Catatan Dari Admin

Selamat Datang di luvly-newbie.blogspot.com

Blog ini berisikan cerita-cerita pornografi tanpa melewati proses sensor, dan ditujukan untuk kalangan 17 tahun keatas dan yang sudah menikah.

Bagi anda yang tidak termasuk kategori di atas atau anda tidak mau membaca cerita ini, segera tinggalkan blog ini secepatnya.

Semua cerita didalam blog ini merupakan hasil copy-paste dari forum-forum dan situs / blog yang berisi artikel serupa, apabila ada yang merasa tersinggung mohon dimaafkan.

DANGER...!!!
DON'T TRY THIS AT HOME!!!

Arisan berbuah petaka

Maesaroh duduk dengan tegang. Dua lelaki di hadapannya menunggu jawaban.
"Bagaimana Mbak ? kami tagih ke suami mbak atau...." kata salah satu lelaki. Sebut saja namanya Roy.

Setahun lalu, perempuan berusia 33 tahun itu memimpin sebuah kelompok arisan tanpa sepengetahuan suaminya. Tak banyak pesertanya. Cuma 20-an orang. Tapi setorannya sampai 25 juta per orang. Sampai putaran ke 15 lancar-lancar saja. Tapi setelah itu mulai seret. Penyebabnya, sebagian uang peserta ia investasikan ke bisnis lain. Dan ternyata, bisnis itu pun bubar.


Akibatnya, kini Maesaroh berhutang pada 5 peserta terakhir. Dan 2 lelaki ini adalah suami dari 2 peserta terakhir.

Kalau cuma tagihan biasa, dia bisa menjawabnya dengan cepat. Perempuan ini bukan orang bodoh. Dia sarjana. Tapi, dua lelaki ini menawarkan sesuatu yang membuatnya serba salah.

"Layani kami masing-masing 5 kali dan utang Mbak lunas. Suami nggak perlu tahu..." tawar Roy dan temannya, Ronny.
"Gila !" pekik Maesaroh.
"Ya, memang gila. Tapi masalahmu segera selesai. Coba dihitung... kamu berarti dapat bayaran 5juta sekali melayani kami. Wah, artis aja nggak semahal itu kok..." sahut Ronny.

Maesaroh mulai bingung. Tawaran itu begitu menggiurkan. Tapi, sungguh ia tak membayangkan harus melayani dua lelaki itu.

"Saya butuh jawaban sekarang, Mbak. Kalau tidak, saya telepon suami Mbak sekarang," kata Roy sambil mengangkat HP-nya.
"Tapi.... saya lagi hamil,"
"Berapa bulan Mbak ?"
"Tiga...."
"Nggak apa-apa. Malah kita bebas buang sperma di dalam memek Mbak. Mbak nggak perlu khawatir mengandung anak kami,"
"Eh.... 5 x... setelah itu.... semua selesai ?" wajah Maesaroh pucat pasi.
"Ya... semua selesai," sahut Roy. "Bagaimana ?"
"Bbb... baiklah kalau begitu," sahutnya setelah terdiam beberapa lama.
Roy dan Ronny tersenyum dan saling berpandangan.
"Kalau begitu, sekarang berdiri di depan kami," lanjut Roy.

Ibu muda itu pucat pasi. Ia kini berdiri setengah meter di depan Roy dan Ronny. Dua lelaki itu memandangi Maesaroh dengan pandangan seperti menelanjangi. Ditatapnya Maesaroh dari bagian kepalanya dengan baju terusan hijau muda bermotif bunga-bunga kecil dan sepasang kakinya yang berkaus kaki.

"Ihhh...." Maesaroh menepis tangan Roy yang menjamah pangkal pahanya. Roy melotot.

"Jadi nggak nih ? Kalau nggak jadi ya sudah.... aku nagih utangmu sama suamimu saja ! Dengar ya.... kamu sekarang jadi budak kami. Sekali lagi kamu menolak, kesepakatan kita batal !" bentak Roy.

Maesaroh gemetaran. Sebab, begitu selesai mencak-mencak, Roy langsung mencengkeram pangkal pahanya kuat-kuat.

"Wah.... kamu nggak pakai celana dalam ya ?" kata Roy sambil tertawa-tawa. Dicubitinya tundun vagina Maesaroh dari luar jubahnya. Sesekali ditariknya rambut kemaluan perempuan itu. AKibatnya Maesaroh sesekali memekik kesakitan. Apalagi, Ronny pun ikut-ikutan meremas-remas vaginanya.
"Memekmu gemuk juga...... ayo Mbak, angkat bajumu. Kita mau lihat memekmu...." ujar Ronny. "Jangan tunggu kami perintah dua kali !" lanjut Ronny sambil mencubit vagina Maesaroh dengan gemas.

"Aihhh...." Maesaroh memekik kesakitan.

Kedua tangan ibu muda itu terlihat gemetar saat mengangkat bagian bawah baju terusannya. Segera saja kedua tungkainya yang berlapis kaus kaki krem terlihat. Betisnya terlihat mulus, lalu sepasang pahanya.....
Wajah Maesaroh merah padam ketika akhirnya busananya tersingkap sampai ke pinggang.

"Wow.... nggak rugi kalau kita hargain memek ini 25 juta...." kata Roy.
Tubuh Maesaroh bergetar ketika Roy membelai rambut kemaluannya yang tak seberapa lebat dan tercukur rapi. Namun, perempuan muda itu terpekik ketika tiba-tiba Roy menjambak rambut keriting itu.
"Ayo, berdirinya ngangkang.... yang lebar ! Aku mau lihat lubang memekmu !" perintah Roy.

Maesaroh makin jengah. Baju panjangnya baru saja dilucuti Ronny. Lelaki itu pun bersorak ketika menyampirkan lebar Maesaroh dan mendapati perempuan itu ternyata tak mengenakan bra.

"Bisa kendor tetekmu kalau jarang pake BH !" kata Ronny sambil memeluk Maesaroh dari belakang dan kedua tangannya meremas payudaranya. Ibu jari dan telunjuknya menjepit puting Maesaroh dan melakukan gerakan mengurut.
Hasilnya, dari kedua putingnya memancar ASI. Cukup deras karena payudaranya terlihat padat berisi.

"Ah... jadi haus...." Ronny dengan bernafsu melahap kedua puting Maesaroh berganti-ganti. Ibu muda itu cuma bisa menggigit bibirnya.

Tubuhnya kini terlihat menggeliat-geliat. Rasa geli di kedua putingnya masih amat menyiksa ketika tiba-tiba dirasakannya dari arah bawah ada yang memaksa menyusup ke celah liang vaginanya.

"Wow.... memekmu anget !" kata Roy. Rupanya, ia menusukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke vagina perempuan itu.

Roy terus menggerakkan dua jarinya keluar masuk liang vagina Maesaroh. Roy tiba-tiba berhenti sejenak. Dibimbingnya kaki kanan Maesaroh naik ke sofa yang didudukinya. Wajah Saroh memerah. Posisi itu membuat selangkangannya makin terbuka luas. Dan vaginanya kini tepat di depan wajah Roy !

"Ini baru sip...." lanjut Roy sambil menguakkan bibir kemaluan perempuan dewasa itu dengan dua ibu jarinya.

Maesaroh menggigit bibirnya. Terasa lidah Roy menyentuh bagian yang amat sensitif. Sementara Ronny masih asyik mengulum kedua putingnya sambil terus meremas-remas payudaranya yang pejal.

Jengah, malu, marah dan takut bercampur jadi satu. Tapi tak urung rangsangan pada bagian-bagian sensitif itu membuat Maesaroh terpengaruh juga. Sesekali tubuhnya bergidik merasakan sensasi nikmat. Maesaroh tak bisa menyembunyikan perasaan itu ketika dua jari Roy kembali mengaduk-aduk vaginanya. Bersamaan dengan itu, lidah Roy intens menyapu klitorisnya dan tiba-tiba saja kedua bibirnya menyedot tonjolan kecil di pangkal vaginanya itu.
"Eungghhhhh... owhhhh....." Maesaroh mendesah. Tubuhnya mengejang-ngejang seperti orang kesetrum. Kedua tangannya menjambak kepala Roy. Dan yang tak bisa dibohongi adalah merembesnya cairan bening dari sudut-sudut dinding vaginanya.....

"He he he.... harusnya kamu yang bayar saya. Kamu belum pernah merasakan orgasme yang seperti ini sama suamimu kan ?" goda Roy, kali ini sambil mempercepat kocokan dua jarinya di vagina korbannya.

Maesaroh yang baru saja terlanda orgasme seperti terlonjak. Ia dilanda kenikmatan baru yang jauh lebih dahsyat. Kali ini ia tak malu-malu lagi mendesah, memekik dan merintih-rintih menahan rasa nikmat di vaginanya. Suara kocokan jari di vaginanya ditambah desah dan rintih Maesaroh membuat Roy makin bersemangat.

Maesaroh betul-betul seperti kuda liar. Ia mendesah, memekik, merintih sambil menggeliat-geliatkan pinggulnya, seolah ingin dua jari Roy menyentuh setiap sudut bagian dalam vaginanya. Sampai akhirnya, tubuh Maesaroh melorot dan menggeletak di atas sofa bersamaan dengan rintihan panjang.

Roy dan Ronny berdiri memandangi tubuh telanjang Maesaroh yang mengejang-ngejang. Pangkal pahanya tampak mengkilap oleh cairan vaginanya sendiri. Maesaroh tiba-tiba menangis terisak-isak begitu menyadari keadaan dirinya. Ia langsung menekuk tubuhnya dan berbaring miring.

"Sudah, nggak usah munafik.... memek lo bisa menikmati kok.... nih sekarang gue kasih kontol betulan !" Roy kemudian menunggingkan tubuh Maesaroh.
Lalu, dari belakang tanpa kesulitan ia memasukkan Pen1snya. Sambil berpegangan pada bokong perempuan itu, ia mengeluarmasukkan Pen1snya.Maesaroh menjerit-jerit kecil karena lelaki itu menyetubuhinya dengan kasar. Tubuhnya terguncang-guncang seiring benturan pangkal paha Roy di bokongnya. Kedua payudaranya tampak berayun-ayun.

Kali ini, kesadaran membuat Maesaroh tak mampu menikmati lagi persetubuhan itu. Pen1s Roy kini terasa bagai sebatang kayu yang menyakiti bagian tubuhnya yang paling sensitif. Apalagi, Roy juga melakukannya dengan amat kasar.
Tidak terlalu lama, tetapi bagi Maesaroh serasa seharian penuh ia mengalami perkosaan itu. Ibu muda itu menahan bibirnya dari menjerit ketika Roy dari belakang menangkap kedua payudaranya yang berayun, lalu menjadikannya bagai tali kekang kuda. Sambil membetot kedua gumpalan daging kenyal itu, Roy menghentak-hentakkan Pen1snya sejauh mungkin ke dalam vagina Maesaroh.
Maesaroh merasakan payudaranya luar biasa ngilu. Sementara vaginanya pun terasa amat pedih.... Ibu muda itu merintih dan mengerang sepanjang perkosaan brutal itu. Rintihannya terdengar memilukan saat Roy berejakulasi di dalam vaginanya. Semburan cairan kental dan hangat dari Pen1s Roy terasa bagai cairan cuka yang disiramkan ke atas luka.

Roy mencampakkan begitu saja tubuh Maesaroh ke lantai setelah tetes terakhir spermanya ditumpahkan ke rahim perempuan malang itu. Maesaroh berbaring menekuk tubuhnya di lantai rumahnya sendiri. Dari belakang terlihat cairan putih kental menetes di sela-sela bibir vaginanya. Maesaroh terisak-isak....

Tiba-tiba Rony mendekati Maesaroh dan menendang bokongnya. "Bangun ! Cepet bersihin memek lu..... gue juga pengen !" katanya.

Maesaroh sebetulnya enggan bangkit. Tapi ia akhirnya beringsut juga setelah Rony menyentuh bibir vaginanya dengan jempol kakinya.

Susah payah perempuan berhidung mancung itu bangkit. Diulurnya panjangnya hingga menutupi kemaluannya.

"Ngapain pake ditutup segala ? Ditutup juga orang tetap ngebayangin memekmu..." kata Roy sambil menjamah pangkal paha Maesaroh.
Perempuan itu mencoba mengelak. Tapi Roy malah menampar bokongnya.
"Biarin aja Roy, ntar juga dia buka lagi itu memek," timpal Rony.
Kedua lelaki itu terkekeh-kekeh. Maesaroh tertatih-tatih menuju kamar mandi. Sebentar kemudian terdengar suara air berkecipak. Pasti itu suara air yang disiramkan ke vaginanya.

Memang Maesaroh berupaya membersihkan sperma yang tertumpah ke dalam vaginanya. Dua jarinya ia masukkan sejauh-jauhnya ke dalam vaginanya, berupaya mengeluarkan cairan putih kental. Bergayung-gayung air ia siramkan ke vaginanya.

Maesaroh sadar, setelah keluar dari kamar mandi ia masih harus melayani satu lelaki bejat lagi. Tapi ia merasa tak sanggup untuk membiarkan sperma lelaki sebelumnya berlama-lama melekat di tubuhnya.

Di kamar mandi tergantung sehelai jubah dari kain batik tipis. Biasanya baju itu dipakai Maesaroh hanya untuk di dalam rumah. Diambilnya pakaian itu dan dikenakannya. Bagaimanapun, dia merasa lebih nyaman dengan pakaian itu daripada tanpa bra dan cd.

Dengan tegang, Maesaroh keluar kamar mandi dan menuju kamar tamu.
"Wah.... sudah pake baju. Nggak apa-apa deh. Aku tetep nafsu. Malah lebih nafsu sama perempuan yang berjubah daripada sama perek sarkem," kata Rony. "Lo nggak usah buka baju....yang penting memek lu tetep bisa gue masukin kontol gue ," lanjutnya sambil melepas celananya lalu berbaring di karpet.

Rony kemudian mengarahkan agar Maesaroh mengangkangi perutnya, menghadap ke arah kaki. Tanpa banyak cakap, Maesaroh menurut. Dia mulai sadar, kalau melawan berarti dia akan mendapat perlakuan kasar.

Roy duduk santai di sofa, menonton aksi temannya mempermalukan perempuan alim itu. Di bawah, Rony mengintip lewat bawah jubah Maesaroh. Pemandangan yang super langka. Dari bawah ia bisa melihat bongkahan pantat Maesaroh, vaginanya hingga sepasang payudaranya.

Rony kemudian mengarahkan Maesaroh untuk merangkak di atas tubuhnya. Kepalanya masuk ke bawah jubah perempuan itu. "Emut kontol gue !" perintahnya.
Tanpa banyak tanya, Maesaroh mulai menyentuh Pen1s Rony yang lunglai. Ia baru mulai mencium kepala Pen1s Rony ketika merasakan bibir vaginanya disentuh jemari lelaki itu. Maesaroh mulai mengulum Pen1s Rony. Perlahan Pen1s yang lunglai itu mengeras. Maesaroh sendiri mulai terangsang karena sentuhan jari Rony di klitorisnya. Kini, dua jari Rony malah mulai mengaduk-aduk vaginanya.
"Eunghhhh.... mmfffhhhh..." Tiba-tiba Maesaroh mengerang. Sebabnya, Rony merangkul pinggulnya dan menarik ke arah wajahnya. Akibatnya, vagina Maesaroh menempel ketat di bibir Rony yang langsung melumatnya.....

Pen1s Rony sudah menegang penuh. Itu membuat Maesaroh kesulitan bernafas. Ditambah lagi, hisapan Rony pada klitorisnya dan juluran lidah Rony ke dalam liang vaginanya membuat nafas Maesaroh makin memburu. Roy tidak diam saja melihat adegan itu. Dipeganginya bagian belakang kepala Maesaroh yang terbungkus j1lbab.
"Terus isep-isep..." katanya sambil memilin puting kiri Maesaroh.
Maesaroh terus mengerang-ngerang. Sebagian besar karena rangsangan hebat di vaginanya. Dia nyaris tak peduli lagi bahwa bagian tubuhnya yang paling privat saat ini tengah dijilati lelaki tetangganya dan satu lagi lelaki sedang bermain-main dengan payudaranya. Dia bahkan mulai mengangankan batang Pen1s yang keras segera menjolok lubang vaginanya.....

Tiba-tiba Maesaroh melepaskan kulumannya dan dari mulutnya keluar desahan seperti seorang perempuan yang hampir mencapai orgasme. Roy mengangkat dagu dagu Maesaroh.
"Ayo... nggak usah malu-malu. Masukin kontol dia ke memekmu," katanya.
"Iya Mbak.... memek Mbak udah basah banget nih," timpal Rony.
Antara malu dan ingin sejenak membuat bingung Maesaroh. Tapi tak urung akhirnya dia bangkit, berbalik menghadap Rony, mengangkanginya dan mengangkat bagian bawah baju panjangnya. Lalu ia berjongkok. Sambil menggigit bibir dan memejamkan mata ia memasukkan Pen1s Rony ke vaginanya.

Roy menyingkap jubah Maesaroh sehingga masuknya batang Pen1s Rony terlihat jelas. Maesaroh menggigit bibirnya. Namun dari mulutnya tetap terdengar suara erangan kenikmatan....

Maesaroh merasakan sensasi luar biasa. Pen1s Rony terasa menyesaki vaginanya. Bahkan ujungnya terasa menekan sampai ke dinding rahim. Sensasi itu membuatnya melambung dan segera ingin menuntaskannya. Akal sehatnya sudah tertutupi oleh nafsu. Tanpa sadar ia menaikturunkan pinggulnya. Makin lama makin cepat. Ia makin tergila-gila saat tangan Rony menyusup ke balik jubahnya dan meremas-remas sepasang payudaranya. ASI yang keluar dari kedua putingnya membasahi bagian muka jubahnya.

Maesaroh terus menggoyang-goyang tubuhnya ke segala arah. Erangannya makin tak terkendali. Ia tak sadar, Roy tengah merekam aksinya dengan kamera HPnya. Ia juga tak peduli saat Roy melepas jubahnya. Hingga kini aksi penuh nafsu seorang ibu muda itu pun terekam HP Roy dengan durasi yang lumayan panjang.
"Arrhh.... mmmmpppfff..... eungghhhh...." Maesaroh merintih, mendesah dan mengerang panjang saat orgasme menerpanya. Tubuhnya melengkung ke belakang, ke kanan dan kiri. Lalu ambruk di atas perut Rony.

Nafasnya masih tersengal-sengal, ketika Rony tiba-tiba menelentangkan tubuhnya. Pen1snya masih menancap di vagina Maesaroh. Diletakkannya kedua kaki perempuan itu ke atas bahunya. Tubuh Maesaroh kini tertekuk di bawah tekanan Rony. Kedua tangan lelaki itu mencengkeram sepasang payudara Maesaroh sampai ke pangkalnya.

"Dasar gatel !pake jubah tapi memeknya gatel.... Makan nih, Konntoll gue !!!" bentak Rony sambil menggenjot dengan kasar. Kedua tangannya membetot-betot payudara Maesaroh.

Selepas diterpa orgasme dahsyat, rasa malu dan bersalah menyiksa Maesaroh. Kini siksaan itu bertambah dengan rasa sakit pada payudara dan vaginanya. Rony makin gila-gilaan menggenjot vagina Maesaroh. Saat itulah Maesaroh menyadari Roy tengah merekam dengan kamera HPnya.

"Aakhh,... ouhhh... jangan.... tolong... jangan direkam....." pintanya. Tentu saja Roy tak peduli.

Tiba-tiba terdengar Rony menggeram. Lelaki itu bergegas bangkit, mengangkangi wajah Maesaroh dan memaksa perempuan itu mengulum Pen1snya. Sambil memegangi bagian belakang kepala Maesaroh Rony akhirnya menumpahkan spermanya ke dalam mulut perempuan berhidung mancung itu.

Maesaroh megap-megap. Ini untuk pertama kalinya dia menelan sperma. Rongga mulutnya dipenuhi cairan kental berbau khas itu. Ketika akhirnya Pen1s Rony ditarik keluar dari mulutnya, Maesaroh terbatuk-batuk. Sperma menyemprot dari mulut ke dadanya.

Dua pemerkosanya berjongkok di dekatnya. Roy memilin putingnya yang pedih.
"Kita masih punya banyak kesempatan ketemu, Mbak Saroh. So, rawat baik-baik tubuhmu, terutama memek dan tetekmu ini.... oke ?"

Kedua lelaki itupun berlalu meninggalkan Maesaroh yang lunglai di lantai. Telanjang dan ternoda..

0 komentar:

Posting Komentar

Tukar Link Otomatis

Page Rank