-nya sendiri seolah sedang menyetubuhi Karen, Sementara di dalam Pak Dahlan malah sedang menyusu di payudara Karen yang terbanting-banting kesana-kemari, tangan-nya meremas payudara itu hingga membuat payudara itu mengerucut dalam remasan-nya, lidah Pak Dahlan tampak asyik memainkan puting-nya..

Pak Dahlan menarik wajahnya dari payudara Karen, tangan-nya masih tetap meremas-remas payudara-nya itu, sementara bibir-nya yang tebal disodorkan ke bibir Karen yang mungil, bibir yang tadi begitu lapar mengoral penisnya hingga membuat Pak Dahlan begitu melayang keenakan dibuat-nya,..

Wajah cantik Karen, seluruh tubuh-nya yang putih indah dengan lekukan yang mengiurkan diselimuti oleh peluh yang tak sedikit, terlebih dibagian selangkangan-nya yang basah bukan hanya oleh keringat namun juga oleh cairan kewanitaanya yang mengucur,..

Ando sendiri masih begitu menikmati pertunjukan itu, tangannya masih begitu bernafsu mengocok batang kemaluan-nya sendiri, sial baginya saat buku tebal perpustakaan itu jatuh ke anak-anak tangga besi itu,.

“ Bummm, brakkk brakkk, brakkk “ Bunyi-nya cukup nyaring, karena hardcover buku itu bertubrukan dengan anak-anak tangga yang terbuat dari besi itu,.. Bunyi itu ternyata memancing perhatian kedua penjaga perpustakaan itu,..

Pak Dahlan bergegas merapikan pakaiannya, sementara Ando buru-buru turun, mengambil buku yang terjatuh diatas pekarangan kampus itu,..Ia berusaha tampil sewajarnya, penisnya langsung mengempis karena rasa tegang yang muncul tadi, ia mengambil buku yang tergeletak di atas tanah itu dan berdiri di depan pintu perpustakaan, bayangan Pak Dahlan terlihat berlari kearah pintu Perpustakaan, wajahnya terlihat gusar, meski ada sedikit guratan rasa takut,..

0 komentar:

Posting Komentar

Tukar Link Otomatis

Page Rank